Patrialis Akbar sedang berada di pusat perbelanjaan Central, Mal Grand Indonesia, saat ditangkap petugas KPK, Rabu (25/1). Saat itu, dia sedang menemani seorang perempuan bernama Anggita Putri dan ibunya yang berbelanja kosmetik.
Patrialis sedang berada di gerai kosmetik Lancome. Usai memilih barang, dua orang yang mendatanginya. Belakangan diketahui kedua orang tersebut adalah petugas KPK.

Dua orang itu hendak membawa Patrialis, namun ditahan oleh pihak toko. Sebab, Patrialis belum membayar sejumlah barang yang telah dipilih.
"Karena belum melakukan transaksi, akhirnya disuruh bayar dulu dan bapaknya tidak boleh pergi," kata saksi mata yang turut menyaksikan penangkapan Patrialis, saat berbincang dengan kumparan, Jumat (27/1).

Patrialis kemudian membayar tagihan beberapa make up seperti maskara, bedak, dan lipstik di kasir. Usai pembayaran, Patrialis lantas digiring keluar toko, sementara barangnya tidak dibawa bersamanya.
"Digiring keluar, tapi bukan diborgol, dipegang begitu saja," kata saksi yang enggan disebutkan namanya itu.
Tak lama, petugas KPK juga kemudian mendatangi Anggita yang sedang berada di gerai berbeda. Petugas kemudian membawa Patrialis bersama dengan Anggita keluar dari Grand Indonesia ke Gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan.


Penyidik telah menetapkan Patrialis Akbar sebagai tersangka kasus dugaan suap. Dia ditangkap usai diduga telah melakukan transaksi suap terkait pengurusan sidang perkara uji materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan soal batasan impor daging.
Patrialis diduga menerima uang suap dari pengusaha bernama Basuki Hariman dan Ng Fenny melalui Kamaludin. Suap yang diduga diterima Patrialis sekitar 20 ribu Dolar AS dan 200 ribu Dolar Singapura.
Anggita yang sempat turut diamankan akhirnya dilepaskan karena dinilai tidak terkait kasus. Hingga saat ini, Anggita masih berstatus sebagai saksi.
[sumur: https://m.kumparan.com/taufik-rahadian/patrialis-bayar-kosmetik-yang-dibeli-anggita

Nastak nasbung ga bisa bedain lipstik 50k dg 500k