Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

PutraKucinkAvatar border
TS
PutraKucink
Otak Pemerkosaan dan Penyulut Organ Vital dengan Bara Rokok



Mulai dari 2 Buron Serahkan Diri hingga Otak Pemerkosaan dan Penyulut Organ Vital dengan Bara Rokok

Tribun Medan / Royandi
Dua tersangka pemerkosa SR yang jadi buronan menyerahkan diri, Rabu (11/1/2017). Keduanya digiring saat tiba di Mapolres Siantar, Rabu (11/1/2017). (Tribun Medan / Royandi)

PERKEMBANGAN teranyar dari tragedi biadab pemerkosaan dan penganiayaan gadis remaja SR kian benderang. Dua dari lima buron menyerahkan diri dan diantarkan orangtuanya. Sebelumnya tiga pelaku sudah diciduk kepolisian.

SR, gadis remaja berusia 15 tahun yang semestinya riang gembira belajar dan meniti masa depannya, mengalami traumatik hebat. Betapa tidak, SR dirudapaksa sesama pelajar SMA dan juga mahasiswa. Ia tak hanya dirudapaksa beramai-ramai tetapi juga disundut bara api pada paha dan organ vitalnya.

Tribun-Medan.com berupaya mengabarkan perkembangan proses hukum para pelaku bejat ini sehingga kejadian serupa dapat diantisipasi agar tidak terulang kembali. Atensi pembaca (publik) juga tinggi atas perkembangan kasus ini. Berikut Tribun-Medan.com menyuguhkan sari beritanya.

Setelah daftar buron (DPO) lima tersangka pemerkosa beramai-ramai disebarkan polisi, dua buron mendadak menyerahkan diri.
Keduanya adalah Parianto Sirait alias Oo (17) dan Priono Pasaribu alias Apek (19). Uniknya, kedua pelaku pemerkosa ini diantar oleh orangtuanya pada Rabu (11/1/2017). Sebelumnya tiga pelaku sudah berhasil ditangkap yakni RIS (20), JS (20) dan Ag (15) pada Rabu (28/12/2016)



Oo, pria pemerkosa SR berstatus penganggura. Pria ini beralamat di Jalan Rakutta Sembiring simpang lorong 5 Kecamatan Siantar Utara, Pematangsiantar.



Appek, pemerkosa berstatus pelajar kelas III SMK Melati.

Oo dan Appek menyerahkan diri setelah menjadi buronan dari tragedi biadab atas gadis remaja SR kurun tiga pekan.

"Keduanya lari ke Riau. Si Apek di Bagan Batu. Si Oo di Pekanbaru. Selama tiga minggu mereka tinggal dirumah keluarganya," demikian Aiptu Malon Siagian, Kanit PPA Mapolres Pematangsiantar mengatakan pada Rabu (11/1/2016) petang.

Malon menuturkan diserahkannya kedua orang ini oleh orang tuanya setelah pihak Mapolres Pematangsiantar membujuk kedua pihak orangtua tersebut untuk menyerahkan anaknya karena statusnya sudah buron alias DPO.

"Kami langsung temui orangtuanya kemarin setelah keluar daftar DPO. Kami minta supaya mereka menyerahkan anaknya. Kemudian masing-masing orangtua pelaku meminta keduanya kembali, dan hari ini diserahkan pada kami," ujarnya.


Dalang Perencanaan Pemerkosaan

Orang tua Parianto Sirait alias Oo salah seorang tersangka pemerkosa beramai-ramai gadis berusia 15 tahun asal Pematagsiantar, SR mengatakan bahwa otak dari perbuatan bejat ini adalah Sahat Siahaan (19).



Sahat Siahaan, pelajar kelas X, tinggal di Lorong V kanan Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar.

"Anak saya bilang sama saya, kalau yang merencanakan ini semua adalah si Sahat. Sahat yang menjemput dan mengantar pulang si cewek itu," ujar Boru Rajagukguk di Mapolres Pematagsiantar saat mengantarkan anaknya ke Mapolres Pematangsiantar, Rabu (11/1/2017)

Ibu dari Parianto Sirait ini mengatakan anaknya bercerita kepadanya bahwa anaknya tersebut tidak ada melakukan tindakan pencabulan terhadap SR.
"Anakku ini hanya ikut jaga pintu. Ngak ikut dia gitu-gitu," ujarnya.

Kanit PPA Pematangsiantar, Aiptu Malon Siagian mengatakan hasil dari pemeriksaan mereka kepada kedua tersangka yang menyerahkan diri bahwa Parianto Sirait tidaklah ikut melakukan tindakan pencabulan.
"Kalau pengakunya, si Parianto ini cuma memegang payudara si korban," ujarnya.

Sementara tersangka lainnya yang menyerahkan diri bersama Parianto Sirait, Priono Pasaribu alias Apek menurut Malon mengakui bahwa ikut melakukan tindakan pencabulan kepada SR. "Si Prino mengaku ikut mencabuli," ujarnya.

Polres Pematangsiantar sudah menangkap lima orang dari delapan tersangka yang memerkosa SR secara beramai-ramai.

Kelima orang yang sudah ditangkap ini adalah Parianto Sirait (17), Priono Sirait (18), Ag (15), Josua Simanjutak (20), dan Roy Immanuel Situmorang (20).



Johan Manik, mahasiswa pemerkosa SR beralamat di Siabtubatu, Kota Pematangsiantar.

Sementara yang masih buron adalah Johan Manik (21) Mahasiswa, alamat Sibatu-batu, Kota Pematangsiantar, adapun ciri-cirinya yaitu tinggi 165 cm, rambut ikal berjambang, kulit sawo matang,




Mikael Sinaga (19) Alamat Jalan Kemiri, Siantar Utara Kota Pematangsiantar, adapun ciri-ciriinya yaitu tinggi 155 cm, rambut ikal sebahu, kulit sawo matang dan Sahat Siahaan (19) Pelajar Kelas X SMA N 2 Pematangsiantar, alamat Lorong 5 Kanan, Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar, adapun ciri-cirinya yaitu tinggi 160 cm, rambut ikal, berkumis, kulit hitam manis.

"Ketiga orang yang masih buron ini sudah kami tahu keberadaanya. Tinggal ambilnya kami. Cuma kami berharap orang tuanya segeralah mengantar anaknya ke Polisi," ujar Aiptu Malon Siagian.
Sebelumnya menurut pengakuan SR bahwa pelaku yang merudapaksanya ada yang dia kenal. Kemudian salah seorang yang dikenal oleh SR, yaitu AG (15) menceritakan kepada polisi bahwa ada delapan pelaku tindakan bejat tersebut.

Dipecat Pihak Sekolah

Dua pelaku pemerkosa gadis remaja berusia 15 Tahun asal Siantar berinisial SR yang masih berstatus pelajar yaitu Ag (15) dan Sahat Siahaan (19) akan dipecat dari sekolahnya.

"Keduanya tidak bisa sekolah di sini lagi, karena yang bersangkutan sudah mencoreng nama baik sekolah," ujar Kepala Sekolah Hasbiansyah Sinaga, saat berbincang di kantornya, Rabu (11/1/2017).

Hasbiansyah menuturkan mereka akan memanggil kedua orangtua dari tersangka pelaku pemerkosaan tersebut untuk membicarakan masa depan kedua anak ini.

"Kami panggil dahulu orangtua anak-anak ini. Kami mau kembalikan dulu keduanya ke orangtuanya. Kami akan berikan surat pindah, mana tahu keduanya mau bersekolah di luar lagi," ujarnya.
Kepala sekolah berambut ikal ini menyampaikan mereka terkejut sekali mendengar peristiwa yang melibatkan siswanya ini.

Dari kedua tersangka ini, kata Hasbiansyah belum bisa mereka kenal perangainya sehari-hari karena masih enam bulan bersekolah di sekolah tersebut.
"Belum saya kenal dekat keduanya. Sejauh ini keduanya tidak pernah dipanggil guru BP. Malah yang keliatan nakal-nakalnya yang lebih terkontrol sekarang," ujarnya.


Rentetan Kejadian Tragedi Biadab

Sesekali korban terbangun, kemudian pingsan lagi. Setelah terbangun pandangan hanya tertuju ke asbes kamar.

Itulah kondisi SR, pelajar berusia 15 tahun yang mengalami tindakan rudapaksaan dan penganiayaan dari delapan orang.

SR juga kerap kali berteriak dan minta tolong ketika pihak keluarga mengajaknya berbicara dan ditanyai tentang kejadian yang menimpa dirinya terutama setiap kali ditanya siapa yang melakukan tidakan tersebut kepadanya.

Ayah angkat SR, Hamdan saat menceritakan hal yang dialami SR mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Minggu (25/12/2016) dini hari di Gedung SMP N 7 Pematangsiantar.

Ini diceritakan SR langsung setelah dijemput dari rumah orangtua kandungnya di Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun pada Sabtu (24/12) malam.

Hamdan mengatakan, awalnya mereka hanya mengetahui bahwa SR tidak pulang kerumah pada Sabtu malam.
Sehingga mereka melakukan pencarian dengan menanyakan kepada teman-teman dekat SR. Namun usaha ini sia-sia.



SR (15) terbaring lemas di rumahnya orangtua angkatnya, Senin (26/12/2016).
Saat meninggalkan rumah orangtuanya, kata Hamdan, SR dijemput oleh teman sekolahnya bernama SS (15) dan AG (15) dan kembali diantarkan pada Minggu siang ke simpang rumah orangtua kandung SR.

"Awalnya sama kami dibilang si SR nggak pulang ke rumah. Kami carilah, gak ketemu. Cuma siangnya SR kembali ke rumah dalam keadaan linglung dan lemas," ujarnya

Melihat keadaan SR yang linglung mereka pun menanyakan apa yang terjadi kepada anaknya.
Kemudian anaknya menjawab bahwa dirinya mendapat rudapaksaan dan penganiayaan dari delapan orang.

"Ada delapan orang yang ngerjain anak saya ini. Ada teman sekolahnya. Cuma lain kelas. Ada dua orang yang dia kenal. Ada yang mahasiswa juga katanya. Anak kami ini disebut dirudapaksa di dua ruangan. Satu kali di ruangan kelas. Satu lagi di ruangan yang seperti kantin," ujarnya.

Setelah mendengarkan cerita anaknya, Hamdan melaprokan kejadian tersebut ke Mapolres Pematangsiantar.(*)

Sumur

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kejahatan ini masih tergolong bukan apa apa dibanding prestasi rino efendi, remaja asal sumut, yang merudapaksa cewe chinese umur 15 tahun dan kemudian membakar hidup" cewek tsb bersama seluruh keluarga nya di batam

https://wn.com/Usai_Bunuh_Korban,_Ri...Bakar_Rumahnya

Ingat kriminal, Ingat preman, Ingat ormas, Ingat medan, bung emoticon-thumbsup
0
4.6K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.