Terharu Dengar Bripka Arifin Pensiun, Anak SD Ini Menangis

0 0 0
(IGS-BERITA) PAGI itu, Senin (9/1), sekitar pukul 07.00 WIB, puluhan siswa berbaris rapi di halaman Sekolah Dasar (SD) Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Mereka, seperti biasa, akan melaksanakan upacara rutin setiap hari Senin. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh anggota Bhabinkamtibmas di desa setempat, Bripka Arifin.

Bripka Arifin pun kemudian bertugas sebagaimana layaknya pembina upacara, seolah tak ada hal yang istimewa. Usai upacara, di depan puluhan siswa dan guru sekolah itu, Bripka Arifin menyampaikan pesan, saran, dan minta maaf.

“Saya mohon maaf kepada anak-anakku sekalian, juga para guru di sini. Saya mohon pamit. Tak lama lagi, saya akan pensiun,” kata Bripka Arifin.

Mendengar ucapan permintaan maaf dan pamitan dari Bripka Arifin itu, sontak suasana jadi hening, penuh keharuan.

“Semoga anak-anakku di sini, jika besar nanti, jadi anak yang berbakti kepada orang tua, guru, agama, bangsa, dan negara,” kata Bripka Arifin lagi.

Usai Bripka Arifin mengucapkan kata-kata pamitan itu, tiba-tiba ada seorang siswa yang lari, keluar dari barisan sambil menangis. Ia langsung memeluk tubuh Bripka Arifin. Suasana terlihat semakin mengharukan.

Bripka Arifin, yang mendapat pelukan dari seorang siswa itu, hanya bisa meneteskan airmatanya, dan mencoba menghibur. “Sudah, Nak… Kita tetap bertemu. Yang rajin, ya,” bisik Bripka Arifin.

Melihat suasana haru itu, puluhan siswa lainnya juga ikut memeluk tubuh Bripka Arifin secara bergiliran, sembari meneteskan air mata. “Bapak gak boleh pergi. Tetap di sini,” ucap siswa lainnya.

Kejadian itu pun membuat haru Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung. “Saya juga terharu mendengarnya. Siswa SD sudah terharu dan menangis, tak mau ditinggal oleh Bripka Arifin,” katanya kepada wartawan.

Menurut Kapolres, Bripka Arifin memang dikenal oleh masyarakat setempat dan bahkan anak-anak di desa itu sebagai sosok yang ramah, sabar, dan mengayomi.

“Makanya, saat pamit karena akan pensiun, banyak pihak yang tak mau ditinggal dia. Bahkan anak-anak saja tak mau dia pensiun,” katanya.

Sosok polisi yang demikian itu, tambahnya, adalah figur yang patut menjadi contoh. Ramah saat bertugas, mengayomi dan sepenuh hati menjalankan tugas.

“Stigma anak-anak tidak lagi takut melihat polisi. Tapi kehadiran polisi harus menjadi pelindung, pengaman, dan pengayom,” katanya.