- Beranda
- Berita dan Politik
Saksikan Proses Pemagaran Kampus SGU, Rektor Unsada: Itu Tidak Hormati Dunia Kampus
...
![pancuran.air](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/10/05/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
pancuran.air
Saksikan Proses Pemagaran Kampus SGU, Rektor Unsada: Itu Tidak Hormati Dunia Kampus
Senin, 19 Desember 2016 | 09:38 WIB | Pendidikan
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Rektor Universitas Dharma Persada (Unsada) Dadang Solihin menyesali aksi penutupan kampus Swiss German University (SGU) yang dinilai tidak menghormati dunia pendidikan. Ia mengaku kaget dengan aksi penutupan kampus Swiss German University (SGU) pada Sabtu (17/12/2016) malam, yang tanpa mengikuti prosedur hukum.
Penutupan kampus itu, sambungnya, dilakukan oleh ratusan orang dari salah satu pengembang ternama tanpa ada aparat hukum maupun keputusan pengadilan mengenai sengketa lahan.
"Saya tidak mencampuri persoalan hukum di antara pengembang dan SGU. Namun, saat itu saya hadir di sana karena mahasiswa saya yang tergabung dalam resimen mahasiswa (Menwa) sedang latihan bersama dengan Menwa dari SGU di kampus tersebut, lalu saya mendapat informasi adanya ratusan preman yang datang akan menutup SGU," papar Dadang, saat dihubungi, Senin (19/12/2016).
Menurut Dadang, ketika itu ia dihubungi oleh Komandan Menwa SGU yang juga Dekan Fakultas Teknik Gembong Baskoro, bahwa ada persoalan di kampus SGU yang berada di EduTown BSD City Kav II.1, Bumi Serpong Damai. Karena saat itu ada latihan bersama Menwa Unsada dengan Menwa SGU, selaku Rektor maka Dadang langsung menuju lokasi kejadian.
"Kebetulan beliau itu rekan saya dan kami sama-sama alumni Lemhanas. Saya berada di lokasi pada pukul 19.00 WIB, saya melihat ratusan kendaraan dilengkapi dengan beton dan peralatan pengangkut beton, dan dalam waktu yang relatif singkat, sekitar pukul 22.00 WIB, seluruh kampus SGU sudah tertutup tembok beton yang tinggi," jelasnya.
Menurutnya, mereka berusaha menenangkan pihak mahasiswa maupun dosen SGU agar tidak ada aksi yang berujung pada konflik fisik. Apalagi di sekitar lokasi kejadian tidak ada aparat hukum baik dari pengadilan, kejaksaan maupun kepolisian.
"Dunia kampus adalah dunia terhormat, bukan area prostitusi atau pun perjudian. Seharusnya, untuk masalah hukum diselesaikan dengan jalur hukum. Saya menyesali kejadian ini. Seharusnya keadilan dapat ditegakkan dan pengusaha tidak semena-mena mengambil tindakan dengan mengorbankan masa depan generasi muda bangsa," jelas Dadang.
http://www.netralnews.com/news/pendi...i.dunia.kampus
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Rektor Universitas Dharma Persada (Unsada) Dadang Solihin menyesali aksi penutupan kampus Swiss German University (SGU) yang dinilai tidak menghormati dunia pendidikan. Ia mengaku kaget dengan aksi penutupan kampus Swiss German University (SGU) pada Sabtu (17/12/2016) malam, yang tanpa mengikuti prosedur hukum.
Penutupan kampus itu, sambungnya, dilakukan oleh ratusan orang dari salah satu pengembang ternama tanpa ada aparat hukum maupun keputusan pengadilan mengenai sengketa lahan.
"Saya tidak mencampuri persoalan hukum di antara pengembang dan SGU. Namun, saat itu saya hadir di sana karena mahasiswa saya yang tergabung dalam resimen mahasiswa (Menwa) sedang latihan bersama dengan Menwa dari SGU di kampus tersebut, lalu saya mendapat informasi adanya ratusan preman yang datang akan menutup SGU," papar Dadang, saat dihubungi, Senin (19/12/2016).
Menurut Dadang, ketika itu ia dihubungi oleh Komandan Menwa SGU yang juga Dekan Fakultas Teknik Gembong Baskoro, bahwa ada persoalan di kampus SGU yang berada di EduTown BSD City Kav II.1, Bumi Serpong Damai. Karena saat itu ada latihan bersama Menwa Unsada dengan Menwa SGU, selaku Rektor maka Dadang langsung menuju lokasi kejadian.
"Kebetulan beliau itu rekan saya dan kami sama-sama alumni Lemhanas. Saya berada di lokasi pada pukul 19.00 WIB, saya melihat ratusan kendaraan dilengkapi dengan beton dan peralatan pengangkut beton, dan dalam waktu yang relatif singkat, sekitar pukul 22.00 WIB, seluruh kampus SGU sudah tertutup tembok beton yang tinggi," jelasnya.
Menurutnya, mereka berusaha menenangkan pihak mahasiswa maupun dosen SGU agar tidak ada aksi yang berujung pada konflik fisik. Apalagi di sekitar lokasi kejadian tidak ada aparat hukum baik dari pengadilan, kejaksaan maupun kepolisian.
"Dunia kampus adalah dunia terhormat, bukan area prostitusi atau pun perjudian. Seharusnya, untuk masalah hukum diselesaikan dengan jalur hukum. Saya menyesali kejadian ini. Seharusnya keadilan dapat ditegakkan dan pengusaha tidak semena-mena mengambil tindakan dengan mengorbankan masa depan generasi muda bangsa," jelas Dadang.
http://www.netralnews.com/news/pendi...i.dunia.kampus
0
2.9K
32
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya