Merdeka.com - Dwi Estiningsih, pemilik akun Twitter @estiningsihdwi yang mengunggah foto selebaran yang mengatakan pegawai BUMN tak boleh mengenakan jilbab syari menjelaskan, ia bertujuan agar masyarakat membuka mata bahwa masih ada diskriminasi saat melamar pekerjaan. Ia menambahkan, pelarangan mengenakan jilbab telah berlaku umum.
Hal tersebut diungkapkan wanita yang juga seorang guru ini melalui Twitter. Ia mengatakan, larangan yang bersifat diskriminatif tersebut bukan hal yang sepele.
"Tujuan saya tweet foto tersebut adalah untuk membuka mata masyarakat bahwa masih terjadi diskriminasi di sekitar kita. Harapan saya adl subjek pelaku dan masyarakat sadar bahwa hal yg SUDAH BERLAKU UMUM ini tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Saya berharap banyak pihak akan ikut BERSUARA dan BERBAGI tentang perlakuan DISKRIMINASI di sekitarnya."
Ia menjelaskan, setiap orang memiliki hak yang sama untuk mengakses mata pencaharian. Untuk itu ia meminta pemerintah memfasilitasi tindakan diskriminatif tersebut.
"SAYA MERASA PRIHATIN, terutama berkaitan dengan: a. MASYARAKAT UMUM b. PEMERINTAH c. REKAN SEPROFESI. #Masyarakat umum harus disadarkan bahwa mereka, siapapun mempunyai HAK yang sama untuk dapat mengakses sumber-sumber penghidupan. #Masyarakat umum harus disadarkan bahwa mereka bisa BERAKTUALISASI DIRI dengan difasilitasi oleh NEGARA... SIAPAPUN! TANPA TERKECUALI! #Pemerintah ~ Saya yakin telah berusaha terapkan KEADILAN SOSIAL BAGI RAKYAT, hanya sistem & pelaksanaan masih perlu perhatian serius."
Kepada pemerintah, wanita yang juga seorang Psikolog ini berharap pemerintah mendukung untuk menghilangkan tindakan diskriminatif. Kepada para psikolog, di mana larangan penggunaan jilbab itu ditujukan, ia menyuruh mereka untuk memberanikan diri untuk menolak tindakan diskriminatif tersebut.
"Harapan utk #Pemerintah ~ Mendukung & menciptakan iklim agar hilang perlakuan DISKRIMINATIF pd seluruh lembaga pemerintahan ataupun swasta. Saya tidak ingin rekan-rekan #psikolog terpaksa secara tidak langsung diminta untuk mendukung terlaksananya hal-hal DISKRIMINATIF. Harapan saya rekan-rekan #psikolog memberanikan diri menolak DISKRIMINASI vendor/user atau pihak manapun. Dan mengedukasi pengguna jasa."
Lebih lanjut, Dwi sudah menulis semua kronologi tweet-nya tersebut. Ia mengaku telah memiliki barnag bukti dokumen untuk menguatkan cuitannya.
"Saya sudah menulis kronologi beserta bukti dokumen. Berkas yang ada sy mintakan pertimbangan pada "orangtua" yang bisa saya percaya."
..................................................................................................................
fb dan twitter tersangka :
twitternya :
https://twitter.com/estiningsihdwi
facebooknya :
https://www.facebook.com/EstiningsihDwiPsi