AC Milan kini tengah was-was lantaran kembali dihantui oleh kejadian yang sama seperti musim lalu; gagal lolos ke Eropa. Sebelumnya, ketika ditukangi oleh Siniša Mihajlović—dan kemudian dilanjutkan oleh Cristian Brocchi—Rossoneri hanya mampu finish di peringkat ke-7 klasemen akhir Serie A—dan gagal menjuarai Coppa Italia.

Di tangan pelatih muda, Vincenzo Montella. Milan dapat dikatakan belum mampu menunjukan jati dirinya sebagai sebuah kesebelasan dengan tradisi juara. Bahkan Ignazio Abate dkk seakan mengalami de javu akan nasibnya yang mirip dengan musim kemarin. Memasuki pekan ke-24 musim kompetisi 2016/2017, posisi mereka di klasemen masih berada di peringkat ke-7. Bahkan musim lalu posisi Milan jauh lebih baik ketimbang yang sekarang. Di tangan Mihajlović, Diavolo berhasil menempati peringkat ke-6.



Sebelum memenangkan laga melawan Bologna dengan skor tipis 1-0 awal Februari 2017 lalu, Milan tercatat sempat mengalami masa krisis lantaran kalah tiga kali beruntun atas lawan-lawannya di Serie A, mulai dari Napoli, Udinese, hingga Sampdoria—yang membuat posisi kesebelasan yang identik dengan warna merah-hitam tersebut terlempar dari posisi ke-5 turun ke-7. Kemenangan atas Bologna pun diraih dengan susah payah lantaran harus bermain dengan 9 orang saja.

Hasil imbang kontra Lazio dengan skor akhir 1-1 pada Selasa (14/02/2017) ini dapat dikatakan adalah sebuah pencapaian yang patut disyukuri. Hal ini lantaran lantaran banyaknya daftar pemain yang absen membela Milan akibat mendapatkan musibah berupa cedera, mulai dari Alessio Romagnoli, Mattia De Sciglio, Luca Antonelli hingga Davide Calabria.

Sebelumnya sudah ada nama Giacomo Bonaventura dan Riccardo Montolivo yang tidak akan lagi membela San Siro hingga akhir musim nanti lantaran cedera yang cukup serius menimpa keduanya. Ini berarti, ada 6 pemain yang mengisi daftar cedera sejauh ini.

Tak hanya itu, Milan juga harus kehilangan pemain sekaliber Gabriel Paletta dan Juraj Kucka saat melawan Lazio minggu lalu lantaran kedua pemain tersebut mendapatkan kartu merah pada saat menghadapi Bologna.

Hal inilah yang membuat Montella harus putar otak dan pada gilirannya memaksa memanggil dua pemain yang berasal dari Primavera, yakni Raul Zucchetti dan Matia El Hilali untuk melengkapi kuota skuad Milan yang nyaris kehilangan separuh kekuatannya saat bertandang ke Markas Lazio yang dikenal cukup angker bagi lawan-lawannya.

Meski tampil dengan skuad yang dapat dikatakan seadanya, terbukti Milan belum habis. Bahkan, mungkin rasa sesal justru hadir dari kubu Lazio. Bertindak sebagai tuan rumah, mereka mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola sebesar 54 %. Tak hanya itu, Dalam catatan statistik yang dilansir Transfermarkt, Lazio melepaskan sebanyak 18 tembakan ke arah Gianluigi Donnarumma, sedangkan Milan hanya 8 kali tembakan.

Hasil imbang membuktikan bahwa Rossoneri bermain lebih efektif, bahkan sang lawan yang saat ini dikategorikan tengah on fire bila menilik dua laga terakhir mampu mencetak 8 gol ke gawang lawan dibuat tidak mampu mengembangkan permainan dihadapan dengan Milan yang menggunakan skuad nomor dua dengan hanya memasukan satu gol saja, itu pun lewat eksekusi penalti yang dilakukan oleh Lucas Biglia pada menit 45 namun dapat dibalas pada menit 84 melalui sepakan Suso.

Meski menurut catatan statistik Montela tak lebih baik dari Mihajlović, namun mantan pelatih Fiorentina tersebut dianggap mampu memaksimalkan kemampuan anak asuhnya di tengah kritik, dana transfer yang terbatas, dan rentetan cedera yang menimpa punggawa Milan ini membuat apa yang dilakukan oleh Montela sejauh ini patut diacungi jempol.

Bila menilik dari dua hasil laga terakhir yang dijalani Milan, bisa kita lihat kesungguhan mereka untuk bangkit demi merajut ambisi meraih tiket Eropa di akhir musim nanti. Masih ada 14 pertandingan yang akan dijalani, itu artinya kesempatan itu masih ada di tangan mereka.