- Beranda
- The Lounge
Fenomena Filter Bubble Effect dan apa bahayanya?
...
TS
hantuceria
Fenomena Filter Bubble Effect dan apa bahayanya?
Thanks Mod Min Udah bikin Trit Ane HT
04/12/2016
Quote:
Monggo di dulu threadnya gan.. biar makin nyusss
Quote:
Halo agan sista kaskuser , udah tau belum dengan istilah FILTER BUBBLE? Atau minimal udah pernah dengar tuh.. Kali ini ane mau posting mengenai GELEMBUNG FILTERitu.
Oiya, disini ane sebelumnya mohon maaf apabila artikel ini , ane disini akan menjabarkan kembali agar lebih mudah dipahami dan dimengerti, ane juga menambahkan beberapa gambar ilustrasi biar makin mudah dicerna.
Quote:
Pas ente buka sosial media, ente pernah gak nemuin orang pada debat kusir, maki maki gak jelas, mau menangnya dewe dan sebagainya... Bahkan sampai memaki maki pake bahasa kasar (Mungkin lupa dia kalo di negara kita udah ada UU ITE yang mengatur sikap kita di internet). Back to topic, Kenapa bisa begitu? Karena mereka mungkin berubah pemikiran karena disodori hanya sesuatu yang bersependapat ketika mereka bersosial media.
Yah fenomena ini diawali dengan adanya perubahan algoritma dalam penyeleksian konten. Mungkin Kejadian ini makin menjadi saat ini dikarenakan akibat dari Social Media yang mengubah algoritma isian konten halaman beranda dari sosial media itu yang dulunya berbasis timeline (waktu), sekarang diganti berdasarkan filter/penyaringan berdasar histori riwayat aktivitas masa lalu pengguna nya. Yah fenomena ini dinamakan EFEK FILTER BUBBLE.
Quote:
Asal usulnya, pertama kali istilah ini diperkenalkan oleh seorang aktivis internet terkemuka bernama Eli Pariser. Menurut informasi dari Wikipedia dan beberapa sumber yang ane baca, Arti dari Filter Bubble adalah sebuah kondisi hasil formulasi hitungan perkiraan algoritma penyaringan pada sebuah situs yang akan menebak informasi apa yang pengguna ingin melihat berdasarkan informasi tentang pengguna (seperti lokasi, Riwayat klik, riwayat like, pertukaran komentar, dan riwayat pencarian), sebagai hasilnya, pengguna menjadi terpisah dari informasi yang tidak selaras dengan pandangan mereka.
Quote:
Contoh adalah hasil personalisasi pencarian Google dan aliran berita yang ada di beranda Facebook kita. pengguna sosial media akan mendapatkan informasi yang lebih sedikit untuk sudut pandang yang bertentangan dengan sudut pandangnya dan terisolasi secara intelektual dalam gelembung informasi mereka sendiri. Pariser mengaitkan sebuah contoh di mana satu pengguna menggunakan mesin pencari Google untuk “BP” dan mendapat berita investasi sekitar British Petroleum sementara pencari lain mendapat informasi tentang tumpahan minyak Horizon Deepwater. Hal ini menunjukan bahwa hasil pencarian untuk keyword yang sama yaitu “BP” ternyata menghasilkan dua hasil pencarian yang “sangat berbeda.” , misal ente biasanya aktivitas di internet seputar sepak bola, entah like komen atau search di bidang sepak bola, bisa jadi ketika ente melakukan pencarian "BP" munculnya "bambang pamungkas"
Quote:
Dengan adanya pengelompokan-pengelompokan hasil penyaringan itu tentunya akan secara efektif mengisolasi seorang pengguna sosial media dalam gelembung ideologi mereka sendiri. Bahaya dari efek filter bubble ini, seorang pengguna sosial media akan seolah-olah terkurung didalam balon imajiner, yang mana isi dari balon itu adalah mayoritas orang-orang yang sependapat/sepemikiran dengan pengguna sosial media tersebut. dimana orang-orang itu ditemukan oleh sosial media dari hasil penyaringan. Tentunya keadaan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir dan respon di masyarakat. Pengguna Sosial media tersebut hanya disodori pengguna sosmed lain yang pro dengan dia, tidak dengan yang kontra dengan dia.
Secara gampangnya nih ya, bahaya efek filter bubble ini adalah:
- Fanatik Berlebihan
Karena terbiasa terkurung dalam gelembung informasi yang sangat minim informasi dan tidak berimbang, membuat pola pikir semakin sempit, pendek dan tidak berkembang. dia dapat kaget bahkan berontak andaikata menemui sesuatu hal yang tidak sependapat dengan dia atau yang di dalam gelembung nya.
- Egois, Mau Menang sendiri dan Anti kritik.
Hal ini menjadi mungkin terjadi, karena selalu disodori opini dan pandangan pro. Sebut saja si A dia mengidolakan Artis Korea Karena selalu disodori opini dan pandangan pro terhadap artis korea X ini , maka si A akan semakin jauh dari opini dan pandangan di luar itu. Walaupun si C menulis kritik bagus mengenai artis korea X, namun tidak akan sampai ke newsfeed si A. Akhirnya semakin lama semakin terbentuk pemikiran “pokoknya Artis Korea X yang paling bagus, yang lain jelek”. - Overklaim
Kalo misal nih, si A tadi ditanya, “Seberapa tingkat kepopuleran Artis korea X sekarang?”, bisa jadi serta-merta makclenger dia akan menjawab, “Wah, sangat bagus. Di news feed FB saya semuanya mengidolakan Artis Korea. Ada kecenderungan orang untuk over klaim bahwa orang lain semua sepaham dengan dia, padahal belum tentu, mungkin banyak juga teman social media dia yang tidak mengetahui keberadaan Artis Korea X tersebut.
Quote:
Oke biar lebih gampang ini ane kasih ilustrasinya
Nah sudah tau kan bahaya nya efect dari filter bubble ini, mari kita jadi pengguna sosial media yang cerdas, berpikiran yang dewasa, fair dan objektif, serta berpikiran terbuka. Jangan sembarangan mudah percaya pada satu sumber, bandingkan dengan sumber sumber valid, seimbangkan informasi yang didapat lain agar pikiran kita lebih netral, stabil, terbuka dan berdasar fakta.
Mari kita pecahkan gelembung pembatas informasi kita, jangan mau di perdaya dengan teknologi namun kita yang mengatur teknologi
Semoga kita semua terhindar dari efek buruk filter bubble.
Diolah dari berbagai sumber:
1dan 2
Spoiler for desc:
Nah sudah tau kan bahaya nya efect dari filter bubble ini, mari kita jadi pengguna sosial media yang cerdas, berpikiran yang dewasa, fair dan objektif, serta berpikiran terbuka. Jangan sembarangan mudah percaya pada satu sumber, bandingkan dengan sumber sumber valid, seimbangkan informasi yang didapat lain agar pikiran kita lebih netral, stabil, terbuka dan berdasar fakta.
Mari kita pecahkan gelembung pembatas informasi kita, jangan mau di perdaya dengan teknologi namun kita yang mengatur teknologi
Semoga kita semua terhindar dari efek buruk filter bubble.
Diolah dari berbagai sumber:
1dan 2
Quote:
Postingan ini ditampilkan juga di Blog Ane
Quote:
Udah ah, segini dulu tulisannya, biar gak kayak koran.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca thread ini.
jangan lupa ya gan, dan juga , ane ngga mengharapkan karena ane lagi ga bangun rumah...
Quote:
Mampir gan di artikel ane yang lain
Keliling Wisata Murah di Jogja Pake Trans Jogja
Sensasi 3D Trick Eye Museum De Mata Jogja
Quote:
Nah ini yang paham maksud ane
Jadi Intinya begitu.. di Sosmed (FB) munculnya orang yang sama di tiap waktu.
