TURUN KE JALAN |Masyarakat AS bereaksi atas diberlakukannya kebijakan penangguhan terhadap program pengungsi dari tujuh negara muslim oleh Presiden Donald Trump. Tak hanya warga biasa, sejumlah pejabat negara dan tokoh penting di negeri itu turun ke jalan menunjukkan empati pada imigran yang akan datang ke AS. Pada 28 Januari 2017, sehari setelah diberlakukannya kebijakan pembatasan terhadap imigran.

DIPLOMAT MENOLAK |Penolakan terhadap kebijakan imigrasi itu tak hanya disuarakan oleh masyarakat AS dan pegiat HAM di negeri itu. Jaksa agung AS, Sally Yates pun bereaksi keras atas kebijakan yang sangat rasialis itu. Berbuntut pemecatan atas dirinya, suara Yates disambut reaksi keras dari ratusan diplomat AS yang masih mengemban misi diplomatis. Di Tokyo, Sabtu (28/1/2017), aksi menolak kebijakan itu digelar. Melibatkan warga AS yang tinggal disana, para diplomat berdiri di depan kantor kedutaan AS.

SALAH KEBIJAKAN |Dikutip dari BBC, dalam 'surat kawat' yang dikirimkan para diplomat AS dari berbagai lokasi tugasnya, para diplomat mengkritisi kebijakan Trump. Mereka menilai pembatasan imigrasi yang dilakukan Trump tidak membuat AS lebih aman, dan tidak menunjukan AS yang sebenarnya.

SIKAP |Hari-hari setelah kebijakan itu, masyarakat AS bersikap. Bersimpati kepada imigran muslim yang berjuang merealisasikan harapan di negeri barunya, ribuan warga AS melakukan aksi di Copley Square, Boston, Jalan-jala utama di Washington DC, Omaha Nebraska, dan San Fransisco. Aksi juga berlangsung di sejumlah Bandara Internasional di negeri itu.

DUKUNGAN |Dikutip dari Republika, Mantan Presiden, Barack Obama, mengapresisasi munculnya gelombang demonstrasi menolak sikap anti pengungsi di pelbagai kota di Negeri Paman Sam. Bagi politisi Partai Demokrat itu, setiap negara AS memegang peranan penting dalam menjaga nilai-nilai demokrasi.

KERISAUAN |Akibat kebijakan imigrasi Donald Trump, kerisauan melanda masyarakat Muslim di AS. Meski demikian, banyak juga masyarakat muslim bahagia melihat dukungan dan simpati yang ditunjukkan masyarakat AS yang bergelombang datang.

DATANGI BANDARA |Masyarakat AS sendiri mengibaratkan diri mereka Muslim, dan berdiri menentang Trump dengan semangat membela Muslim yang ditepikan. Pada Minggu, (29/1/2017), Bandara Internasional Los Angeles dibanjiri warga AS yang mayoritas non-Musilim. Di tempat itu mereka berdiri membela sejumlah imigran yang tertahan ketika akan masuk ke Negeri Paman Sam.

SUARA DARI LEMBAH SILICON |Dukungan terhadap imigran Muslim juga datang dari Silicon Valley, California. Pada Senin (30/1/2017), perusahaan-perusahaan raksasa disana satu persatu menyuarakan pendapatnya dan menyerang kebijakan Trump. Bahkan pendiri Google, Sergey Brin, juga sempat bergabung bersama demonstran yang menolak kebijakan Trump di Bandara San Fransisco.

PERLAWANAN |Pada Senin, (30/1/2017), Walikota John Cranley menyerukan perlawanan terhadap kebijakan Trump. Di depan warganya, Cranley menegaskan bahwa kotanya tidak akan memberlakukan kebijakan yang dinilainya rasis tersebut. Apa yang dilakukan John Cranley tentu saja menjadi sesuatu yang luar biasa. Hingga hari ini sejumlah pejabat negara diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Dolnald Trump.