Trump Jadi Presiden, 5 Negara Takut dan 5 Negara Senang
TS
muvasa
Trump Jadi Presiden, 5 Negara Takut dan 5 Negara Senang
Kemenangan Donald Trump sebagai presiden baru Amerika Serikat memicu reaksi yang berbeda dari banyak pihak. Sebagian merasa takut dan khawatir tapi sebagian ada juga yang merasa senang dan diuntungkan. Berikut 5 negara yang takut dan 5 negara yang senang karena Trump jadi presiden Amerika Serikat.
5 NEGARA YANG TAKUT
Spoiler for 1:
Meksiko
Trump berkali-kali peringatkan soal deportasi dan tekanan hubungan perdagangan. Selama ini 80% ekspor Meksiko bergantung pada AS. 60% produk impor berasal dari AS. Ancaman dan retorika permusuhan Trump bisa jadi meningkatkan pencalonan kandidat sayap kiri, Andres Manuel Obrador dalam pemilu Meksiko mendatang.
Spoiler for 2:
Jepang
Seperti halnya Trump, Perdana Menteri Shinzo Abe ingin punya hubungan yang lebih baik dengan Rusia, penyedia sumber energi penting bagi Jepang. Namun Jepang juga menginginkan kembalinya pulau-pulau Jepang yang dikuasai Soviet saat perang Dunia ke-2. Sementara, jika Trump menciptakan hubungan yang makin panas dengan Cina, Jepang akan terjebak di antara dua mitra komersial terbesarnya itu.
Spoiler for 3:
Cina
Kekuatan ekonomi Cina yang dalam beberapa tahun terakhir begitu mendominasi dunia karena sikap pasif Obama dan krisis Eropa, kini mendapat ancaman berbahaya dari presiden baru Amerika Serikat yang lebih protektif dan nasionalis. Presiden Trump sejak awal bertekad untuk mengembalikan kedigdayaan Amerika Serikat di dunia internasional dan bersikap tegas pada negara-negara asing yang berusaha mengganggu Amerika.
Spoiler for 4:
Jerman
Kanselir Angela Merkel mengajukan tawaran: AS harus kerjasama berdasarkan nilai-nilai "demokrasi, kebebasan, aturan hukum dan martabat individu, terlepas dari warna kulit, keyakinan, gender, orientasi seksual, atau pandangan politik. Selain itu, Merkel dan negara-negara Eropa mengecam intervensi Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina. Kedekatan Trump dengan Putin berpotensi melemahkan Eropa.
Spoiler for 5:
Perancis
Kemenangan Trump mungkin membuka peluang bagi partai sayap kanan, Front Nasional, dalam pemilu 2017. Pemimpin partai Marine Le Pen telah berjanji bahwa, jika terpilih sebagai presiden, ia akan membawa Perancis keluar dari Uni Eropa. Lawan Le Pen cemas, Trump mendukung Le Pen dan bakal tutup mata, jika Rusia melakukan kejahatan siber untuk meningkatkan pencalonan politisi anti Islam ini.
5 NEGARA YANG SENANG
Spoiler for 1:
Rusia
Hampir setengah dari peserta survey di Rusia mengatakan, jika bisa memilih presiden AS mereka akan memilih Donald Trump. Hanya 4% yang mendukung Hillary Clinton. Sepertiga bahkan yakin Trump akan menjadi presiden terbaik dalam sejarah Amerika Serikat.
Spoiler for 2:
Israel
Donald Trump disebut-sebut sebagai "sahabat sejati" Israel. PM Benjamin Netanyahu mengirimkan pesan video setelah Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilu. "Presiden terpilih Trump adalah sahabat sejadi Israel dan saya tidak sabar untuk bekerja sama dengannya dalam meningkatkan keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan kami."
Spoiler for 3:
Filipina
Presiden Rodrigo Duterte yang pernah menyebut Barack Obama sebagai "anak pramuria", termasuk salah seorang pemimpin negara pertama yang memberi selamat kepada Trump usai terpilih sebagai presiden. "Kami berdua sering menyumpah. Saya harus berhenti karena sekarang Trump yang berkuasa. Saya tidak mau bertengkar lagi, karena Trump menang."
Spoiler for 4:
Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengecam cara pemerintahan Obama dan negara Barat lainnya dalam menyikapi perang di negerinya. Belum lama ini ia mengatakan, Donald Trump bisa menjadi "sekutu alami" dalam perang melawan ISIS dan kaum separatis/teroris lainnya di daerah Suriah.
Spoiler for 5:
Yunani
Ini komentar partai ekstrim kanan Golden Dawn setelah Trump menang: "Ini adalah kemenangan bagi kekuatan yang menentang globalisasi, memerangi migrasi ilegal, mendukung pembersihan etnis, dan memihak pada kebijakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri."
Itulah 10 negara dengan reaksi yang bertolak belakang atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden baru Amerika Serikat. Secara politik, Indonesia sendiri tampaknya lebih cenderung diuntungkan oleh Kepresidenan Trump karena lewat pidato-pidatonya, Donald Trump cenderung memprioritaskan urusan dalam negeri daripada sibuk mengurusi urusan negara lain yang membuat keadaan dalam negerinya terbengkalai. Tapi secara ekonomi, Indonesia patut waspada karena upaya nasionalisasi dan proteksi yang dilakukan Donald Trump akan sangat berdampak negatif bagi ekonomi di seluruh dunia.