Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Kembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah Italia
Tentu sulit bagi Federasi Sepakbola Mesir untuk memilih Hassan Shehata atau Stephan El Shaarawy. Hassan sudah memberikan tiga gelar Piala Afrika beruntun buat Mesir, sementara Stephan adalah pemain muda yang diprediksi akan bersinar di Italia.

Stephan ditinggalkan. Federasi Sepakbola Mesir lebih memilih mendengarkan pendapat Hassan bahwa, “Tidak semua pesepakbola Mesir yang bermain di luar negeri layak untuk bermain untuk timnas.”

Pada akhirnya kita tahu bahwa menjadi warga negara Mesir bisa menjadi bencana buat karier sepakbola Stephan.

Stephan El Shaarawy tidak pernah benar-benar menginjakkan Mesir dan tinggal di sana untuk waktu yang lama. Ia terlahir sebagai seorang Italia dari pasangan Sabri dan Lucy. Sabri adalah seorang Mesir sementara Lucy campuran Swiss-Italia.

Kembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah Italia


Stephan lahir dan besar di Savona, 27 Oktober 24 tahun silam. Savona sendiri merupakan daerah pelabuhan di utara Italia. Savona sendiri dikenal sebagai industri penghasil besi terbesar di Italia. Banyak industri berat berdiri di sana.

Soal sepakbola, Savona menghasilkan sejumlah pesepakbola seperti Christian Panucci, Michele Marcolini, dan Enrico Cucchi. Namun, Savona tak memiliki kesebelasan yang benar-benar kuat. Ini yang membuat sejumlah pesepakbola hijrah ke daerah tetangga seperti Panucci ke Genoa, Cucchi ke Inter Milan, sementara Marcolini ke Torino.

Stephan pun setali tiga uang. Di awal karier profesionalnya, ia bermain untuk Genoa, sebelum mendapatkan popularitas di AC Milan. Sempat meredup, Stephan mulai kembali bersinar saat dipinjamkan ke AS Roma awal 2016 lalu, dan dipermanenkan pada musim ini.

Dibiarkan Mesir

Mesir, pada 2010-an, meski menjuarai Piala Afrika tapi dinilai kekurangan penyerang yang mumpuni. Nama Stephan pun muncul meski banyak pula yang menganggapnya kurang penting. Ada argumen seperti ini: “Nigeria, Pantai Gading, dan Kamerun, punya pemain diseluruh dunia, tapi di Afrika, Mesir dengan talenta liga lokal tetap yang terbaik.”

Ini yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa Mesir tidak memasukkan Rami Shaaban, yang pernah menjadi bagian dari skuat Arsenal, sebagai kiper timnas. Rami, sebenarnya punya darah Mesir dari ayahnya, sementara ibunya seorang Finlandia. Namun, Rami juga punya hak untuk mendapatkan paspor Swedia karena lahir di Stockholm.

Rami mengawali kariernya di Swedia sebelum pindah ke Mesir. Bakatnya kemudian ditemukan Arsene Wenger yang merekrutnya untuk menjadi pelapis David Seaman pada 2002. Meski tak banyak mendapatkan kesempatan bermain, tapi Rami menjadi Mesir pertama yang memenangi Premier League.

Rami sempat mengutarakan keinginannya untuk memperkuat timnas Mesir. Namun, ia tidak mendapatkan perhatian yang cukup untuk membawanya ke Kairo. Perhatian justru datang dari timnas Swedia yang bermain di Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2008.

Hal serupa terjadi pada Stephan. Untuk ukuran pemain yang baru 20 tahun kala itu, menjadi ujung tombak AC Milan tentu merupakan sesuatu yang spesial. 16 golnya di musim keduanya bersama Milan membuat siapapun tentu setuju kalau Stephan akan bersinar pada waktunya.

Namun, semuanya sudah terlambat. Pada 15 Agustus 2012 El Shaarawy memulai debutnya di tim senior Italia, yang membuatnya tak lagi bisa memperkuat timnas Mesir.

Meski tak bermain untuk negara ayahnya, tapi Stephan mengaku bangga memiliki darah Mesir. Dalam wawancaranya dengan Mundo Deportivo, meski bangga dengan Mesir, tapi ia tetap menganggap Italia sebagai rumahnya.

“Aku adalah seorang Italia. Aku bangga menjadi keturunan Mesir dan aku punya keluarga di sana, tapi Italia adalah rumahku,” kata Stephan.

Berperan Penting dalam Kemenangan Roma atas Chievo

Kembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah Italia


AS Roma sempat tertinggal terlebih dahulu lewat sundulan Jonathan de Guzman. Di injury time babak pertama, Stephan menyamakan skor lewat tendangan bebas indah yang melengkung ke sisi kanan gawang Chievo. Gol tersebut berarti penting buat Roma yang menutup babak pertama dengan skor 1-1.

Stephan kembali menjadi kreator dalam terciptanya gol kedua Roma. Pada menit ke-52, Stephan melakukan akselerasi di sisi kanan pertahanan Chievo. Ia mengirim umpan pendek ke arah Edin Dzeko yang menunggu di depan gawang. Namun, bola berhasil diblok oleh bek Chievo. Sontak, Stephan pun mengejar bola berusaha merebutnya. Bola lantas bergulir ke depan Dzeko yang langsung mendorongnya ke dalam gawang.

Setelah gol tersebut, Stephan berkali-kali mengancam sisi kanan pertahanan Chievo, termasuk peluang emasnya pada menit ke-74. Ia mengirimkan umpan matang ke depan gawang Chievo, tapi tak ada satupun pemain Roma yang menyambutnya.

Sementara itu, gol ketiga Roma dicetak oleh Diego Perotti dari titik putih. Penalti ini tak lepas dari pergerakan Perotti di sisi kanan penyerangan Roma yang dilanggar di dalam kotak penalti.

Supported by:
Kembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah Italia

Kembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah ItaliaKembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah Italia

Kembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah ItaliaKembali Bersinarnya Lelaki Mesir di Tanah Italia
www.kaskus.co.id
0
5.7K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Liga Italia
Liga ItaliaKASKUS Official
1.5KThread8.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.