- Beranda
- Berita dan Politik
♥Ini Sorotan Sejumlah Media Asing Terkait Pilkada DKI
...
TS
kodok.nongkrong
♥Ini Sorotan Sejumlah Media Asing Terkait Pilkada DKI
Quote:
Rabu, 15 Feb 2017 | 22:59 WIB | Megapolitan
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Tahun ini ada 101 pemilihan kepala daerah untuk periode 2017-2022 dan merupakan penyelenggaraan serentak yang kedua kalinya pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Namun dari jumlah daerah yang melaksanakan Pilkada 2017 tersebut, hanya Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang menjadi perhatian utama masyarakat, tanpa terkecuali mereka yang sama sekali tidak memiliki hak suara dalam menentukan gubernur dan wakil gubernur untuk periode lima tahun mendatang itu.
Selain sebagai barometer stabilitas keamanan nasional, situasi politik di daerah yang dikenal secara internasional sebagai "J-Town" itu terus bergolak sejak munculnya kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta berstatus petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pilkada Jakarta juga menjadi arena pertarungan terbuka bagi Presiden Jokowi dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama sejak putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, rela menanggalkan posisinya sebagai perwira militer demi memenuhi ambisi sang ayah untuk mencari peluang menjadi kepala daerah.
Meskipun Pilkada Jakarta diikuti tiga pasang kontestan, semua perhatian tertuju pada persaingan sengit antara Ahok yang berpasangan dengan kader tulen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Saiful Hidayat dan Agus yang berpasangan dengan mantan Wali Kota Jakarta Pusat Sylvia Murni dengan pendukung utama Partai Demokrat pimpinan Yudhoyono.
Namun rivalitas kedua kubu tersebut secara tidak langsung juga menguntungkan bagi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai kuda hitam dalam ajang pertarurangn politik lokal lima tahunan itu.
Secara berkala media-media internasional terkemuka mengikuti perkembangan politik di ibu kota yang diperkirakan akan berlanjut hingga Pemilihan Umum 2019.
Mereka juga tidak mau ketinggalan dengan peristiwa-peristiwa politik yang mewarnai Pilkada Jakarta mulai aksi massal pada 4 November 2016, 2 Desember 2016 dan 11 Februari 2017.
Demikian pula dengan pelaksanaan Pilkada Jakarta, hampir semua media global terkemuka turut menyuguhkan laporan sesuai dengan bingkai kepentingan politik di negaranya dan segmentasi pembacanya.
Seperti TIME Magazinedalam versi "online"nya edisi Rabu menurunkan laporan berjudul "Voters Are Going to the Polls in an Election Seen as a Barometer of Indonesian Secularism".
Media yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat itu, dalam laporannya menyebutkan bahwa pemilih Jakarta antre di tempat pemungutan suara untuk memilih gubernur di ibu kota yang calon patahananya menghadapi tuduhan bernuansa agama dan rasial di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia itu.
Dalam berita yang dilengkapi foto dari Kantor Berita AP tentang seorang perempuan berjilbab menunjukkan jari yang baru tercelup tinta usai pencoblosan, TIME juga menyebut Ahok yang beragama Kristen dan beretnis Tionghoa sedang menghadapi persidangan atas pidato yang mendorong pemilih agar tidak tertipu oleh kelompok garis keras dengan mengutip salah satu ayat Al Quran bahwa nonmuslim tidak seharusnya menjadi pemimpin.
Namun pada paragraf berikutnya, TIME menuliskan, demokrasi Indonesia secara konstitusional berdasarkan sekulerisme dan menjamin hak yang sama kepada semua warganya tanpa memandang agama dan etnis tertentu.
Isu Sentimen
Sementara itu, Bloomberg dalam versi "online"nya membuka laporan mengenai Pilkada Jakarta dengan menuliskan bahwa pemilihan gubernur secara luas dapat dilihat sebagai ujian bagi Islam moderat di negara mayoritas muslim terbesar di dunia itu.
Dalam kepala berita berjudul "Jakarta Governor Polls Close as Candidates Await Early Returns" itu, media ternama dari Inggris tersebut menguraikan, meskipun sedang menghadapi proses hukum untuk memastikan Ahok menghina agama Islam, survei terbaru menunjukkan bahwa pasangan calon nomor urut 2 itu masih memimpin perolehan suara dari sekitar tujuh juta pemilih.
Kantor Berita Reuters menurunkan laporan berjudul "Election in Indonesian capital heads for run-off after tense campaign". Dalam terasnya, kantor berita ternama di dunia itu menuliskan, perebutan posisi gubernur di ibu kota Indonesia diperkirakan berlangsung dua putaran yang mempertemukan petahana beragama Kristen dengan seorang muslim mantan Menteri Pendidikan setelah keduanya meraih suara mayoritas.
Pemungutan suara di Jakarta, tulis Reuters, dibayangi oleh ketegangan berunsur agama terkait protes kelompok Islam terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama beretnik Tionghoa dan seruan mereka agar memilih pemimpin beragama Islam.
Reuters juga menyebutkan bahwa Ahok didukung oleh partai yang mengantarkan Jokowi menduduki jabatan Presiden, sedangkan Anis didukung jenderal purnawirawan Prabowo Subianto yang berjanji kembali ke panggung perpolitikan nasional setelah kalah dari Jokowi pada Pemilu Presiden 2014.
Dua Putaran
The Guardian membuat laporan berjudul "Battle for Indonesia's largest city: all you need to know about elections in Jakarta". Media dari Inggris itu mengajak pembacanya agar mengetahui apa yang terjadi di Jakarta pada saat ini.
Pada akhir laporannya, The Guardian menulis bahwa salah satu dari tiga kandidat harus mendapatkan 50 persen suara untuk menjadi pemenang dengan mengutip opini para pengamat bahwa hal itu tidak mungkin sehingga pilkada pun harus digelar dalam dua putaran.
Kualalumpur.net dalam laporan bahasa Inggris berjudul "Indonesians vote in local polls after bitter fight to run Jakarta" menuliskan bahwa kecaman, intrik politik dan meningkatnya sentimen Islam garis keras telah membayangi kampanye di Jakarta dengan mengangkat pertanyaan tentang peran agama dalam politik.
Media yang berkantor pusat di ibu kota Malaysia itu menyebutkan bahwa Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, namun tetap melestarikan keragaman agama dalam sistem sekuler.
Demikian juga Aljazeera pada versi "online"nya menuliskan bahwa Ahok tetap mendapatkan kebebasan untuk bertarung, meskipun dua kali protes besar-besaran oleh Islam konservatif dan menghadapi dakwaan atas penistaan agama.
Media yang bermarkas di Doha, Qatar, itu dalam laporannya berjudul "Polls open in heated vote for Jakarta's next governor" melengkapinya dengan foto seorang muslimah memasukkan surat suara yang baru dicoblosnya ke kotak suara di salah satu TPS di Jakarta.
Hampir semua media terkemuka di dunia itu membingkai Pilkada Jakarta dalam isu sentimen keagamaaan, meskipun mereka mengakui bahwa sistem politik di Indonesia tidak berlandaskan ajaran agama Islam yang paling banyak dianut oleh mayoritas penduduk.
Tak ketinggalan pula dengan ABC News dari Australia yang mengetengahkan laporan bahwa Ahok melawan dua kandidat muslim; Agus Yudhoyono, mantan tentara sekaligus anak pertama dari mantan Presiden Yudhoyono dan Anies Baswedan, mantan menteri di pemerintahan Jokowi-Kalla.
Bahkan beberapa di antara media berjaringan global tersebut itu juga membumbui laporannya dengan pengakuan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar yang merasa dikriminalisasi oleh mantan Presiden Yudhoyono.
Walau begitu, Skynews, yang juga sama-sama dari Australia membuat laporan yang agak berbeda dengan menurunkan hasil wawancara dengan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian yang menyebutkan bahwa lebih dari 200 ribu personel TNI/Polri dikerahkan untuk mengamankan pemungutan suara di 101 daerah.
Dalam versi "online", Skynews mengutip pernyataan Kapolri yang mengingatkan masyarakat agar menghindari fitnah dari calon lain dan tidak memancing di air keruh.
