Kisah Kuda yang Ngamuk dan Mati Karena Diklakson Bus Ini Bikin Terharu+Marah !
TS
lunarwina
Kisah Kuda yang Ngamuk dan Mati Karena Diklakson Bus Ini Bikin Terharu+Marah !
Spoiler for foto:
Kuda andong wisata di Jogja ngamuk setelah diklakson bus. Kuda tersebut berlari kencang tak tentu arah hingga tali pengikat yang menghubungkan kuda dengan andong terputus. Peristiwa tersebut sempat membuat jalanan Jogja tempat kejadian perkara kacau balau. Tapi di balik peristiwa ini ada kisah pilu yang bisa membuat kamu terharu sekaligus marah.
Kronologis
Spoiler for :
kuda ngamuk diklakson bus via Aris Gelaktawa ICJ
Jalanan di Jogja tampak begitu padat merayap malam itu. Seperti dilansir salah satu postingan Aris Gelaktawa dari Facebook Info Cegatan Jogja (ICJ), malam itu 12 Desember 2016 sekitar jam setengah sembilan memang Jogja sedang ramai wisatawan karena libur panjang apalagi di daerah Ngabean yang notabene adalah kawasan wisata. Di daerah ini terdapat banyak toko souvenir, counter handphone, dan tempat parkir bus wisata. Kendaraan pribadi dan kendaraan umum seperti bus, becak, serta andong pun tumpah ruah di jalan ini. Tidak terkecuali andong yang membawa wisatawan yang hendak menuju toko oleh-oleh bakpia ini. Sepertinya ungkapan nyinyir “Nek ra sabar, maburo !” (kalau tidak sabar, terbang aja !) tidak membunuh niat oknum sopir bus untuk mengklakson andong di depannya. Klakson bus tersebut membuat kaget kuda penarik andong, sontak kuda jranthal (lari kencang). Saking kencangnya, tali pengikat kuda yang menghubungkan kuda dengan andong terputus. Kusir andong yang juga tidak kalah kalut langsung mengejar kudanya yang sudah berlari kencang beberapa meter di depannya. Malangnya pak kusir, dalam pengejarannya, pak kusir justru harus terhenti karena tertabrak becak yang mungkin juga harus ngebut untuk menghindari amukan kuda jingkrak. Wisatawan yang berada di andong masih sedikit beruntung meski pasti shock atas apa yang mereka alami.
Kondisi kuda
Spoiler for :
kuda ngamuk diklakson bus via Aris Gelaktawa ICJ
Kuda yang kaget karena klakson bus hingga berlari kencang tanpa arah yang jelas tersebut membuat salah satu ruas jalan paling sibuk di Jogja ini kacau balau. Kuda tersebut menabrak warung makan pinggir jalan dan juga counter handphone. Kuda pun berhenti berlari. Pecahan kaca dari etalase deretan ponsel kekinian melukai kaki dan beberapa bagian badan kuda. Darah mengucur deras terlihat dari kaki kiri kuda nahas tersebut.
Kuda dibawa pulang kandang, tanpa ada penanganan khusus misal dibawa pakai mobil bak terbuka atau sebagainya
Spoiler for :
kuda ngamuk diklakson bus via Aris Gelaktawa ICJ
Kusir andong yang tampak masih sehat walaupun sempat jatuh tertabrak becak pelan-pelan mendekati kudanya yang telah berhenti setelah mengacak-acak counter handphone dan warung makan.
Dilansir dari Kompasiana, Riana Dewie menceritakan saat dia bertemu kerumunan orang di Jalan Wates. Ternyata kerumunan orang tersebut sedang menyaksikan kuda nahas yang kaget karena diklakson bus tadi terkapar. Perlu diketahui bahwa jarak dari Ngabean (TKP) ke Jalan Wates kurang lebih 1 kilometer. Kudanya ternyata digiring pulang kandang ke daerah Mejing dengan ditarik beberapa orang termasuk kusir. Kuda yang kakinya terluka parah, kelelahan, ambruk dan terkapar sekarat di tengah perjalanan pulang kandang.
Percakapan saksi mata dengan kusir andong
Spoiler for :
kuda ngamuk diklakson bus via Riana Dewie
Riana sempat mengobrol dengan kusir andong yang bernama Pak Sadiyo. Dia menanyakan apa yang akan dilakukan pak kusir melihat kondisi kudanya yang sedang sekarat. Kuda ini kalaupun diobati tidak bisa sembuh seperti sedia kala, tidak bisa untuk cari uang, sebentar lagi ada tukang jagal yang datang, jawab pak kusir pasrah terhadap akhir cerita kuda yang telah menemaninya cari uang selama tiga tahun tersebut.
Kusir yang kudanya stress dan ngamuk akibat kaget diklakson oknum sopir bus ini berusaha tegar meskipun mungkin di dalam hati dan pikirannya sedang berkecamuk antara kehilangan kuda yang harganya tak murah dan juga kepikiran mengganti biaya kerusakan warung makan dan counter handphone.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di jalan raya, seperti kata ICJ “Salam Aspal Gronjal” seakan mengingatkan pada kita semua bahwa harus berhati-hati di jalan. Bahkan hal sepele membunyikan klakson saja efeknya bisa berbahaya. Kalau jalan sedang macet, ya yang sabar saja, tidak perlu klakson – klakson, “Nek ra sabar, maburo !”