1. Whatsapp

Whatsapp adalah salah satu sarana komunikasi smartphone yang praktis dan ringan. Hanya dengan nomor handphone yang di save ke hp anda maka orang itu akan otomatis menjadi contact anda. Apakah anda membayar whatsapp untuk berkomunikasi? Apakah anda menemukan iklan pada whatsapp? Kalau broadcast temen – temen anda mungkin iya.

Lantas bagaimanakah whatsapp dapat meraih keuntungan dan tetap ada sampai sekarang?

Daripada menampilkan iklan yang akan menggangu para penggunanya, WhatsApp memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ingin tetap terhubung dengan pelanggannya. Ini berarti WhatsApp akan membuka akun premium untuk yang menginginkan.

Misalnya, sebuah maskapai yang ingin memberitahukan soal keterlambatan pesawat, atau bisa juga masuk ke perbankan untuk berkomunikasi soal transaksi yang mungkin mencurigakan.

Model bisnis ini mungkin hampir serupa dengan yang dilakoni Line. Aplikasi pesan instan tersebut memungkinkan korporasi atau pemegang merek membuat akun resmi berbayar, sebagai saluran menyebar pesan promosi kepada pengguna Line yang mengikuti akun resmi tersebut.



2. Groupon grup

Groupon adalah bisnis dealing antara konsumen, groupon dan pihak pengiklan. Diskon yang besar dengan harga yang relatif murah, lalu bagaimana bisa Groupon mendapat keuntungan dari itu semua?

Saya akan berikan contoh beberapa hal yang bisa di deal oleh groupon dan pengiklan,

Ada sebuah restauran A yang buka dari jam 10.00 – 20.00 dan di jam 15.00 – 16.00 adalah yang paling sepi diantara lainnya maka si restaurant menerbitkan diskon lalu datanglah groupon untuk membeli diskon itu semua dengan selisih sebagai keuntungan tentunya.

Lalu bagaimana dengan pengiklan yang tidak memakai jam sebagai diskon?

Apa anda pernah ke ramayana? Di sana banyak SPG atau SPB ngomong “diskon 70% cepat nanti kehabisan!!”

Bagaimana mungkin anda percaya kalau Ramayana akan menjual rugi bajunya dengan diskon seperti itu. Tentu tidak, keuntungan mereka relatif besar dengan keuntungan dari hasil penjualan tentunya, kalau dibilang bohong itu adalah tak tik dagang mereka.

Jadi, pihak groupon akan berdiskusi dengan pihak perusahaan dengan selisih keuntungan , anggap lah sebagai reseller sekaligus pengiklan dari perusahaan tersebut. Keuntungan perusahaan adalah dia dapat beriklan dengan groupon yang tentunya dengan limited jumlah voucher.



3. Go-jek

Ojek online sekarang semakin marak, Kini ada 3 pilar besar ojek online yang tentunya dimodali oleh pendana yang besar yaitu Gojek, Grabbike dan Uber.

Kita akan membahas gojek karena ojek online ini adalah yang pertama di Indonesia, Apakah ada yang menerka nerka darimana Gojek bisa mendapat keuntungan?

Saya tidak akan berputar – putar menjelaskan, tetapi ini lah yang dikatakan Rhenald Khasali

Gojek mendapat keuntungan dari database yang mereka peroleh, dan dengan data pengguna yang besar itu tentunya akan dipertimbangkan sebagai pendulang bisnis layaknya google.

Jika google meraih orang – orang melalui Search Engine sebagai pilar utama nya maka gojek meraihnya dengan ojek online.

“Tapi, tukas Rhenald, bukan hanya dari iklan, Go-Jek juga bisa mendapatkan keuntungan dari data pengguna yang dimilikinya. Seperti halnya perusahaan perusahaan teknologi raksasa dunia, Google.

“Go-Jek akan punya data orang yang menggunakan jasanya. Nah siapapun yang ingin mendapatkan data pelanggan itu bisa didapat dari Go-Jek. Nanti juga iklan akan datang dengan sendirinya, jadi fungsinya bisa jadi media juga,” pungkasnya. “ (Sumber Okezone)

From Source