Jakarta, kini.co.id – Sampai sekarang, rokok masih menjadi masalah yang besar di Indonesia. Tak hanya di kalangan masyarakat saja, di kalangan pejabat pemerintahan pun masih ada yang meragukan bahaya rokok bagi kesehatan.
Buktinya, draft RPP Pengendalian Tembakau hingga saat ini belum juga diteken oleh Presiden.


Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany menyarankan pemerintah Indonesia untuk meniru Singapura dalam mengatasi permasalahan rokok ini.

Menurutnya, pemerintah Singapura berhasil menurunkan tingkat konsumsi rokok masyarakatnya dengan menetapkan harga rokok antara Rp 100.000-150.000 per bungkus.
“Indonesia perlu meniru Singapura yang menetapkan harga rokok antara Rp100.000-Rp150.000,” tuturnya dalam workshop bertajuk ‘Harga Rokok Dilema Pembangunan dan Kualitas Hidup’, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, (20/12/2016).

Berbeda dengan harga rokok di Indonesia, dimana harga rokok masih sangat terjangkau yakni dibawah Rp 50.000 per bungkus. Artinya, harga rokok di Indonesia masih jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Singapura.

Dampaknya tingkat konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat. Padahal rokok dapat berdampak pada produktivitas dan kesehatan masyarakat.
“Harga rokok itu memang murah. Orang banyak yang konsumsi, lihat faktanya semakin banyak orang yang beli rokok. Maka pada harga Rp 50.000 itulah kita baru bisa turunkan konsumsi rokok. Ini bisa secara pelan-pelan,” pungkasnya.



http://nasional.kini.co.id/2016/12/20/19373/indonesia-diminta-tiru-singapura-terapkan-harga-rokok-rp100-ribu-per-bungkus