selalolipopAvatar border
TS
selalolipop
Timor Leste dalam Bayang-Bayang Kebangkrutan

La'o Hamutuk, sebuah organisasi nirlaba di Dili Tior Leste. (Foto : ist)


15 Des 2016 | 17:28 WIB
DILI (netralitas.com)- Hasil kajian La’o Hamutuk (LH) dan Schneir (Flinder University) tentang ekonomi ekstraktif Timor Leste (TL) dari sektor migas cukup mengejutkan sebagian kalangan baru-baru ini.

Lembaga Thinktank yang berbasis di Dili tersebut mengungkapkan bahwa tanpa sumber pendapatan dari sektor lain selain minyak dan gas, Timor Leste akan menghadapi ancaman kebangkrutan pada awal 2027.

Laporan LH ini langsung dibantah Menteri Keuangan Timor Leste. "Kami optimistis, berdasarkan data cadangan minyak yang dimiliki oleh Timor Leste, posisi keuangan negara ini akan mampu bertahan hingga 2032," ungkapnya.

Terkait masalah tenggat waktu, sempat menimbulkan kebingungan di kalangan para menteri termasuk PM Rui De Maria Araujo. Hal ini diungkapkan oleh Guteriano Neves seorang mahasiswa pasca sarjana di Crawford School of Public Policy Australia lewat tulisannya “Apakah Kami Korban dari Fantasi Kami Sendiri?“

LH menyoroti sumber pendapatan TL yang selama ini bergantung dari penjualan minyak. Namun seiring turunnya harga minyak dunia maka TL kini bergantung kepada dana tabungan minyak (Oil Fund). Padahal, jumlah tabungan dana minyak ini terus berkurang akibat penarikan yang lebih besar dari pendapatan setiap tahunnya .

Sebagai gambaran, APBN Timor Leste tahun 2017 yang diajukan pemerintah sebesar US$ 1,39 miliar, sedangkan kekurangan anggaran yang diambil dari dana tabungan minyak adalah US$ 1 miliar. Jumlah ini akan bertambah US$ 3 miliar hingga US$ 13 miliar pada periode 2018 hingga tahun 2021.

Pendanaan mega proyek Tasi Mane yang diduga akan menyedot anggaran negara hingga US$ 2 miliar sampai tahun 2021, dinilai berbagai kalangan sebagai investasi yang tidak ekonomis, mengingat pengelolaan ladang minyak Blok Sunrise ini tergantung kepada skema bagi hasil antara Timor Leste dan Australia.

( lihat artikel netralitas.com tentang Tasi Mane Buble economy).

Charlie Schneir seorang analis dari Flinders University dalam paparannya “Consequences of Timor-Leste's Dependency on Oil and Gas“ mengungkapkan bahwa pemerintah TL harus lebih bijak dalam pengalokasian anggaran mengingat sumber pendapatan negara ke depan sangat ditentukan oleh sektor non migas untuk pembangunan berkelanjutan.

Sedangkan rekomendasi utama LH yang disampaikan kepada Parlemen Timor Leste di awal November lalu salah satunya adalah pemerintah TL segera menghentikan investasi di mega proyek yang dinilainya tidak ekonomis termasuk Tasi Mane dan beralih ke sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, dan sektor-sektor lainnya yang akan mendukung terhadap ekonomi berkelanjutan negara tersebut ke depan.

Rekomendasi ini didasarkan kepada realita kemiskinan di TL yang masih berada diangka 42 persen. (Forbes/Dili Daily Weekly)

Penulis : Irfan Miswari
Editor : Danang J Murdono (danangjm@netralitas.com)

sumber: http://www.netralitas.com/internasio...g-kebangkrutan
0
26.1K
175
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.