Editor : Farida Denura
Sumber : Antara
http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/55784/ini.sorotan.sejumlah.media.asing.terkait.pilkada.dki
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Tahun ini ada 101 pemilihan kepala daerah untuk periode 2017-2022 dan merupakan penyelenggaraan serentak yang kedua kalinya pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Namun dari jumlah daerah yang melaksanakan Pilkada 2017 tersebut, hanya Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang menjadi perhatian utama masyarakat, tanpa terkecuali mereka yang sama sekali tidak memiliki hak suara dalam menentukan gubernur dan wakil gubernur untuk periode lima tahun mendatang itu.
Selain sebagai barometer stabilitas keamanan nasional, situasi politik di daerah yang dikenal secara internasional sebagai "J-Town" itu terus bergolak sejak munculnya kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta berstatus petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pilkada Jakarta juga menjadi arena pertarungan terbuka bagi Presiden Jokowi dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama sejak putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, rela menanggalkan posisinya sebagai perwira militer demi memenuhi ambisi sang ayah untuk mencari peluang menjadi kepala daerah.
Meskipun Pilkada Jakarta diikuti tiga pasang kontestan, semua perhatian tertuju pada persaingan sengit antara Ahok yang berpasangan dengan kader tulen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Djarot Saiful Hidayat dan Agus yang berpasangan dengan mantan Wali Kota Jakarta Pusat Sylvia Murni dengan pendukung utama Partai Demokrat pimpinan Yudhoyono.
Namun rivalitas kedua kubu tersebut secara tidak langsung juga menguntungkan bagi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai kuda hitam dalam ajang pertarurangn politik lokal lima tahunan itu.
Secara berkala media-media internasional terkemuka mengikuti perkembangan politik di ibu kota yang diperkirakan akan berlanjut hingga Pemilihan Umum 2019.
Mereka juga tidak mau ketinggalan dengan peristiwa-peristiwa politik yang mewarnai Pilkada Jakarta mulai aksi massal pada 4 November 2016, 2 Desember 2016 dan 11 Februari 2017.
Demikian pula dengan pelaksanaan Pilkada Jakarta, hampir semua media global terkemuka turut menyuguhkan laporan sesuai dengan bingkai kepentingan politik di negaranya dan segmentasi pembacanya.
Seperti TIME Magazinedalam versi "online"nya edisi Rabu menurunkan laporan berjudul "Voters Are Going to the Polls in an Election Seen as a Barometer of Indonesian Secularism".
Media yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat itu, dalam laporannya menyebutkan bahwa pemilih Jakarta antre di tempat pemungutan suara untuk memilih gubernur di ibu kota yang calon patahananya menghadapi tuduhan bernuansa agama dan rasial di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia itu.
Dalam berita yang dilengkapi foto dari Kantor Berita AP tentang seorang perempuan berjilbab menunjukkan jari yang baru tercelup tinta usai pencoblosan, TIME juga menyebut Ahok yang beragama Kristen dan beretnis Tionghoa sedang menghadapi persidangan atas pidato yang mendorong pemilih agar tidak tertipu oleh kelompok garis keras dengan mengutip salah satu ayat Al Quran bahwa nonmuslim tidak seharusnya menjadi pemimpin.
Namun pada paragraf berikutnya, TIME menuliskan, demokrasi Indonesia secara konstitusional berdasarkan sekulerisme dan menjamin hak yang sama kepada semua warganya tanpa memandang agama dan etnis tertentu.
Isu Sentimen
Sementara itu, Bloomberg dalam versi "online"nya membuka laporan mengenai Pilkada Jakarta dengan menuliskan bahwa pemilihan gubernur secara luas dapat dilihat sebagai ujian bagi Islam moderat di negara mayoritas muslim terbesar di dunia itu.
Dalam kepala berita berjudul "Jakarta Governor Polls Close as Candidates Await Early Returns" itu, media ternama dari Inggris tersebut menguraikan, meskipun sedang menghadapi proses hukum untuk memastikan Ahok menghina agama Islam, survei terbaru menunjukkan bahwa pasangan calon nomor urut 2 itu masih memimpin perolehan suara dari sekitar tujuh juta pemilih.
