RMOL. Penilaian terhadap kinerja Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta yang disamakan dengan Ali Sadikin dipertanyakan.

"Entah apa indikator pembanding, hingga penilaian irasional dan ahistoris Ahok dilabeli sekelas Ali Sadikin," kritik Direktur Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap kepada wartawan di Jakarta (Rabu, 11/1) seperti diberitakan RMOLJakarta.Com.

Muchtar mengatakan, penilaian terhadap Ahok yang katanya jujur, bersih, dan bekerja untuk rakyat, hanya berlaku bagi pendukungnya yang buta.

Muchtar menegaskan, anak Ali Sadikin sendiri, Boy Sadikin menolak ayahnya disamakan dengan Ahok. Boy bahkan sampai keluar dari partainya PDI Perjuangan, karena tidak setuju harus mendukung terdakwa kasus dugaan penistaan agama Islam itu.

"Memang sungguh jauh antara Ahok dan Ali Sadikin, bagaikan siang dan malam," ucapnya.

Menurutnya, sosok Ali Sadikin sangat dicintai rakyat. Ketika melakukan kunjungan, rakyat pasti menyambutnya. Berbeda dengan Ahok yang sering mendapat penolakan dari rakyat.

"Sebagai misal, Ali Sadikin datang kunjungi Kelurahan disambut berbondong-bondong rakyat karena cinta Beliau. Ali Sadikin tak pernah diusir rakyat," pungkasnya.[wid]

http://m.rmol.co/read/2017/01/11/275888/Ingat,-Ali-Sadikin-Tak-Pernah-Diusir-Warganya-

Makjleb