RMOL. Pernyataan meledek dari terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan para pendukungnya soal frasa 'Fitsa Hats' patut diduga sebagai upaya mengalihkan fokus masyarakat terhadap kasus penistaan agama.


Kata Fitsa Hats disebutkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) milik Habib Novel Bamukmin, salah saksi pelapor dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.

"Ledekan Fitsa Hats awalnya diucapkan Ahok dalam keterangan persnya, kemudian diberitakan secara masif oleh detik.com dan media mainstream lainnya. Selanjutnya disebarkan pula oleh para pendukung Ahok di sosial media dengan tambahan editan gambar-gambar yang nyeleneh," jelas Presiden
Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) Bastian P. Simanjuntak kepada redaksi (Rabu, 4/1).

Menurut Bastian, gencarnya ejekan oleh para pendukung Ahok bisa berdampak negatif terhadap nama baik dan kehormatan Habib Novel selaku sekjen Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta.

Apalagi sudah menjurus ke unsur suku, agama, ras, dan antar golongan (Sara), Di mana kebiasaan masyarakat keturunan Arab menyebutkan huruf 'P' dengan ucapan huruf 'F'.

"Sebaiknya Ahok dan kroni-kroninya menghentikan ledekan-ledekan yang merendahkan martabat seseorang, bahkan menjurus ke unsur Sara. Sebab bisa menimbulkan konflik baru yang membahayakan persatuan bangsa," jelasnya.

Untuk itu, Geprindo mendesak kepolisian bertindak tegas agar tidak berbuntut panjang. Apalagi jika sudah meledek tulisan dalam BAP yang notabene dokumen di kepolisian. Di mana, BAP diketik oleh penyidik.

"Tentunya ini bisa juga berdampak negatif terhadap citra penyidik kepolisian atas profesionalitas dan kecakapannya dalam mengetik berita acara," tegas Bastian.