KomodoJoggingAvatar border
TS
KomodoJogging
Cara Menghindari Siklus ‘Gaji-ke-Gaji’

February 24, 2016 / Rahma Soediro

Siklus ‘gaji-ke-gaji’? Apa itu?
Percaya atau tidak, budaya menabung masyarakat Indonesia ternyata masih rendah, lho. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menabung. Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyebutkan, banyak orang berpendapat bahwa menabung bukanlah sebuah keharusan untuk masa depan. Ironisnya, hal tersebut berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tergolong tinggi.

Tak hanya di negara kita, di negara semakmur Amerika Serikat pun, data menyebutkan bahwa 62% penduduknya tidak memiliki simpanan atau tabungan darurat. Sebanyak 47% kepala keluarga juga sama sekali tidak menabung. Sementara 76%-nya menggantungkan beban pengeluaran pada gaji periode berikutnya—mengandalkan siklus ‘gaji-ke-gaji’.

Siklus ‘gaji-ke-gaji’ adalah pemanfaatan upah harian, mingguan, atau bulanan untuk melakukan aktivitas konsumsi tanpa diikuti dengan penyisihan uang untuk kepentingan masa depan.

Coba tanyakan pada diri agan: apakah agan termasuk seseorang yang giat menjalankan siklus ‘gaji-ke-gaji’? Jika iya, inilah saat yang tepat untuk menghentikannya! Terapkan langkah-langkah sederhana berikut ini setiap harinya untuk mengubah kehidupan finansial Agan menjadi lebih baik. Sst… Siap untuk berubah?

Periksa Anggaran dan Pengeluaran Agan Secara Hati-Hati

Jika Agan ingin menghindari atau bahkan menghentikan siklus ‘gaji-ke-gaji’, yang perlu Agan lakukan adalah mempraktikkan hal-hal berikut ini. Pertama, lacak pengeluaran serta evaluasi kemana perginya uang yang Agan miliki dalam jangka waktu tertentu. Apakah ada yang mengejutkan? Agan tentu tahu, kan, berapa nominal uang yang Agan habiskan, dan untuk apa?

Dari situ, eleminasi beberapa pengeluaran atau biaya belanja. Pahamilah bahwa tidak akan cukup bila terus menerus mengikuti kemauan—Agan harus bisa hidup sejauh mungkin dari kemauan Agan. Oleh karena itu, mulailah untuk mengurangi pengeluaran untuk kategori ‘keinginan’ seperti shopping, hiburan, dan makan di luar. Berikan anggaran Agan ruang untuk bernafas, ya.

Sedikit tip, ‘investasikan’ uang Agan ke alternatif pendanaan jangka pendek yang menguntungkan seperti peer-to-peer (P2P) lending. P2P lending adalah aktivitas pinjam meminjam secara online dengan mempertemukan orang yang ingin mengajukan dan memberikan pinjaman melalui sebuah wadah bernama marketplace. Proses yang mudah dan simpel dengan return yang menarik terbukti dapat membuat Agan kaya di masa depan, lho. Cobalah untuk mensimulasikan pendanaan Agan dengan mengunjungi website pionir P2P lending di Indonesia, Investree (www.investree.id).

Jujurlah pada Kemampuan Diri dan Keuangan Agan

Banyak orang berjuang menghadapi tagihan kartu kredit yang menggunung atau pinjaman pendidikan berbunga tinggi. Tidak ada yang bisa menyangkal hal tersebut. Namun, ada kenyataan lain yang harus dihadapi: banyak orang dengan masalah keuangan yang timbul akibat perbuatan mereka sendiri. Sadar atau tidak, tingkat konsumsi yang tak terkendali membuat Agan menghabiskan uang lebih banyak, jauh dari yang Agan butuhkan untuk hidup cukup dan nyaman.

Lantas, bagaimana hidup Agan akan berubah jika Agan berkomitmen untuk hidup lebih baik dengan mengurangi keinginan yang tidak penting? Akankah gaji yang Agan miliki go further jika Agan mau belajar mengurangi pengeluaran? Agan bisa mendapatkan jawabannya setelah mengambil tindakan sekaligus mengamati kebiasaan pengeluaran dan situasi finansial Agan. Hal tersebut dapat membantu Agan memahami bahwa kekayaan materi tidak akan selalu membuat Agan bahagia. Lebih baik, investasikan pada hubungan dan pengalaman hidup Agan.

Berbekal pengetahuan ini, Agan dapat menyetop siklus ‘gaji-ke-gaji’ dengan memperbarui prioritas dan nilai-nilai dalam kehidupan Agan, termasuk hal-hal yang hanya memerlukan pengeluaran secukupnya.

Ambil Manfaat dari Kesempatan Agan

Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu di depan televisi selama 5 jam per hari—jumlah waktu yang menakjubkan untuk hanya dihabiskan dengan duduk dan diam, melekatkan mata pada layar kaca. Saat relaksasi dan bermain (dianggap) sangat dibutuhkan untuk kehidupan yang sehat, sebenarnya, ada hal lain yang dapat dilakukan dalam menyeimbangkan hidup.

Coba Agan tanyakan pada diri sendiri: berapa jumlah TV yang terpasang di rumah Agan? Berapa jumlah mobil yang Agan miliki? Berapa jumlah pasang sepatu dan baju mewah yang memenuhi lemari Agan? Dan… Apa kaitannya dengan siklus ‘gaji-ke-gaji’?

Fakta di atas menunjukkan bahwa kita seringkali menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat bagi kehidupan kita. Bagaimana jika Agan menggunakan waktu menonton televisi 2 hingga 5 jam untuk memonetisasi pengetahuan—mengembangkan alur pemasukan Agan? Atau, bagaimana jika Agan menginvestasikan diri Agan dengan mempelajari sesuatu yang baru? Siapa tahu Agan mendapatkan kenaikan gaji di kantor dengan skillset yang telah diperbarui.

Saat Agan berhenti memikirkannya, kita semua memiliki kesempatan untuk memperbaiki pemahaman terhadap keuangan kita. Semuanya dimulai dengan bertanya kepada diri sendiri tentang uang dan menjawabnya dengan menggunakan pengetahuan tersebut untuk membuat perencanaan demi mencapai tujuan finansial Agan.

Jadi, lemparkan pertanyaan yang sulit pada diri Agan. Tantang norma-norma yang berlaku. Keluar dari zona nyaman dan katakan ‘hai’ pada prioritas Agan. Siapa pun, termasuk Agan, memiliki kekuatan untuk mengubah keuangan pribadi dengan beraksi dan membuat perubahan seperti yang diinginkan. Start now and good luck!
0
76.9K
267
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.