Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chayankuAvatar border
TS
chayanku
SBY Jadi Korban Invisible Group Karena Terlalu Aktif di Media Sosial
SBY Jadi Korban Invisible Group Karena Terlalu Aktif di Media Sosial
Rabu, 8 Februari 2017 19:28 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketum Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menjadi korban kelompok penyebar fitnah di media sosial atau invisible group.

Hal itu terjadi karena SBY sering menjadi sasaran kritik, cibiran dan umpatan karena memang kerap mengemukakan pandangannya di media sosial.

Dengan demikian menurut Peneliti Indonesia Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar, kritik dan lain sebagainya dari nitizen merupakan konsekuensi yang tidak terelakan ketika aktif di media sosial.

"SBY sering dikritik karena ia kerap mengemukakan pandangannya di media sosial. Menurut saya, hal itu merupakan konsekuensi yang tidak terelekan dirinya yang terlalu aktif di media sosial," ujar Erwin Natosmal kepada Tribunnews.com, Rabu (8/2/2017).

Selain itu Erwin Natosmal juga mengingatkan bukan hanya SBY yang diserang oleh nitizen di Media sosial.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menjadi korban kritikan dan umpatan para nitizen.

"Masalahnya, kan tidak hanya SBY yg jadi korban. Presiden Jokowi pun kerap jadi korban," tegas Erwin Natosmal.
Oleh karena itu, selain mengimbau pihak lain untuk berhenti memproduksi hoax, menurutnya, SBY juga harus meminta para pendukungnya untuk melakukan hal yang sama.

"Sehingga tidak terkesan hanya SBY yang menjadi korban. Tapi banyak orang juga yang mengalami hal yang sama," katanya.

Dalam pidatonya, SBY juga menyoroti soal kebijakan ekonomi pemerintah Presiden Joko Widodo. Presiden RI ke-6 itu mengingatkan agar pembangunan jangan hanya mementingkan fisik semata, dalam hal ini investasi infrastruktur.

"Ya pemerintah harus bangun infrastruktur karena itu kita ketinggalan selama satu dekade ini. Apa yang dilakukan Jokowi termasuk menghidupkan kembali infrastruktur-infrastruktur yang mangkrak dari periode-periode sebelumnya. Kalau tidak, ini akan jadi besi tua," ucap Andreas.

Sebelumnya SBY menyoroti soal liarnya informasi di media sosial saat memberikan pidato politik dalam acara rapimnas partainya. SBY menyebut kerap menjadi korban di medsos.

"Saya adalah salah satu korban dari invisible group yang bekerja bagaikan mesin penghancur. Kata-kata yang digunakan tidak perlu saya utarakan, karena bisa merusak jiwa yang mendengarnya," kata SBY di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2).

Menurut SBY, medsos kini sudah sesak oleh caci-maki. Kesantunan tak ada lagi, sehingga diibaratkan oleh SBY, etika di medsos sudah masuk museum sejarah yang sepi pengunjung.

"Banyak pihak yang tidak bersalah, innocent, ikut menjadi korban. Kita sedih karena medsos yang seharusnya ikut mencerdaskan bangsa didominasi kalangan tidak beradab, uncivilized," ujarnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...i-media-sosial


Soal Medsos, SBY: Saya Adalah Korban Invisible Group
Selasa 07 Feb 2017, 20:36 WIB

Jakarta - Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bicara soal liarnya informasi di media sosial saat memberikan pidato politik di acara rapimnas partainya. SBY menyebut dia kerap menjadi korban di medsos.

"Saya adalah salah satu korban dari invisible group yang bekerja bagaikan mesin penghancur. Kata-kata yang digunakan tidak perlu saya utarakan, karena bisa merusak jiwa yang mendengarnya," kata SBY di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Menurut SBY, medsos kini sudah sesak dengan caci maki. Kesantunan tak ada lagi, hingga diibaratkan oleh SBY, etika di medsos sudah masuk museum sejarah yang sepi pengunjung.

"Banyak pihak yang tidak bersalah, innocent, ikut menjadi korban. Kita sedih karena medsos yang seharusnya ikut mencerdaskan bangsa didominasi kalangan tidak beradab, uncivilized," ujarnya.

SBY mendukung langkah pemerintah melakukan penertiban di medsos. Namun dukungan itu ada syaratnya.

"Saya mendukung penuh langkah-langkah Presiden Jokowi dan pemerintah untuk melakukan pengaturan di medsos. Tapi dengan catatan, penertibannya dilaksanakan sesuai konstitusi, dan jangan tebang pilih, dan jangan kelewat batas," ucap SBY.
https://news.detik.com/berita/d-3416...nvisible-group


Jokowi: Medsos Jadi Tantangan Media dan Memusingkan Pemerintah
Kamis 09 Feb 2017, 09:39 WIB

Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan pers merupakan bagian penting dalam pembangunan negara. Namun media kini dihadapkan dengan sebuah tantangan besar bernama media sosial (medsos).

"Kita tahu betapa pentingnya pers bagi pembangunan negara ini. Saat ini jagat media arus utama menghadapi tantangan besar dengan hadirnya media sosial," kata Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional di lapangan Polda Maluku, Kota Ambon, Kamis (9/2/2017).

Jokowi mengatakan medsos kini digandrungi banyak orang, mulai kalangan masyarakat, pejabat pemerintah daerah dan pusat, hingga presiden.

"Semuanya main medsos. Ada yang senang main Twitter, Instagram, Path, Facebook, semuanya gandrung media sosial. Dan sementara satu per satu media arus utama yang tidak mampu bersiasat, yang tidak mampu beradaptasi, ini kecenderungan di seluruh dunia, dan kita harapkan di Indonesia tidak terjadi, mulai berguguran," kata Jokowi.

Tak hanya menjadi tantangan media, Jokowi mengatakan, medsos juga membuat pusing pemerintah. Hal ini pun terjadi di banyak negara.

"Media sosial juga memusingkan pemerintah. Ini yang saya dengar dari perdana menteri, presiden yang saya temui semua mengeluhkan. 'Presiden Jokowi, kalau media arus utama masih bisa kita ajak komunikasi, kita ajak bicara, tapi medsos siapa yang bisa memagari'. Inilah keterbukaan yang semua negara menghadapi. Jadi bukan hanya Indonesia menghadapi fenomena ini, tapi seluruh negara mengalami," jelas Jokowi.

Meski demikian, lanjut Jokowi, meski digempur media sosial, media arus utama (mainstream) tidak akan hilang.

"Sebagaimana radio tidak akan hilang digantikan televisi, keduanya akan sama-sama eksis karena bisa saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi," katanya.

"Medsos unggul karena kecepatan, karena menilai aktualitas, sementara media arus utama menonjol karena akurasi, karena kedalaman materi-materinya," ujar Jokowi.
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3...kan-pemerintah

----------------------------------

Mungkin dikira pak SBY (dan juga pak Jokowi) begitu kita masuk ke dunia maya itu seperti aktif di medsos itu, aturan mainnya masih seperti di dunia nyata yang penuh dengan tata aturan dan kesopanan. Orang bicara melihat siapa yang dihadapinya seperti di dunia nyata.

Bukan begitulah, bapak?

Di dunia maya seperti medsos itu, semua orang derajat dan statusnya sama. Nggak ada perbedaan status sosial apapun disana. Yang suka cuap-cuap dan argumentasi atau hujjah-nya paling masuk akal, maka dia yang akan banyak followernya! Lalu para followernya itu ikut menyebarkan pesan dari netter ybs.


Kalau mau membatasi dampak medsos itu, sebenarnya gampang sekali, tinggal ikuti contoh dari negara-negara yang tegas dan keras terhadap kehadiran medsos itu di tengah-tengah masyarakatnya, seperti negara CHINA. Di China, semua medsos dilarang (facebook, tweet, dan bahkan Google). Yang boleh hanya Whatapps, disebabkan hanya pengelola WA saja di dunia sekarang ini, yang bersedia berbagi dan membuka "rahasia dapurnya" dengan pemerintah dimana WA itu cukup populer di rakyatnya seperti di China dan Indonesia ini.


emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh chayanku 09-02-2017 23:50
0
3.2K
36
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.