Halo semuanya!
Ini trit pertama ane dikaskus juga story pertama yg gua coba iseng2 bikin. padahal sebelumnya
gapernah ada hobi nulis samsek juga gasuka baca bacaan yang panjang panjang
Tujuan ane posting di SFTH buat minta feedback juga masukan dari agan-sista semuanya
kalo misalnya responnya bagus, ntar ane update begitu ada waktu kosong.
cerpen/novelet/cerita (?) judul ibu ini sebenernya lebih ke psychological horror sci-fi ya menurut gua. yang pasti bukan true story
i would appreciate any feedback and suggestion, jadi bebas buat komen ya gansis semua!
Part 1 sama part 2 itu isinya tentang theme cerita kedepannya, biar gansis lebih familiar sama vibes-vibes cerita ini, Insyaallah diupdate seminggu dua kali
Beberapa konten dicerpen ini mungkin tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur.
Spoiler for I. PROLOG:
“Neng, pulang ibu kangen”
---
Jalan Braga pada kamis malam itu terlihat sepi, walaupun masih banyak para pemuda dan gadis remaja yang menikmati malam dengan mengobrol bersama temannya di sebuah convenience storepinggiran dan beberapa memilih untuk minum minum di bar. Beberapa kios dan toko tampak sudah bersiap-siap untuk tutup karena jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.
Jalanan yang basah juga hembusan udara yang dingin sehabis hujan menambah kenyamanan Jalan Braga, Entah kenapa, Suasana lampu remang remang dan suara diskotik yang terpedam itu cukup menenangkan bagi Lula. Tiap malam sehabis kerja, jika ada waktu lenggang, Lula lebih memilih menghabiskan waktunya untuk minum di Bar Ocean bersama teman-temannya, atau sendiri jika dia sedang merasa beruntung dan merasa berkesempatan mendapatkan seseorang untuk menghabiskan malam bersama.
Gadis berumur dua puluh lima tahun yang kurus, tidak terlalu kurus, tetapi cukup ideal. Walaupun begitu ia terkadang merasa insecure dengan postur tubuhnya, ia terlalu peduli akan apa yang orang pikirkan terhadapnya. Rambutnya lurus sebahu berwarna abu-abu. Rambutnya merupakan hal yang paling ia suka darinya, setelah payudaranya.
Lula sedang duduk sendirian di kursi bar itu, mengenakan kaos hitam dan celana jeans pensil berwarna biru muda yang terlihat indah dikakinya. dua sloki vodka kosong terlihat didepannya. Lagu cigarettes after sex – dreaming of you mengalun di keramaian Bar Ocean. Lagu ini mengingatkannya tentang masa lalunya di SMA dulu, tentang teman-temannya, cinta pertamanya, sahabatnya. Dia rindu akan masa mudanya, dia pikir sepertinya dulu hidupnya tidak sesulit dan serumit sekarang, dan yang paling ia rindukan adalah Ibunya, Sudah hampir setahun ia tidak bertemu dengan Ibunya karena kesibukannya.
Ia terlihat murung kali ini, seperti ada sesuatu yang dia pikirkan. Memang Lula pada dasarnya bukan orang yang ceria dan penuh energi. Tetapi tidak biasanya ia murung seperti hari ini.
Lula meraih totebag hitamnya dan mengeluarkan sebungkus Camel Black yang telah ia buka, dan menyulut batang rokok itu. Tidak lama kemudian, Datang pemuda berperawakan tinggi mengenakan parka hijau muda dan celana jeans hitam robek dengan sling bag etnis berwana merah marun. Duduk disamping Lula seraya menepuk pundaknya.
“Udah lama, lul?” ucap pemuda itu. Sedikit kesal, Lula menjawab. “Ada kali sejam, darimana sih lo, Zed?” “Urusan kantor. Klien gua rada gasuka grafis yang gua kirim kemaren, minta diganti typefacenya. Sori yaa.” Balas Zedi memelas, sambil menambahkan “Yaudah, gimana kalo sekarang gua bayarin tapi lo jangan ngambek lagi.” “gausah. gua masih ada duit, eh tapi kalo maksa yaa gapapa lah” jawab Lula sambil tersenyum, menandakan moodnya yang sudah pulih, tetapi seperti masih ada yang mengganggu dibenaknya.
---
“Ada apa lul? Kok kayaknya lagi bete?” Tanya Zedi, sambil menenggak sesloki whiskey Jack Daniels yang sudah ditambah es dan soda. “Engga, cuman kangen ibu aja. Udah lama gua ga pulang sih.” Responnya. “Emang udah berapa lama lo ga pulang?” “Adalah setahun, gua sibuk banget zed. Kemaren sempet nelpon gua sih, terus bilang ‘neng, pulang ibu kangen’. Kayanya gua besok mau ambil cuti terus subuh langsung pulang.” Jawab Lula. “Emang kampung lo dimana lul? Mau gua temenin ga? Gua besok ga akan ngantor soalnya.” Ucap Zedi, tangannya sibuk menyletingkan jaketnya. “di Indramayu, kalo ga ganggu sih mau Zed. Males nyetir sendiri juga gua.” “Yaudah sekarang gua nginep ditempat lo aja biar besok langsung berangkat ya, tapi gua ambil baju dulu dirumah.” Jawab Zedi antusias.
“Boleh, pulang sekarang aja yuk, gua gamau terlalu hangover besok.” Jawab Lula, sambil membereskan bawaanya. “Gua bayar dulu.” Balasnya sambil memberikan kartu debitnya ke bartender.
Spoiler for II. VISIONS:
“Akhirnya kamu pulang.”
--
Aku terbangun di tempat yang familiar bagiku, tempat dimana aku menghabiskan waktu kecilku sampai lulus SMA. Rumah belanda tua dengan interior berisikan furnitur vintage yang masih bagus walaupun sudah berumur. “Ini pasti mimpi.” Ucapku dalam hati.
Aku sekarang berada di ruang makan rumahku, suasananya masih sama seperti saat aku masih tinggal disini, karpet merah tua, lampu gantung dengan bohlam berwarna kekuningan, Jam besar milik kakek yang berdenting tiap jam 12 malam. Sebuah tv kuno yang berada diatas bupet jati tua, semuanya masih sama. Yang beda hanya suasana tempat ini, rasanya aneh. Mencekam dan terasa penuh kesedihan. Akupun tidak melihat ibuku disana.
“Ibu, Aku pulang.” Sahutku, tapi tidak ada yang menjawab. Aku naik keatas untuk mencari ibuku, suara derit tangga tua ikut berbunyi mengikuti langkahku. Cahaya bulan dan kilat petir menyorot jendela diujung lorong atas. Akupun berjalan kepintu kamar ibuku yang berada diujung lorong, tepat setelah pintu kekamarku dan kamar adikku, Intan.
Bersamaan saat aku memegang engsel pintu kamar ibuku, Aku mendengar ibuku memanggil dengan suara yang tidak asing dan lirih “Neng?” ucapnya, akupun langsung membuka pintu kamar Ibuku.
“Akhirnya kamu pulang.” Ucapnya, dia duduk disamping kasurnya tanpa ekspresi, dengan air mata yang menetesi pipinya, kantung matanya tampak jelas dibawah kelopak matanya. Tv dikamarnya hanya menunjukan layar statis dan memberi cahaya keputihan dikamarnya.
“Ibu..” Ucapku, aku tidak bisa menahan kesedihan dan mataku mulai berat oleh air. Pada saat dimana aku hendak menghampirinya, untuk memeluknya. Sebuah cairan lengket kental berwarna hitam mulai keluar dari dinding kamar ibuku, dan perlahan merayapi lantai dan dinding. Sehingga semuanya menjadi gelap juga lembab. Dan kemudian bergerak merayapi kaki ibuku, menuju tubuhnya, menjalar kekepala juga wajahnya. Lalu ibuku pun terbalut dengan cairan itu sepenuhnya. Aku tidak bisa bergerak, tubuhku kaku, kulihat cairan itu mulai menjalar kepadaku. Ibuku membuka mulutnya, yang sekarang terlihat seperti lubang berwarna merah diwajah sosok hitam yang tidak kukenali lagi, ia berteriak.
“JANGAN PULANG!!”
Aku terhentak jatuh kebelakang.
Akupun merasakan perasaan yang amat intens. Takut, Sedih semua campur aduk menjadi satu. Cairan lengket itu mulai menjalar keseluruh badanku, dan berakhir diwajahku. Perlahan lahan mulai menutupi pandanganku sehingga pandanganku mulai kabur.
“Maafkan aku ibu.”
Diubah oleh orbitalthoughts 25-12-2016 13:48
anasabila memberi reputasi
1
2.5K
Kutip
20
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!