TELEGRAF- Para pengguna media sosial (medsos) kini harus hati-hati mengomentari atau membagikan sebuah postingan. Bisa saja itu bagian dari ‘permainan’ provokator. Jangan sampai masuk dalam jaringan teroris.

Sebagaimana penuturan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kelompok terorisme sudah merambah dunia medsos. Membentuk cyber terorism dan cyber operation melakukan perekrutan anggota dan pelatihan.

“Polri juga tak mau kecolongan. Kita sudah bentuk cyber counter terorism,” kata Tito.

Dijelaskan, terorisme sekarang ini tidak lagi latihan dalam bentuk fisik, melainkan latihan secara teknologi. Seperti cara membuat dan merakit bom.

“Karena itu kita harus lakukan cyber counter terorism melalui cyber patrol, cyber attack, termasuk cyber surveillance,” ujarnya.

Tidak itu saja, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu menyebut, pendanaannya pun sudah menggunakan uang digital atau bitcoin. Karena itu, lanjut Tito, selain cyber counter terorism, mungkin diperlukan upaya lain, seperti regulasi yang kuat.

“Ini melihat perkembangan media sosial saat ini yang sudah sangat memprihatinkan. Sudah disalahgunakan serta melenceng dari kebutuhannya,” tutupnya.(man)

Sumber :http://www.telegrafnews.co.id/terori...-kata-kapolri/

wah - wah ... sangat berbahaya, mesti berhati - hati