Kantor Berita Reuters menurunkan laporan berjudul "Election in Indonesian capital heads for run-off after tense campaign". Dalam terasnya, kantor berita ternama di dunia itu menuliskan, perebutan posisi gubernur di ibu kota Indonesia diperkirakan berlangsung dua putaran yang mempertemukan petahana beragama Kristen dengan seorang muslim mantan Menteri Pendidikan setelah keduanya meraih suara mayoritas.
Pemungutan suara di Jakarta, tulis Reuters, dibayangi oleh ketegangan berunsur agama terkait protes kelompok Islam terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama beretnik Tionghoa dan seruan mereka agar memilih pemimpin beragama Islam.
Reuters juga menyebutkan bahwa Ahok didukung oleh partai yang mengantarkan Jokowi menduduki jabatan Presiden, sedangkan Anis didukung jenderal purnawirawan Prabowo Subianto yang berjanji kembali ke panggung perpolitikan nasional setelah kalah dari Jokowi pada Pemilu Presiden 2014.
Dua Putaran
The Guardian membuat laporan berjudul "Battle for Indonesia's largest city: all you need to know about elections in Jakarta". Media dari Inggris itu mengajak pembacanya agar mengetahui apa yang terjadi di Jakarta pada saat ini.
Pada akhir laporannya, The Guardian menulis bahwa salah satu dari tiga kandidat harus mendapatkan 50 persen suara untuk menjadi pemenang dengan mengutip opini para pengamat bahwa hal itu tidak mungkin sehingga pilkada pun harus digelar dalam dua putaran.
Kualalumpur.net dalam laporan bahasa Inggris berjudul "Indonesians vote in local polls after bitter fight to run Jakarta" menuliskan bahwa kecaman, intrik politik dan meningkatnya sentimen Islam garis keras telah membayangi kampanye di Jakarta dengan mengangkat pertanyaan tentang peran agama dalam politik.
Media yang berkantor pusat di ibu kota Malaysia itu menyebutkan bahwa Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, namun tetap melestarikan keragaman agama dalam sistem sekuler.
Demikian juga Aljazeera pada versi "online"nya menuliskan bahwa Ahok tetap mendapatkan kebebasan untuk bertarung, meskipun dua kali protes besar-besaran oleh Islam konservatif dan menghadapi dakwaan atas penistaan agama.
Media yang bermarkas di Doha, Qatar, itu dalam laporannya berjudul "Polls open in heated vote for Jakarta's next governor" melengkapinya dengan foto seorang muslimah memasukkan surat suara yang baru dicoblosnya ke kotak suara di salah satu TPS di Jakarta.
Hampir semua media terkemuka di dunia itu membingkai Pilkada Jakarta dalam isu sentimen keagamaaan, meskipun mereka mengakui bahwa sistem politik di Indonesia tidak berlandaskan ajaran agama Islam yang paling banyak dianut oleh mayoritas penduduk.
Tak ketinggalan pula dengan ABC News dari Australia yang mengetengahkan laporan bahwa Ahok melawan dua kandidat muslim; Agus Yudhoyono, mantan tentara sekaligus anak pertama dari mantan Presiden Yudhoyono dan Anies Baswedan, mantan menteri di pemerintahan Jokowi-Kalla.
Bahkan beberapa di antara media berjaringan global tersebut itu juga membumbui laporannya dengan pengakuan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar yang merasa dikriminalisasi oleh mantan Presiden Yudhoyono.
Walau begitu, Skynews, yang juga sama-sama dari Australia membuat laporan yang agak berbeda dengan menurunkan hasil wawancara dengan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian yang menyebutkan bahwa lebih dari 200 ribu personel TNI/Polri dikerahkan untuk mengamankan pemungutan suara di 101 daerah.
Dalam versi "online", Skynews mengutip pernyataan Kapolri yang mengingatkan masyarakat agar menghindari fitnah dari calon lain dan tidak memancing di air keruh.
Editor : Farida Denura
Sumber : Antara
http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/55784/ini.sorotan.sejumlah.media.asing.terkait.pilkada.dki
Jakarta memang sexy
Tapi pedes.....
tien212700 memberi reputasi
1
5.1K
Kutip
47
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
676.5KThread•46.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya