Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

diancuk.koeAvatar border
TS
diancuk.koe
Demokrat Curigai Teten dan Antasari Otak Dibalik Demo SBY
Juru bicara Partai Demokrat, Rachlan Nashidik, mencurigai keterlibatan Teten Masduki dan Antasari Azhar dalam demo yang dilakukan oleh mahasiswa di depan kediaman mantan Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Kuningan, Jakarta Selatan siang tadi. Tudingan ini diungkapkan dalam dalam rilis yang dia sebar. Dalam rilis itu dia juga mempertanyakan kinerja aparat kepolisian.
"Kenapa aparat hukum terlambat datang dan gagal melakukan langkah preventif. Infonya, pelaku demo adalah mahasiswa yang melakukan pertemuan di Cibubur dimana Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Antasari Azhar hadir memberi pengarahan," katanya.
Rachlan juga menuntut Kepala Kepolisian RI, Tito Karnavian memberikan penjelasan terkait kelambanan aparat dalam melindungi mantan presiden RI. "Apakah polisi unable atau unwilling menjalankan tugasnya melindungi Presiden RI ke enam? Kapolri perlu memberi penjelasan," tuntutnya.
Bagi Rachlan, aksi unjuk rasa tersebut adalah tindakan manipulatif yang dilakukan oleh aktor politik demi tujuan dan kepentingan politik jangka pendek. Mahasiswa hanya dijadikan alat untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kepada mahasiswa Rachlan menghimbau agar berhati-hati dan menjaga diri dari godaan politik partisan. Menurutnya hal itu akan menyeret mahasiswa ke dalam konflik politik kekuasaan.

https://tirto.id/demokrat-curigai-te...-demo-sby-citc

.
.


AMD: mahasiswa disuruh untuk meneriakkan “yel yel tangkap SBY"

Angkatan Muda Demokrat (AMD) menuntut penjelasan pemerintah mengenai Jambore Nasional Mahasiswa di Cibubur.
Ketua Umum AMD Boyke Novrizon menuturkan pihaknya melihat adanya provokasi, doktrin dan fitnah kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara tersebut.
"Kami memiliki bukti kuat atas pendidikan fitnah bermotif provokatif disana, mahasiswa disuruh untuk meneriakkan “yel yel tangkap SBY ’," kata Boyke dalam keterangan pers, Senin (6/2/2017).
AMD, kata Boyke, meminta penjelasan Presiden RI Joko Widodo terkait kehadiran menteri dalam acara itu.
"Apakah kehadiran Teten Masduki, Amran Sulaiman, Rudiantara, Khofifah Indar Parawansa merupakan inisiatif mereka atau perintah bapak presiden," kata Boyke.
Boyke juga meminta penjelaskan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait kehadiran anggota Fraksi PDIP Adian Napitupulu.
"Sebagai warga negara yang baik dan berbasis pada nilai hukum, maka kami meminta Polri untuk memproses pemeriksaan secara tegas atas agenda memobilisasi mahasiswa," katanya.
Menurut Boyke telah terjadi penghasutan, pencemaran nama baik, ujaran kebencian dan fitnah kepada SBY .

"Mereka yang hadir disana melakukan penggiringan opini jahat kepada SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dengan tuduhan sebagai otak provakator pemecah bangsa dan kebhinekaan dengan memanfaatkan agama dan peran para alim Ulama," katanya.
"Serta atas sasar ebenaran apa. Mereka meminta mahasiswa peserta jambore melakukan demonstrasi turun kejalan di KPK dan Mabes Polri dengan menyuarakan “penangkapan atas diri Pak
SBY atas kesalahan yang tidak pernah dilakukan serta tidak Memiliki dasar hukum yang kuat," ujar Boyke.


http://kupang.tribunnews.com/2017/02...medium=twitter
.
.
Kritisi Pemerintah, Peserta Jambore Nasional Mahasiswa Diusir.
.
Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia yang digelar di Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (4/2), berakhir tidak menyenangkan. Sebagian pihak mahasiswa dari beberapa Universitas diusir dari forum yang dibuka dua Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK Amran Sulaiman (mentan) dan Rudiantara (menkominfo) itu.
Kordinator Aliasi Mahasiswa Indonesia, Zainuddin Arsyad, mengatakan, ada beberapa mahasiswa dari UMY, UIJ, UBK, dan Universitas Ibnu Khaldun Jakarta yang diusir dari forum tersebut. "Alasanya karena mereka mengkritisi kinerja pemerintah saat ini," katanya saat menyampaikan sikap di Kantor MUI, Senin (6/2).
Bahkan saat ini, Senin (6/2), sebagai hari akhir dari kegiatan tersebut ada ratusan mahasiswa dari Aceh, Sulawesi, Lampung, Padang, dan beberapa kota lainnya terpaksa harus walk out. Mereka melihat kegiatan tersebut banyak kejanggalan dan sarat dengan kepentingan politik tertentu. Zainuddin pun menjelaskan satu per satu.
Kejanggalan pertama, bendera nasional tidak disediakan panitia dan tidak dipasang. Akibatnya, peserta membawa bendera dan naik ke panggung.
Kemudian, tidak ada logo Pancasila, pembukaan acara tidak diakhiri pembacaan doa dan kitab suci Alquran. Kejanggalan lain, ada peserta yang tidak membawa undangan resmi, isi materi banyak menyudutkan ormas Islam dan presiden keenam RI, dan pengusiran mahasiswa dari ruangan acara karena kritis terhadap pemerintah dan salah satu pemateri mengatakan komunisme di Indonesia sudah tidak ada.
Zainuddin mengatakan, dalam forum tersebut telah banyak pengkhianatan yang dilakukan panitia terhadap bendera, agama, dan juga Pancasila. "Pengkhianatan terhadap agama karena tidak adanya pembacaan doa sesuai dengan tradisi Indonesia sebagai negara Pancasila," katanya.
Maka atas dasar itu, Aliansi Mahasiswa Indonesia menyatakan sikap antara lain:
Pertama, menolak dan mengutuk keras segala upaya pembungkaman suara mahasiswa yang dilakukan pemerintah di Buperta Cibubur pada 4-6 Februari 2017. Kedua, menolak segala klaim mahasiswa Indonesia dalam agenda tersebut, karena Aliansi Mahasiswa Indonesia secara khusus menegaskan akan senantiasa berada di dalam posisi yang menjunjung tinggi idealisme dan independensi sebagai kelompok intelektual.
Ketiga, menolak segala hasil dari Jambore Mahasiswa Buperta Cibubur karena forum tersebut sudah terkontaminasi dengan kepentingan penguasa dan kepentingan partai politik. Keempat, menyerukan kepada semua mahasiswa Indonesia untuk merapatkan barisan dan bergandeng tangan melawan segala upaya pembungkaman suara-suara mahasiswa yang dilakukan dengan cara apa pun.
Kelima, mendesak kepada seluruh mahasiswa untuk membongkar aktor intelektual di balik agenda Jambore Mahasiswa. Keenam, mengecam aktor intelektual Jambore yang telah menggadaikan kepala mahasiswa untuk kepentingan politik pribadi dan golongan tertentu.
Ketujuh, menyerukan kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk menyatukan kekuatan dengan komponen masyarakat dalam mengawal pemerintah dan tidak tergoda terhadap tawaran yang hanya untuk membungkam suara kritis. "Kami yakin sehebat-hebatnya skenario penguasa hari ini untuk melakukan pembungkaman suara dan gerakan masih kalah hebatnya dengan skenario Sang Maha Pencipta, yakni Allah SWT," katanya.
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/02/06/okydr7361-kritisi-pemerintah-peserta-jambore-nasional-mahasiswa-diusir
Diubah oleh diancuk.koe 06-02-2017 19:13
0
9.5K
115
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.