- Beranda
- Stories from the Heart
Jogjaku... Kota Kenanganku.
...
TS
makanterusmakan
Jogjaku... Kota Kenanganku.
Quote:
Setelah cukup lama jadi silent reader di SFTH ini bermula dari share-share di sosial media tentang kisah-kisah fenomenal memacuku untuk ingin bercerita.
Quote:
GOLDEN RULES
- Rules SFTH selalu nomer satu
- Soal ini real atau tidak silahkan simpulkan sendiri
- Gak ada mulustrasi gambar atau apapun
- Dilarang Kepo ya.
- Maaf bila ada typo atau teknik penulisan kurang bagus. maklum masih newbie.
Spoiler for "Part1:Prolog":
Apakah aku bisa menyesuakan diri dengan lingkungan baru nanti?
Apakah orang-orang sana dapat menerima aku apa adanya?
Apakah aku bisa memiliki teman-teman yang lebih baik disana nanti?
Semoga aku bisa…
~~~~
“KERETA API GAJAYANA TUJUAN AKHIR STASIUN MALANG AKAN SEGERA DIBERANGKATKAN. UNTUK PENUMPANG YANG MASIH BERADA DI LUAR KERETA, DIPERSILAHKAN UNTUK MASUK KARENA KERETA AKAN SEGERA DIBERANGKATKAN”
Suara pengumuman itu membangunkanku dari lamunan gajelas ku. Duh, akhirnya berangkat juga ni kereta, gerutu ku dalam hati. Pandanganku melihat kearah jendela yang tepat berada disampingku. tampak monumen nasional, salah satu monumen kebanggaaan rakyat Indonesia yang berdiri kokoh, perlahan seolah bergerak seiring dengan lajunya kereta ini.
“Brrrr….. Brrrr…..”
Terasa getaran Nokia 7610 ku yang sedari tadi kuletakkan pada saku celana jeansku. Namun tidak kuhiraukan getaran itu , aku masih asyik menikmati suasana malam ibu kota jakarta dari balik jendela kereta ini. Lampu-lampu yang menghiasi gedung, lampu dari kendaraan yang terjebak macet, ditambah lagi hujan yang terus-menerus turun dengan intensitas yang cukup deras membuat suasana makin seperti yang aku inginkan. Akan kumanfaatkan detik demi detik yang tersisa untuk menikmati suasana kota yang katanya gk pernah mati ini.
Aku memang sangat suka dengan hujan, sedari kecil aku paling senang keluar untuk hujan-hujanan. berlarian di lapangan sendirian, ditengah hujan. Walaupun ibu seringkali melarangku untuk melakukan itu, namun namanya anak kecil tetap saja aku ketagihan untuk melakukannya, Urusan dimarahin itu belakangan. Sebenarnya tidak ada efek apapun dari hujan, hanya senang yang kurasakan setiap tetesan air hujan membasahi kepalaku.
“misi bang, ini bangku nomor 12C ya” sapa seorang pria berambut ikal sembari menunjuk kearah kursi yang berada disebelahku.
Pria ini Nampak seumuran denganku, menenteng tas carrier besar tidak sesuai dengan badannya yang kurus. Mengenakan kemeja flanel lengan panjang dengan kancing yang terbuka semua dan lengan yang digulung serampangan. Terpampang kaos dengan gambar salah satu band terkenal dari inggris dibalik kemeja flanel yang dikenakannya.
“bener mas, itu ada tulisannya kok.” Jawabku sambil menunjuk kepada tulisan nomor kursi sembari mataku kembali melihat pemandangan yang tampak kabur akibat efek kereta yang melaju cepat.
“Oh iya ya.. gk liat gue” Ujarnya sembari duduk dikursi, tas carriernya diletakkan didepan kursinya tepatnya diantara kedua kakinya, terlihat tidak nyaman.
“itu tasnya ditaro di sana aja mas” usulku sambil mengarahkan telunjukku kearah dekat pintu. Memang untuk beberapa kereta kelas eksekutif pada ujung kereta terdapat sedikit ruang untuk meletakkan barang bawaan.
“jangan deh, ada laptop sama kameranya.. oh iya, kenalin Gue Adi” Dia menjulurkan tangannya mengisyaratkan untuk berjabat tangan.
“Reno” Sahutku sembari menjabat tangannya.
Sebelum beranjak lebih jauh lebih baik aku memperkenalkan diri dulu. Kenalin namaku Reno (Nama samaran). Aku merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Tinggi badanku sekitar 170 an cm (tidak pernah hitung pasti) dengan berat badan sekitar 65-75 kg. Cukup proporsional menurutku. Aku Memiliki rambut pendek rapi belah pinggir dengan kulit kuning langsat kusam khas pria jawa yang suka panas-panasan. Dari bentuk fisikku ini mungkin yang paling menonjol adalah aku memiliki muka sedikit blasteran Arab dengan hidung mancung, alis tebal serta sedikit brewok tipis, karena keluargaku masih memiliki darah Arab dari kakek buyut dari ayahku.
Mungkin dari sedikit cerita diatas udah banyak yang menebak asal ku dari mana, terus mau kemana, dalam rangka apa, serta inti cerita ini apa. Nah, untuk daerah asalku mungkin banyak yang menebak bahwa aku berasal dari ibu kota Jakarta. Jawabannya salah, hehe. Aku berasal dari salah satu kota satelit Jakarta yang berada di provinsi jawa barat. Aku menggunakan kereta ini (yang pemberangkatannya hanya dari kota Jakarta) untuk menuju ke kota dimana aku akan melanjutkan studi disalah satu kota yang memiliki kampus cukup bergengsi di Indonesia. Jadi intinya, cerita ini akan menceritakan kehidupanku selama menempuh jenjang perkuliahan.
