AKARTA, NETRALNEWS.COM - Keterlibatan Direktur PT Melati Technofo Indonesia, Fahmi Darmawansyah yang juga Bendahara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam kasus suap di Badan Keamanan Laut (Bakamla), telah mencoreng nama baik lembaga keagamaan tersebut.

Peristiwa keterlibatan Bendahara MUI dalam kasus suap, harus menjadi momen bagi MUI untuk membersihkan diri dari oknum-oknum nakal. Pertahankan pengurus lama, nama MUI akan tercemar.

"Selamatkan MUI dari oknum-oknum pengurus yang nakal sekarang juga. Kasus tersangka bendahara MUI bisa menjadi momentum yang tepat untuk melakukan aksi " bersih-bersih" pengurus," kata Pengamat Hukum Muara Karta di Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Dirinya mengungkapkan, pergantian pengurus inti MUI tidak harus berpatokan dengan masa bakti kepengurusan yang berakhir 2020 mendatang. Pasalnya, apabila kondisi kepengurusan MUI tetap dibiarkan seperti ini, tanpa ada perombakan, dikhawatirkan lembaga yang juga mengurusi sertifikasi halal tersebut akan makin tercemar.

"MUI harus independen. Jangan direcoki dengan hal berbau bisnis dan politik," ujar Karta.

Sekedar diketahui, Direktur Utama PT Melati Technofo Indonesia, Fahmi Darmawansyah yang berstatus tersangka pemberi suap kepada pejabat Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI diketahui menjadi bendahara MUI.

Fahmi diduga menyuap pejabat Bakamla Eko Susilo Hadi dengan uang sebesar Rp 2 miliar melalui anak buahnya terkait pengadaan satelit monitoring di Bakamla tahun 2016.

Berdasar informasi yang didapat dari daftar susunan pengurus MUI masa khidmat 2015-2020 di website MUI, suami dari artis Inneke Koesherawati duduk sebagai salah satu bendahara MUI.

http://www.netralnews.com/news/hukum....akan.tercemar

cuma oknum.. masih wajar lah...