Quote:
Original Posted By boulevardoutlet►lingkaran yg gak terlihat lah istilahnya..contoh mudah pas buka fb,muncul dia lagi dia lagi...CMIIWW
Quote:
Original Posted By grimmjow69►kaya e fb gitu tah gan? apa yg kita respon(like n sebagainya) pasti muncul di beranda yg lain gk kelihatan padahal temen fb banyak jadi kita tanya itu2 ajh
Quote:
Original Posted By bizz_quite►Makanya ane lebih suka facebook yg dulu, postingannya berdasarkan wkt postnya. Klo sekarang buka facebook isinya dia lagi dia lagi
Quote:
Original Posted By bliss.cloth►Hooo namanya filter bubble ya
Ane udah feeling sih gan, dari beberapa waktu belakangan, kyknya search engine google makin cerdas
Ane kerasanya saat masukin keyword, eh si google 'nyadar' informasi yang akan kita tuju, padahal keywordnya masih lumayan umum
Semoga kita jadi semakin bijak ya gan berselancar di dunia maya.
Nice sharing gan!
Ane udah feeling sih gan, dari beberapa waktu belakangan, kyknya search engine google makin cerdas
Ane kerasanya saat masukin keyword, eh si google 'nyadar' informasi yang akan kita tuju, padahal keywordnya masih lumayan umum
Semoga kita jadi semakin bijak ya gan berselancar di dunia maya.
Nice sharing gan!
Penjelasan Teknis
Quote:
Original Posted By sapi_cakep►hmmmm......
jadi begitu bray
sebenernya sistem tersebut itu mengadopsi sistem semantik web
tujuan dari semantik web itu sebenernya
ketika seseorang sudah sering berada pada web/internet
sering googling, fb, youtube, dll.
maka secara otomatis data nya akan terekam
misalkan topik kesukaan apa saja, apa yang dibenci, apa yg tidak berguna, dll.
sehingga secara otomatis user akan diarahkan pada 1 topik saja
ane pernah baca suatu artikel(lupa dmn)
sebenernya semantik web itu memiliki ide tujuan yang bagus :
"dengan adanya semantik web, diharapkan komputer lebih mengetahui apa yg dibutuhkan user, drpd user itu sendiri"
(intinya kurang lebih seperti itu)
jadi skrg tinggal gmn kita menyikapi ajah ama sistem tersebut
jangan lupa sistem sekarang makin lama makin pintar
jadi begitu bray
sebenernya sistem tersebut itu mengadopsi sistem semantik web
tujuan dari semantik web itu sebenernya
ketika seseorang sudah sering berada pada web/internet
sering googling, fb, youtube, dll.
maka secara otomatis data nya akan terekam
misalkan topik kesukaan apa saja, apa yang dibenci, apa yg tidak berguna, dll.
sehingga secara otomatis user akan diarahkan pada 1 topik saja
ane pernah baca suatu artikel(lupa dmn)
sebenernya semantik web itu memiliki ide tujuan yang bagus :
"dengan adanya semantik web, diharapkan komputer lebih mengetahui apa yg dibutuhkan user, drpd user itu sendiri"
(intinya kurang lebih seperti itu)
jadi skrg tinggal gmn kita menyikapi ajah ama sistem tersebut
jangan lupa sistem sekarang makin lama makin pintar
Real Story
Quote:
Original Posted By ZackRyder►Ane kena, gan. Ane cerita ya.
Jadi isi timeline sosmed ane adalah fanpage/akun informatif dan bagus (karena ane memang suka akun yang bagus-bagus) dan akun-akun tersebut memang udah bertahun-tahun ngejamur di timeline pesbuk ane. Pengaruhnya karena ane orangnya suka sama yang positif-positif gitu, jadi berita bagus ane serep terus. Dan ane langsung punya anggapan: "wah keknya semua org indo pinter-pinter nih."
Suatu hari, ane dan temen-temen ane nongkrong. Salah satu temen ane (sebut aja "A" ya) buka omongan soal demo 411 dan dia berpendapat kontra dengan ane. Beberapa dari kita akhirnya pilih pihak (ada yang pro dengan ane, ada yang pro sama "A"). Disitu ane menilai masih hal wajar.
Balik nongkrong, buka pesbuk, liat akun-akun favorit ane di beranda, gak lama ane mikir: "kok si 'A' bego banget sih? jelas-jelas yang bener gini." Ane seketika kaget dan keheranan, "kok masih ada ya orang yg belum melek di indo?" dan baru kali itu ane punya rasa gak suka sama si "A" karena beda pendapat doang. Dulu-dulu kalo beda pendapat gak seliar gini, sampe ke personal. Bahaya juga musuhan cuman krn beda pendapat. Pokoknya emosi ane tibatiba ngebludak gitudah. Ane kayak merasa serba salah, "ini krn gue yang sok pinter atau gimana dah? apa pendapat gue yang memang salah? apa gue yang kemakan media? apa si 'A' yang emang bener? apa krn topik 411?"