Kembali ke realita…
“loe Mahasiswa juga bang?” Tanya adi.
“Iya nih.. hmm.. masih maba saya” jawab ku agak kaku. Mungkin sudah kebiasaanku bila bertemu orang baru pasti bawaannya grogi, kaku, takut salah bicara.
“wah sama dong, gue juga maba. Loe di univ apa? Gue di unbraw.”
“saya bukan di malangnya mas, saya di jogja”
“oh ini emang ntar berenti di jogja ya?”
“iya mas berhenti” Ucapku singkat bermaksud menyudahi percakapan ini.
“oh”
Aku kembali memperhatikan pemandangan dibalik jendela kereta. Nampak hujan sudah mulai berhenti, namun pemandangan sekarang hanya didominasi dengan hitam pekat. Seiring berjalannya waktu, tak terasa kereta sudah melewati stasiun Indramayu. Aku ingat tadi ada pesan masuk yang belum sempat kubaca. Kuambil handphoneku lalu kutekan tombol powernya untuk menghidupkan layarnya. Tampak wallpaper kumpulan foto-foto pemandangan hasil dari jepretanku yang sengaja masing-masing aku susun dalam bingkai-bingkai dan aku bentuk sedemikian rupa menyerupai gantungan foto yang sedang dijemur pada darkroom sebuah percetakan foto jadul. Pada notifikasi Nampak ada 2 pesan masuk masing-masing dari ibuku dan nomor tidak dikenal. Aku mulai dengan membuka pesan dari ibuku.
Quote:
“Assalamualaikum Reno anakku sayang.. ibu harap kamu belajar yang rajin ya di jogja nanti, jangan neko-neko, jangan pacaran dulu, jangan suka main keluyuran, bahaya banyak orang jahat. ibu doain semoga kamu tetap sehat n jaga diri kamu baik-baik ya anakku sayang. Doa ayah dan ibu selalu menyertai kamu. Kamu kalo udah sampai sms ibu ya.” From 08XXXXXXXX
Setelah membalas sms dari ibu, aku kemudian membaca pesan berikutnya.
Quote:
“Selamat malam, perkenalkan saya kak andrian yang ditugaskan sebagai pemandu untuk kegiatan ospek universitas yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 20XX Untuk kumpul pertama akan dilaksanakan besok sore tanggal 14 jam 3 sore ya di selasar sayap barat GSP. Terima kasih”
Lah tanggal 14 kan besok? Wah GSP tu dimananya ya? Gumamku. Yaudahlah gampang itu urusan besok aja.
~~~~~~~~
Tak terasa jam telah menunjukkan pukul 1 lewat 30 menit. Kereta sudah hampir sampai Jogja. Perlahan kereta melambat untuk berhenti di peron stasiun tugu. Stasiun tugu merupakan stasiun terbesar dan utama yang ada di Yogyakarta. Stasiun ini memiliki bangunan dengan arsitektur yang cukup tua namun terawat.
“Wah masih jam segini ya?” gerutuku sendiri. Bingung mau ngapain, masih jam segini, gk punya temen, baru pertama kali ke jogja.
Skip…
*Brrr….. Brrr… Brrr….. Brrr… Brrr….. Brrr… Brrr….. Brrr…* Getar ringtone hape
Gak terasa udah jam 6 pagi aja. Padahal kayaknya tadi kerasanya baru juga rebahan bentar di tangga musolla stasiun tapi tau-tau udah tidur 4 jam lebih. Terasa getar hapeku seperti ada panggilan masuk.
“Halo….”
“oy kamu dimana tho? Ni udah tak tungguin dari tadi di pintu selatan loh, manae kamu?.” Teriak suara cewek dari ujung telepon sana. *tak itu sebagai pengganti kata saya,aku,gue, (jawa version)
“eh ini kak kania ya?” Jawab ku.
“Iyee cepetan sini ya ren tak tunggu… tuuut…tuuut…” Telepon langsung diputus.
Mendapat teriakan seperti itu, aku langsung bergegas menuju pintu selatan.
Skipp…
“Reno!!” Teriak seorang cewek dari kejauhan.
Aku memalingkan pandanganku menuju asal suara dan kudapati seorang gadis berdiri sendirian sedikit jauh dari pintu keluar, wajahnya ke arab-araban, kulitnya putih mulus, badannya gk setinggi aku tapi cukup tinggi dan proporsional lah buat itungan cewek. Dia mengenakan celana training selutut dan kaos olahraga ketat. Keliatan abis olah raga pagi. Jangan mikir jorok ya, itu kak kania anak dari kakak ayahku alias om ku. Kak kania udah jadi mahasiswa semester akhir di kampus yang sama denganku. Bedanya dia jurusan Akutansi, aku jurusan *****.
“Halo kak, udah lama nunggu??” Sapaku riang tanpa dosa sembari berjalan perlahan kearah kak kania sambil menyeret koperku yang cukup berat.
“lama tenan kamu ki lho ren, yaudah kamu tunggu sini tak ambil mobil dulu” gerutu kak kania.
“Ok Kak”
Hari pertama menginjakkan kaki di kota jogja. Hari pertama memasuki kehidupan baru sebagai calon mahasiswa…
To be Continued…
anasabila memberi reputasi
1
11.2K
Kutip
73
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya