BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Akhir prestasi Emir

Dirut Garuda Emirsyah Satar menjawab pertanyaan wartawan tentang program Quantum Leap Garuda pada acara konferensi pers, di sela pameran dirgantara Singapura Air Show 2010 di kawasan bandara Changi, Singapura, Rabu (3/2/2010).
Prestasinya selama menjadi Direktur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak terbantahkan. Ia bisa membuat maskapai plat merah itu dari rugi Rp 5 triliun menjadi untung. Selama hampir 10 tahun memimpin, Emirsyah terus menorehkan prestasi hingga Garuda bisa masuk menjadi maskapai bintang lima pada 2014, di akhir masa jabatannya.

Namun kemarin, Kamis (19/01/2016), kabar mengagetkan datang dari Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Lembaga itu menetapkan Emir, panggilan Emirsyah, sebagai tersangka kasus penerima suap dari perusahaan pembuat mesin, Rolls-Royce.

"Tersangka ESA (Emirsyah Satar) diduga menerima suap dari tersangka SS (Soetikno Soedarjo) dalam bentuk uang dan barang, yaitu uang sebesar 1,2 juta euro dan US$ 180 ribu atau setara Rp20 miliar," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Soetikno Soedarjo merupakan salah satu pendiri PT Mugi Rekso Abadi, perusahaan yang bergerak dalam bidang media, perhotelan, otomotif, dan gaya hidup.

Kasus tindak pidana korupsi ini terkait pengadaan 11 pesawat Airbus A330-300 pada 2012 lalu. Ketika itu, kontrak penandatanganan pembeliannya dilakukan oleh Emir dan Executive Vice President Programes Airbus Tom William, di Istana Negara RI, yang disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Kesebelas pesawat itu sebetulnya tidak masuk rencana melengkapi armada Garuda yang tercantum dalam program Quantum Leap Garuda. Mesin pesawatnya memakai Rolls-Royce Trent 700. Mesin ini ternyata masuk daftar hitam lembaga penerbangan sipil di Amerika Serikat, Federal Aviation Administration Safety Alert.

Nah, Rolls-Royce meminta seorang pengusaha asal Indonesia, diduga kuat Soetikno, untuk meyakinkan Emir memakai mesinnya dengan membeli Airbus A330-300. Sebagai imbalannya, perusahaan asal Inggris itu memberikan US$ 2,2 juta atau sekitar Rp26 miliar dan sebuah mobil Rolls-Royce Silver Spirit. Belum jelas bagaimana Emir dan Soetikno membagi seluruh suap itu.

KPK berhasil menguak kasus ini berkat kerja sama lembaga anti korupsi Inggris (Serious Fraud Office/SFO) dan Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB). Lembaga itu juga tengah menelusuri ke mana uang suap itu disimpan. Muncul dugaan Emir menyimpannya dalam sebuah rekening bank di Singapura supaya tidak terendus Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Laode memastikan kasus ini adalah urusan perseorangan, tidak ada hubungannya dengan korporasi. Juru bicara Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar, juga mengatakan hal serupa. "Sebagai perusahaan publik, kami sudah memiliki mekanisme dalam seluruh aktivitas bisnis, mulai dari penerapan sistem GCG (good corporate governance) yang diterapkan secara ketat hingga transparansi informasi," ujarnya.

Emir belum memberikan tanggapan soal kasus yang menimpanya ini. Tempat ia bekerja sekarang, MatahariMall.com, telah melakukan sebaliknya. Anak usaha Lippo Group itu memuji kontribusi Emir sebagai pemimpin perusahaan sejak 2015 silam. "Namun, kami tidak memiliki kapasitas untuk memberi tanggapan terkait hal ini. Kami sepenuhnya mendukung jalannya proses hukum di Indonesia," kata Alvin Aulia, Head of Communication & Partnership MatahariMall.com.

Sementara itu, pihak Rolls-Royce telah mengakui dan meminta maaf atas praktik kotornya selama 25 tahun terakhir, yang ternyata tidak hanya dilakukan di Indonesia, tapi juga Tiongkok, India Thailand, dan Rusia. Di Thailand bahkan lebih lama lagi, Rolls-Royce diketahui melakukan suap US$ 36 juta sepanjang 1991 sampai 2005 untuk penyediaan mesin jet Thai Airways.

Rolls-Royce bersedia menyelesaikan masalah ini secara damai. Pengadilan Inggris menyetujui penyelesaian kasus ini dalam bentuk pembayaran ganti rugi sebesar 671 juta poundsterling atau Rp11 triliun untuk otoritas Inggris, Amerika Serikat, dan pihak lainnya yang dirugikan.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-prestasi-emir

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Biaya politik bisa membuat jabatan jadi dagangan

- Mungkinkah membubarkan FPI

- 75 adegan sadis Pulomas berawal di Bogor

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.5K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.