Baru nyadar setelah ane besoknya kuliah, kebetulan dapet teori soal sudut pandang/point of view gitudeh. Ane langsung engeh, "oh gua salah." Ane lupa kalo ternyata memang ada orang yang belum melek di indo. Jangankan indo, lingkungan tongkrongan ane juga ada dengan kondisi saat ini. Ane langsung bisa memaklumi alasan kenapa si "A" bisa berpendapat demikian. Stigma ane salah. Karena pengaruh dari sosmed juga (istilahnya 80% info yang ane dapet di pesbuk), ane berpandangan bahwa semua orang di indo sederajat dengan ane. Ane lupa dan ane salah. Dalem hati ane bersyukur aja: "wooooh untung belom musuhan sama si 'A'."
Ane dan temen-temen yg pro dengan ane bisa dibilang kena filter bubble effect sih. Ane sampe sempet ada niatan ngejauhin si "A" juga termasuk filter bubble effect.
Kalo disamain sama contoh gambar yg dikasih TS, dengan sudut pandang ane ya, si "A" termasuk orang jenis D. Ane dan temen-temen ane termasuk A-B-C.
Jadi isi timeline sosmed ane adalah fanpage/akun informatif dan bagus (karena ane memang suka akun yang bagus-bagus) dan akun-akun tersebut memang udah bertahun-tahun ngejamur di timeline pesbuk ane. Pengaruhnya karena ane orangnya suka sama yang positif-positif gitu, jadi berita bagus ane serep terus. Dan ane langsung punya anggapan: "wah keknya semua org indo pinter-pinter nih."
Suatu hari, ane dan temen-temen ane nongkrong. Salah satu temen ane (sebut aja "A" ya) buka omongan soal demo 411 dan dia berpendapat kontra dengan ane. Beberapa dari kita akhirnya pilih pihak (ada yang pro dengan ane, ada yang pro sama "A"). Disitu ane menilai masih hal wajar.
Balik nongkrong, buka pesbuk, liat akun-akun favorit ane di beranda, gak lama ane mikir: "kok si 'A' bego banget sih? jelas-jelas yang bener gini." Ane seketika kaget dan keheranan, "kok masih ada ya orang yg belum melek di indo?" dan baru kali itu ane punya rasa gak suka sama si "A" karena beda pendapat doang. Dulu-dulu kalo beda pendapat gak seliar gini, sampe ke personal. Bahaya juga musuhan cuman krn beda pendapat. Pokoknya emosi ane tibatiba ngebludak gitudah. Ane kayak merasa serba salah, "ini krn gue yang sok pinter atau gimana dah? apa pendapat gue yang memang salah? apa gue yang kemakan media? apa si 'A' yang emang bener? apa krn topik 411?"
Baru nyadar setelah ane besoknya kuliah, kebetulan dapet teori soal sudut pandang/point of view gitudeh. Ane langsung engeh, "oh gua salah." Ane lupa kalo ternyata memang ada orang yang belum melek di indo. Jangankan indo, lingkungan tongkrongan ane juga ada dengan kondisi saat ini. Ane langsung bisa memaklumi alasan kenapa si "A" bisa berpendapat demikian. Stigma ane salah. Karena pengaruh dari sosmed juga (istilahnya 80% info yang ane dapet di pesbuk), ane berpandangan bahwa semua orang di indo sederajat dengan ane. Ane lupa dan ane salah. Dalem hati ane bersyukur aja: "wooooh untung belom musuhan sama si 'A'."
Ane dan temen-temen yg pro dengan ane bisa dibilang kena filter bubble effect sih. Ane sampe sempet ada niatan ngejauhin si "A" juga termasuk filter bubble effect.
Kalo disamain sama contoh gambar yg dikasih TS, dengan sudut pandang ane ya, si "A" termasuk orang jenis D. Ane dan temen-temen ane termasuk A-B-C.
0
96.2K
Kutip
385
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.1KThread•91KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya