Buat yg muslim, renungkanlah, umur produktif kita di dunia ini paling hanya sampe umur 60-an, selebihnya tinggal menikmati hari tua menunggu ajal. Apa yang kita cari di dunia ini selain bekal untuk kehidupan yang lebih kekal ? Kenapa kita berani mengambil resiko melanggar perintah Al-Qur'an dengan memilih pemimpin non muslim demi kehidupan dunia yang hanya sebentar ini ?

Di daerah dan negara manapun, sangat wajar warga memilih pemimpinnya sesuai dengan agama mayoritas, lihat aja negara2 besar seperti Amerika, mereka ga mungkin pilih pemimpin yg beragama non kristiani. Begitu juga Bali, Manado dan Papua ....

Jangan samakan dengan pemimpin perusahaan atau instansi ya, karena pemimpin perusahaan dan instansi, karyawannya tidak memiliki hak memilih pemimpin di perusahannya.

Saya yakin, orang non muslim di DKI pasti kompak pilih cagub non muslim.
mestinya orang muslim di DKI juga kompak pilih cagub muslim. Toh sudah tersedia cagub mumpuni Professor Anis Baswedan, Ph.D. pemegang rekor rektor termuda di indonesia (usia 38 tahun sudah jadi rektor), pernah jadi panelis debat calon presiden tahun 2009.
Yang kami khawatirkan bukan orang non muslim menjadi gubernur, tetapi apabila orang non muslim tersebut semakin populer terus menerus dipoles media dan akhirnya menjadi presiden.

Saya tidak heran lagi dengan si penista, karena sudah berkali-kali terbukti tak ada rasa penyesalannya. Yang membebani pemikiran saya adalah mereka yang masih membasuh wajahnya dengan wudhu, masih mengangkat tangannya dengan bertakbir, dan masih bersaksi atas Allah dan Rasul-Nya dalam setiap shalatnya, namun masih juga membela orang yang mengolok-olok agamanya?

Sudah tak mampu lagikah kalian membayangkan panasnya neraka? Ataukah neraka hendak kalian jadikan olok-olokan pula? Ya Allah, saksikanlah...!