Bagi banyak orang asing yang baru datang ke Amerika Serikat, melihat budaya “bebas menyentuh” mungkin menjijikkan. Salah satu pengguna Habib Fanny berkata, “Di sini, sepertinya semua orang ingin pelukan.”

"Anda akan bertemu orang asing di bus dan mengobrol dengan mereka, sampai mereka lanjut bercerita tentang ayah mereka yang sedang sekarat karena kanker atau bagiamana orangtua mereka telah bercerai," katanya. Kalau yang ini cukup mirip orang Indonesia, ya?

Di luar coret-coretan vandalisme yang biasa menghiasi kamar mandi umum atau di meja sekolah, melihat gambar yang tidak layak dilihat tentunya tidak umum jika terlihat di rumah. Tapi, beberapa pengunjung Himalaya di Bhutan terkejut karena menemukan seni dekoratif yang tidak biasa menghiasi bagian luar rumah.

Swister Yong menjelaskan bagaimana mereka menemukan gambar tentang alat kelamin atau lingga tersebut hadir. “Mereka digambar dalam berbagai ukuran, warna, dan hiasan. Aku terpana oleh gambar kemaluan tersebut di Bhutan, yang dikenal dengan masyarakatnya yang konservatif.”

Namun, menurut kepercayaan setempat, lukisan gambar tidak senonoh itu disebar di dalam rumah untuk melindungi keluarga mereka dari roh-roh jahat dan untuk mendorong kesuburan.

Hal yang ditiru di Commuterline Jabodetabek ini memang serupa dengan sistem yang ada di kereta Jepang. Tapi, banyak orang asing yang menjadi malu karena sistem tersebut ketika datang ke Jepang. Seperti halnya pemilik akun Oman Hedvat yang mengakui pengalamannya salah masuk gerbong 'sangat memalukan'.

Budaya tidak baik ini ternyata tidak hanya dilakukan kita orang Indonesia. Di Spanyol, terlambat datang ke pertemuan dari waktu yang dijanjikan sepertinya bukan masalah besar. Hal ini dituturkan oleh Paul Farr yang sebelumnya terbiasa dengan budaya Amerika.

"[Kembali ke rumah di AS] Jika Anda ingin bertemu seseorang pada pukul 6, dan Anda muncul pada pukul 06.20, Anda harus minta maaf karena terlambat. Tapi di Spanyol, ketika teman Anda tiba pukul 6.55 mereka tidak akan berpikir kenapa-kenapa.”