Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Ancaman teror yang terus bikin sibuk Densus
Ancaman teror yang terus bikin sibuk Densus
Personel Brimob menjaga area rumah terduga anggota jaringan teroris saat dilakukan penggerebekan oleh tim Densus 88 Mabes Polri, di kawasan Bintara Jaya 8, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12).
Penyergapan tujuh terduga teroris pada tengah pekan, yang berujung tiga tewas di Tangerang Selatan, menggenapkan catatan 150 penangkapan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 pada 2016.

Itu tidak termasuk 14 upaya penggagalan aksi serangan, salah satunya terungkap pada 10 Desember saat pasukan antiteror berhasil menyita "bom rice cooker berdaya ledak tinggi" di Bekasi Barat.

Selain itu, sebelumnya, Densus pernah pula menepis hasrat tersangka pelaku teror untuk meluncurkan roket dari Batam dengan sasaran Singapura.

"Densus 88 agak lebih unggul dari pasukan antiteror bentukan banyak negara lain di dunia," ujar Greg Barton, seorang pakar urusan terorisme dari Australia, dilansir Reuters, Jumat (23/12). "Beban kerja mereka sangat luar biasa, dan mereka cakap dalam menjalankan tugasnya".

Menurut analisis Reuters atas pasukan elit itu sejak 2010, Densus 88 telah menyabot setidaknya 54 rencana serangan.

Dalam enam tahun belakangan, hanya satu serangan besar yang memakan korban jiwa dari golongan sipil. Kasus dimaksud terjadi di lingkungan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, pada Januari.

Saat itu, delapan orang tewas (termasuk pelaku). Bahrun Naim disebut-sebut sebagai otak serangan. Menurut kepolisian, Bahrun sudah berbaiat kepada kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menetap di Suriah sejak 2014. Bahrun Naim diduga melakukan komunikasi dengan selnya di Indonesia melalui aplikasi Telegram.

Pada rentang 2002 hingga 2009, sembilan hantaman besar oleh teroris merenggut 295 nyawa dan mencederai ratusan orang.

Sejak terbentuk pada 2002, Densus mengutamakan penyamaran dalam mengumpulkan data intelijen. Namun, kini, kegiatan lebih banyak menyasar aktivitas di internet. Caranya, memasuki dan mengawasi ruang-ruang mengobrol ranah maya, media sosial, dan aplikasi berbagi pesan seperti Telegram.

Meski internet makan porsi besar, tapi bukan berarti urusan penyamaran tidak beroleh taji. Hari-hari menjelang operasi penyergapan di Tangerang Selatan pada Rabu (21/12) jadi bukti.

Sebelum tim operasi Densus bekerja, seturut laporan Kompas.com, para agen intelijen beredar di sekitar lokasi dengan pakaian ala orang kebanyakan seperti celana jin, kaus oblong, dan sepatu kets.

"Kemarin ada tiga orang yang duduk-duduk di depan rumah. Gayanya kayak anak punk. Baru tadi pagi saya tahu ternyata mereka polisi," ujar seorang sumber Kompas.com, Dedi, warga setempat.

Operasi intelijen itu berlangsung sejak sepekan sebelumnya. Ketika terduga teroris itu memantau target aksi teror, yaitu pos polisi di Tangerang Selatan, tim Densus 88 juga memantau mereka.

Walaupun Densus 88 telah banyak menangguk sukses, kecemasan akan serangan teror masih tinggi. Terpokok, ancaman yang kemungkinan bakal ditebar para pribadi Indonesia yang ditempa oleh konflik bersenjata di Suriah dan Irak di bawah bendera ISIS.

Sekitar 800 warga Indonesia telah bertolak ke Suriah demi bergabung dengan ISIS, dan 169 di antaranya ditangkal di tengah jalan dan dipulangkan.

Dalam dua bulan belakangan, demikian warta Reuters, telah terekam 38 penangkapan dan terungkap lima rencana serangan.

Rencana-rencana dimaksud berkaitan dengan ISIS. Polisi sendiri menduga kesemua rencana itu bersinggungan dengan Bahrun Naim, jika bukan langsung diarahkan olehnya.

Para teroris dan mujahid setempat yang telah dibekuk pihak berwenang memang tak pernah pergi ke luar negeri. Tapi, dengan adanya internet dan teknologi seperti media sosial, merakit bom dan peledak jadi lebih mudah jadi lebih mudah bagi mereka.

Selain kekhawatiran akan serangan di musim libur, pihak berwenang pun menyimpan kegelisahan akan kembalinya para pribadi garis keras seperti Bahrun dari kawasan konflik.
Ancaman teror yang terus bikin sibuk Densus


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...n-sibuk-densus

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Ancaman teror yang terus bikin sibuk Densus Jembatan Cisomang masih aman dilalui kendaraan kecil

- Ancaman teror yang terus bikin sibuk Densus Siapa Anis Amri, pelaku serangan truk di Berlin?

- Ancaman teror yang terus bikin sibuk Densus Bantuan kemanusiaan Israel untuk Aleppo

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
5K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread742Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.