Pada abad ke-4 sebelum masehi, bangsa romawi kuno mengadakan pesta rutin yang disebut Lupercalia tepat pada 15 Februari.

Pada pesta ini dipasangkan pria dan wanita selama satu tahun dengan cara dicomblangkan secara acak, oleh karenanya banyak pasangan yang menikah usai pesta ini. Tapi sayangnya, penguasa saat itu Claudius II melarang pernikahan karena semakin banyak pria yang menikah maka akan semakin sedikit yang turut berpartisipasi dalam perang.

Hingga akhirnya datang seorang pendeta bernama Valentine yang secara diam-diam menikahkan pasangan hingga akhirnya ketahuan dan dihukum mati pada 14 Februari. Singkat cerita,pada 1840 sejarah mencatat ini adalah kali pertama cokelat disantap dengan cara dimakan.

Tahun sebelumnya cokelat disantap dalam bentuk minuman. Para ahli kimia Belgia bekerja siang dan malam untuk menggabungkan kakao dengan gula dan mentega sehingga mendapatkan tekstur yang padat dan bisa dicetak.

Cokelat kemudian dikaitkan dengan cinta, salah satu alasannya karena cokelat mengandung zat phenylethylamine yang merupakan bahan alami yang diproduksi otak ketika sedang jatuh cinta. Jadi cokelat bisa dikatakan sebagai hadiah yang membuat bahagia.

Cokelat yang dianggap sebagai afrodisiak berkembang cepat di Eropa. Hingga pada masa perkembangannya, pada 1800, Cadbury Brothers mendirikan toko di Inggris dan menjual cokelat untuk memenuhi keinginan warga. Barulah pada tahun 1861,Richard Cadbury menciptakan cokelat pertama berbentuk hati di Hari Valentine. Dengan demikian, mulailah menyebar perpaduan cokelat dan Hari Valentine. Saat itu sebuah tradisi baru dimulai.