- Beranda
- The Lounge
Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia
...
![kinjengceking](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/01/16/avatar6335702_7.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
kinjengceking
Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia
![Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia](https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/6335702_20161215110934.jpg)
![Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia](https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/6335702_20161215110942.jpg)
Quote:
Antara sunat dan melahirkan dua hal yang kadang jadi bahan perdebatan anak-anak kecil. Di mana anak laki-laki menganggap seorang perempuan itu enak karena nggak harus merasakan sakit karena sunat. Di lain pihak, si perempuan iri karena lawan jenisnya itu tidak melahirkan anak. Ya, namanya anak kecil, mereka masih belum tahu bahwa dua jenis manusia itu memiliki kewajiban masing-masing. Mungkin kamu dulu juga begitu. Padahal di berbagai daerah kejadiannya tidak selalu begitu. Nyatanya ada praktik sunat atau khitan pada wanita. Hingga saat ini, kebiasaan tersebut masih menjadi kontroversi. Dalam kacamata medis hal itu tidak disarankan.
Bahkan negara kita juga melarang pemotongan sebagian organ kelamin wanita. Mirisnya, informasi seputar bahayanya baik dalam hal kesehatan fisik maupun mental belum banyak diketahui oleh masyarakat. Terbukti ada suku-suku atau kelompok masyarakat yang masih menganggap khitan pada wanita adalah tradisi yang membawa manfaat baik terutama agar si wanita lebih terhormat dan terjaga. Ada beberapa tradisi khitan wanita yang masih langgeng di Indonesia saat ini. Tentu saja cara mengkhitan berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang benar-benar memotong, namun yang berupa simbolis saja juga nggak sedikit. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Bahkan negara kita juga melarang pemotongan sebagian organ kelamin wanita. Mirisnya, informasi seputar bahayanya baik dalam hal kesehatan fisik maupun mental belum banyak diketahui oleh masyarakat. Terbukti ada suku-suku atau kelompok masyarakat yang masih menganggap khitan pada wanita adalah tradisi yang membawa manfaat baik terutama agar si wanita lebih terhormat dan terjaga. Ada beberapa tradisi khitan wanita yang masih langgeng di Indonesia saat ini. Tentu saja cara mengkhitan berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang benar-benar memotong, namun yang berupa simbolis saja juga nggak sedikit. Berikut ini ulasan selengkapnya.
![Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia](https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/6335702_20161215111158.jpg)
1. Upacara Bakayekan Suku Pasemah
Quote:
Suku Pasemah bisa kamu temukan di sebuah pemukiman yang letaknya tidak begitu jauh dari perbatasan antara Sumatera Selatan dan Bengkulu. Secara Rinci sebagian besar penduduk Suku Pasemah ada di wilayah Kecamatan Pasemah Air Keruh, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan,dan sekitarnya termasuk juga kawasan kota Pagar Alam, kecamatan Jarai, kecamatan Tanjung Sakti hingga Kota Agung. Hingga saat ini masyarakatnya masih melakukan sebagian adat yang diwariskan turun temurun. Salah satunya adalah upacara Bakayekan. Makna dari istilah tersebut adalah tradisi untuk membersihkan seorang gadis sebelum beranjak remaja. Jika tradisi itu dilakukan pada bayi maka disebut dengan Kayek Upik. Sedangkan Bakayekan sendiri adalah untuk anak perempuan. Bentuknya adalah sunatan atau khitan dan usia yang dianggap pas bagi anak perempuan untuk Bakayekan adalah 4 hingga 7 tahun.
Upacaranya digelar begitu meriah, pihak keluarga si anak perempuan yang akan disunat akan mengundang dan menjamu kerabat keluarga untuk bersama-sama merayakan Bakayekan. Waktu pelaksanaannya biasa dilakukan pada bulan Ramadhan. Sebelum disunat, anak perempuan akan dirias layaknya seorang pengantin dan dipakaikan baju adat Sumatera Selatan yaitu Betaju. Setelah itu pihak keluarga akan mengaraknya menuju ke sungai sambil diiringi dengan tabuhan rebana.
Pergi ke sungai itu bukannya tanpa alasan, tapi untuk mandi dan menyucikan diri. Baru setelah itu prosesi khitanan dilakukan oleh dukun Bakayekan dengan memotong bagian tertentu pada klitoris anak perempuan tersebut. Setelah itu dilakukan penguburan bagian klitoris yang dikhitan di bawah pohon kelapa. Kenapa kok kelapa? Bagi masyarakat Suku Pasemah, pohon kelapa memiliki kesakralan tersendiri. Diharapkan nanti anak perempuan yang telah dikhitan akan seperti tunas kelapa yang bisa hidup di mana saja artinya saat besar nanti bisa hidup dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Jadi, ingat Pramuka ya? Tradisi yang dianggap bagian dari adat dan agama ini masih dilakukan hingga saat ini
Upacaranya digelar begitu meriah, pihak keluarga si anak perempuan yang akan disunat akan mengundang dan menjamu kerabat keluarga untuk bersama-sama merayakan Bakayekan. Waktu pelaksanaannya biasa dilakukan pada bulan Ramadhan. Sebelum disunat, anak perempuan akan dirias layaknya seorang pengantin dan dipakaikan baju adat Sumatera Selatan yaitu Betaju. Setelah itu pihak keluarga akan mengaraknya menuju ke sungai sambil diiringi dengan tabuhan rebana.
Pergi ke sungai itu bukannya tanpa alasan, tapi untuk mandi dan menyucikan diri. Baru setelah itu prosesi khitanan dilakukan oleh dukun Bakayekan dengan memotong bagian tertentu pada klitoris anak perempuan tersebut. Setelah itu dilakukan penguburan bagian klitoris yang dikhitan di bawah pohon kelapa. Kenapa kok kelapa? Bagi masyarakat Suku Pasemah, pohon kelapa memiliki kesakralan tersendiri. Diharapkan nanti anak perempuan yang telah dikhitan akan seperti tunas kelapa yang bisa hidup di mana saja artinya saat besar nanti bisa hidup dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Jadi, ingat Pramuka ya? Tradisi yang dianggap bagian dari adat dan agama ini masih dilakukan hingga saat ini
![Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia](https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/6335702_20161215111631.jpg)
2. Adat Mo Polihu Lo Limu
Quote:
Sudah menjadi adat dan tradisi di Gorontalo bahwa anak perempuan yang menjelang usia 2 tahun akan menjalani prosesi adat Mo Polihu Lo Limu atau sering juga disebut Molubingo. Mo polihu Lo Limu berasal dari bahasa daerah gorontalo, yang artinya mandi air ramuan jeruk purut atau mandi lemon, sedangkan Molubingo artinya Mencubit. Inti dari prosesi ini sebenarnya adalah mengkhitan anak perempuan yang ‘dibalut’ oleh adat tradisi religius dan budaya masyarakat Gorontalo. Mengenai istilah mandi lemon memang diadopsi dari bagian prosesi ritual, dimana seorang anak perempuan menjalani prosesi mandi kembang yang bercampur lemon atau jeruk dengan tumbuhan harum lainnya dipangkuan ibu yang melahirkan. Menurut tetua adat Gorontalo yang disebut Baate, ritual mandi lemon adalah sejenis khitanan bagi wanita, sebagai bukti keislaman seorang wanita sehingga agenda sakral tersebut yang harus dilalui oleh anak perempuan pada usia balita. Dijelaskan pula bahwa melalui ritual ini dapat diramalkan tentang masalah jodoh dan karakter dari wanita itu sendiri saat dewasa melalui petunjuk bahan alam yang digunakan seperti pelepah pinang muda yang dibelah.
Acara ini dimulai dengan pembacaan doa syalawat, sambil di pakaikan tanda di dahi (di antara alis) dengan memakai ramuan alami khas gorontalo yang berwarna orange. Dalam istilah adat gorontalo di sebut bontho oleh Imam atau Tokoh Adat kepada anak perempuan yang akan di khitan beserta kedua orang tuanya. Yang menarik di sesi ini ada ramalan jodoh dan rezeki. Potongan jeruk purut, cengkeh, buah pala dibuang kedalam loyang yang berisi air, dan posisi masing – masing buah ini mempunyai makna ramalan.
Selanjutnya masuk proses khitan. Sebelumnya anak perempuan yang akan di khitan, disucikan terlebih dahulu dengan membasuhkan air wudlu. Acara khitannya dilakukan didalam kamar. Saat dikhitan, anak perempuan didudukkan diatas bantal dipangku orang tuanya, ditutup dengan kain putih Sebenarnya khitannya cuman kayak dicubit saja, yang dikeluarkan atau dibersihkan hanya berupa selaput tipis. Bukan khitan atau sunat yang mengeluarkan darah, atau dilukai sehingga luka dan membutuhkan penyembuhannya berhari – hari. Hanya ada seperti selaput tipis yang diambil dari klitorisnya.
Setelah itu dilanjutkan dengan mandi lemon. Untuk mandi ini ritualnya sangat unik. Anak yang di khitan duduk dikursi semacam singgasana dan di pangku oleh orang tua perempuan. Tempat duduknya dihias dengan dekorasi buah-buahan, seperti pisang, nenas yang masih lengkap dengan daunnya, pohon tebu, janur kuning, bunga puring dan yang utama ada mayang (dari pohon pinang) yang terurai.
Prosesi mandi lemon ini akan disiram dengan air wangi khas yang dicampur dengan daun / buah jeruk purut, daun pandan dan ramuan lainnya yang diisi di dalam bambu kuning. Selama mandi ini ada sesi tepuk mayang (mayang yang masih terbungkus pelepahnya). Konon katanya, pelepah mayang ini akan menunjukkan karakter dari si anak. Ketika pelepah mayang di tepuk berkali – kali bahkan di pukulkan dan tak mau pecah, itu pertanda sang anak wataknya keras. Kalau anaknya lemah lembut atau lembek, ditepuk perlahan pun pelepah mayang sudah terbelah. Jika mayangnya masih muda, harum, putih dan segar, itu pertanda baik bagi kehidupan, jodoh dan rezeki sang anak.
Terus pucuk mayangnya digosokkan ke sekujur tubuh dan acara mandi lemon ini diakhiri dengan memecahkan telur ayam kampung dikedua telapak tangan anak. Telur yang telah dipecahkan ini disalin dari tangan kanan ke tangan kiri secara bergantian. Tidak boleh lepas dari tangan ketika di pindah – pindahkan. Kalau kuning telurnya tidak pecah, itu artinya kelak si anak bisa menjaga kehormatannya. Setelah itu, kuning telurnya harus ditelan mentah – mentah.
Prosesi berikutnya, setelah mandi lemon anak yang di khitan didandanin pakai baju adat gorontalo. Selanjutnya akan dibimbing berjalan atau menginjak 7 (tujuh) piring yang berisi uang coin 500 perak yang ditaruh diatas setangkai daun puring didampingi orang tuanya. Ini dilakukan sebanyak 3 kali putaran, selanjutnya menginjak piring yang berisi tanah dan jenis – jenis rumput. Terakhir menginjak piring yang berisi jagung dan padi, trus biji jagung dan butir padi yang menempel ditelapak kaki sang anak akan dihitung. Konon banyaknya jagung / padi yang menempel di kaki itu menunjukkan rezeki anak kita kelak. Jagung dan padi yang menempel tadi di jadikan makan ayam dengan cara memberikannya langsung pada ayam dengan memakai telapak tangan.
Prosesi mo po lihu lo limu selesai, di lanjutkan dengan santap bersama keluarga dan para undangan. Adat ini hingga kini masih melekat di masyarakat daerah gorontalo yang sangat menjunjung tinggi falsafah Adat bersendikan Syara’, dan Syara’ Bersendikan kitabullah.
Prosesi Mo polihu Lo Limu prosesi mandi kembang yang bercampur lemon (jeruk) dengan tumbuhan harum lainnya dipangkuan ibu yang melahirkan
Acara ini dimulai dengan pembacaan doa syalawat, sambil di pakaikan tanda di dahi (di antara alis) dengan memakai ramuan alami khas gorontalo yang berwarna orange. Dalam istilah adat gorontalo di sebut bontho oleh Imam atau Tokoh Adat kepada anak perempuan yang akan di khitan beserta kedua orang tuanya. Yang menarik di sesi ini ada ramalan jodoh dan rezeki. Potongan jeruk purut, cengkeh, buah pala dibuang kedalam loyang yang berisi air, dan posisi masing – masing buah ini mempunyai makna ramalan.
Selanjutnya masuk proses khitan. Sebelumnya anak perempuan yang akan di khitan, disucikan terlebih dahulu dengan membasuhkan air wudlu. Acara khitannya dilakukan didalam kamar. Saat dikhitan, anak perempuan didudukkan diatas bantal dipangku orang tuanya, ditutup dengan kain putih Sebenarnya khitannya cuman kayak dicubit saja, yang dikeluarkan atau dibersihkan hanya berupa selaput tipis. Bukan khitan atau sunat yang mengeluarkan darah, atau dilukai sehingga luka dan membutuhkan penyembuhannya berhari – hari. Hanya ada seperti selaput tipis yang diambil dari klitorisnya.
Setelah itu dilanjutkan dengan mandi lemon. Untuk mandi ini ritualnya sangat unik. Anak yang di khitan duduk dikursi semacam singgasana dan di pangku oleh orang tua perempuan. Tempat duduknya dihias dengan dekorasi buah-buahan, seperti pisang, nenas yang masih lengkap dengan daunnya, pohon tebu, janur kuning, bunga puring dan yang utama ada mayang (dari pohon pinang) yang terurai.
Prosesi mandi lemon ini akan disiram dengan air wangi khas yang dicampur dengan daun / buah jeruk purut, daun pandan dan ramuan lainnya yang diisi di dalam bambu kuning. Selama mandi ini ada sesi tepuk mayang (mayang yang masih terbungkus pelepahnya). Konon katanya, pelepah mayang ini akan menunjukkan karakter dari si anak. Ketika pelepah mayang di tepuk berkali – kali bahkan di pukulkan dan tak mau pecah, itu pertanda sang anak wataknya keras. Kalau anaknya lemah lembut atau lembek, ditepuk perlahan pun pelepah mayang sudah terbelah. Jika mayangnya masih muda, harum, putih dan segar, itu pertanda baik bagi kehidupan, jodoh dan rezeki sang anak.
Terus pucuk mayangnya digosokkan ke sekujur tubuh dan acara mandi lemon ini diakhiri dengan memecahkan telur ayam kampung dikedua telapak tangan anak. Telur yang telah dipecahkan ini disalin dari tangan kanan ke tangan kiri secara bergantian. Tidak boleh lepas dari tangan ketika di pindah – pindahkan. Kalau kuning telurnya tidak pecah, itu artinya kelak si anak bisa menjaga kehormatannya. Setelah itu, kuning telurnya harus ditelan mentah – mentah.
Prosesi berikutnya, setelah mandi lemon anak yang di khitan didandanin pakai baju adat gorontalo. Selanjutnya akan dibimbing berjalan atau menginjak 7 (tujuh) piring yang berisi uang coin 500 perak yang ditaruh diatas setangkai daun puring didampingi orang tuanya. Ini dilakukan sebanyak 3 kali putaran, selanjutnya menginjak piring yang berisi tanah dan jenis – jenis rumput. Terakhir menginjak piring yang berisi jagung dan padi, trus biji jagung dan butir padi yang menempel ditelapak kaki sang anak akan dihitung. Konon banyaknya jagung / padi yang menempel di kaki itu menunjukkan rezeki anak kita kelak. Jagung dan padi yang menempel tadi di jadikan makan ayam dengan cara memberikannya langsung pada ayam dengan memakai telapak tangan.
Prosesi mo po lihu lo limu selesai, di lanjutkan dengan santap bersama keluarga dan para undangan. Adat ini hingga kini masih melekat di masyarakat daerah gorontalo yang sangat menjunjung tinggi falsafah Adat bersendikan Syara’, dan Syara’ Bersendikan kitabullah.
Prosesi Mo polihu Lo Limu prosesi mandi kembang yang bercampur lemon (jeruk) dengan tumbuhan harum lainnya dipangkuan ibu yang melahirkan
![Mengintip Tradisi Khitan Wanita dari Berbagai Suku di Indonesia](https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/6335702_20161215111912.jpg)
3. Tradisi Makatte
Quote:
Bagi masyarakat Bugis tradisi khitan bagi anak perempuan disebut Makkatte’ sementara untuk anak laki-laki disebut Massunna’. Tradisi Makkatte’ erat kaitannya dengan ritual keagaamaan karena bagi masyarakat Bugis, Makkatte’ juga dikenal sebagi ritual pengislaman bagi anak perempuan. Anak yang dikatte’ biasanya berumur 4 – 7 tahun.
Proses pelaksanaan tradisi ini dilakukan oleh seorang perempuan yang ahli dan dipercayai oleh keluarga, disebut Sanro. Gula merah diberikan kepada anak agar kehidupannya kelak semanis gula merah (dok.pribadi) Sebelum tradisi dimulai disediakan beras yang diletakkan dalam sebuah nampan lebar dengan kelapa yang telah dibuka sabuknya serta gula merah yang telah dipotong-potong dan diletakkan di atas piring kecil serta ayam kampung hidup. Setelah itu anak perempuan dituntun untuk berwudhu dan “dipabbajui” atau dipakaikan baju bodo dengan “ lipa sabbe’” (sarung sutra khas Bugis). Selanjutnya si anak duduk di atas bantal yang telah dilapisi dengan sarung sebanyak 7 buah, daun pisang yang masih muda dan sajadah. Dengan didampingi oleh ayah kandung yang duduk di belakang putrinya si anak dituntun untuk membaca dua kalimat syahadat.
Setelah anak dianggap sempurna membaca syahadat Sanro segera melakukan prosesi khitan dengan menggunakan pisau (konon ada juga yang menggunakan silet /gunting). Setelah prosesi selesai si anak disuap gula merah oleh orangtuanya. Maknanya supaya kehidupannya di masa yang akan datang senantiasa manis seperti gula merah. Setelah itu si anak harus memakai baju bodo sebanyak 7 lapis. Pemakaian baju bodo 7 lapis ini dimaksudkan agar kehidupannya di masa depan sukses dan berhasil. Kemudian anak dibopong oleh ayahnya menuju tempat yang tinggi. maknanya agar setelah dewasa nanti anak perempuan ini memiliki pengetahuan yang tinggi, berwawasan luas , berbudi pekerti luhur dan menjalankan ibadah dengan baik.
Biasanya setelah acara Makatte selesai banyak yang memberi amplop berisi uang untuk si anak (bahkan ada yang mendudukkan anak di pelaminan seperti pengantin, dan tamu yang datang meletakkan amplop di tempat khusus). Senyum ceria setelah selesai prosesi khitan Setelah itu dilakukan barzanji sebagai penutup. Barzanji berupa pembacaan ayat suci Al qur’an secara bergiliran dan shalawat serta pujian bagi Nabi Muhammad SAW. Diakhiri dengan makan bersama makanan yang telah disediakan. Selesailah prosesi Makkatte’, tradisi khitan dan ritual pengislaman bagi anak perempuan Bugis.
Proses pelaksanaan tradisi ini dilakukan oleh seorang perempuan yang ahli dan dipercayai oleh keluarga, disebut Sanro. Gula merah diberikan kepada anak agar kehidupannya kelak semanis gula merah (dok.pribadi) Sebelum tradisi dimulai disediakan beras yang diletakkan dalam sebuah nampan lebar dengan kelapa yang telah dibuka sabuknya serta gula merah yang telah dipotong-potong dan diletakkan di atas piring kecil serta ayam kampung hidup. Setelah itu anak perempuan dituntun untuk berwudhu dan “dipabbajui” atau dipakaikan baju bodo dengan “ lipa sabbe’” (sarung sutra khas Bugis). Selanjutnya si anak duduk di atas bantal yang telah dilapisi dengan sarung sebanyak 7 buah, daun pisang yang masih muda dan sajadah. Dengan didampingi oleh ayah kandung yang duduk di belakang putrinya si anak dituntun untuk membaca dua kalimat syahadat.
Setelah anak dianggap sempurna membaca syahadat Sanro segera melakukan prosesi khitan dengan menggunakan pisau (konon ada juga yang menggunakan silet /gunting). Setelah prosesi selesai si anak disuap gula merah oleh orangtuanya. Maknanya supaya kehidupannya di masa yang akan datang senantiasa manis seperti gula merah. Setelah itu si anak harus memakai baju bodo sebanyak 7 lapis. Pemakaian baju bodo 7 lapis ini dimaksudkan agar kehidupannya di masa depan sukses dan berhasil. Kemudian anak dibopong oleh ayahnya menuju tempat yang tinggi. maknanya agar setelah dewasa nanti anak perempuan ini memiliki pengetahuan yang tinggi, berwawasan luas , berbudi pekerti luhur dan menjalankan ibadah dengan baik.
Biasanya setelah acara Makatte selesai banyak yang memberi amplop berisi uang untuk si anak (bahkan ada yang mendudukkan anak di pelaminan seperti pengantin, dan tamu yang datang meletakkan amplop di tempat khusus). Senyum ceria setelah selesai prosesi khitan Setelah itu dilakukan barzanji sebagai penutup. Barzanji berupa pembacaan ayat suci Al qur’an secara bergiliran dan shalawat serta pujian bagi Nabi Muhammad SAW. Diakhiri dengan makan bersama makanan yang telah disediakan. Selesailah prosesi Makkatte’, tradisi khitan dan ritual pengislaman bagi anak perempuan Bugis.
Quote:
Itulah beberapa tradisi sunatan anak perempuan dari berbagai daerah di Indonesia. Terlepas dari sentuhan adat maupun keagamaan, menurut kamu sendiri sunat pada perempuan itu perlu nggak sih? meski secara medis sunat pada perempuan bisa mengganggu kesehatan mereka. Lantas kenapa masih tetap dilakukan? Berikut fakta-fakta yang akan menjawabnya.
1. Selayang Pandang Sunat Perempuan
Sunat perempuan atau dalam bahasa medik disebut dengan female genital mutilation adalah sebuah metode memotong bagian eksternal pada organ reproduksi perempuan. Yang paling mengerikan, ada perempuan yang dipotong hampir semua organ luar reproduksinya hingga hanya menyisakan saluran reproduksi saja.
2. Salah Kaprah tentang Fungsi Sunat Perempuan
Salah satu pemicu munculnya sunat perempuan adalah pemenuhan ritual kebudayaan atau pun agama. Perempuan dipandang sebagai makhluk yang lemah hingga tak berhak mendapatkan apa-apa saja termasuk dalam urusan ranjang. Dengan memotong beberapa bagian organ vital eksternal, perempuan akan mampu dikendalikan gairah seksualnya. Seorang perempuan dianggap harus patuh dan mengikuti apa-apa saja yang diinginkan oleh pasangannya.
3. Tidak Semua Perempuan Tahu Telah Disunat
UNICEF pernah melakukan penelitian di Indonesia pada tahun 2013 silam. Data dari penelitian itu mengungkap maraknya praktik sunat perempuan yang ada di Indonesia. Dari sampel di 497 kota di Indonesia, didapat fakta jika nyaris separuh anak perempuan di bawah 12 tahun sudah disunat sejak mereka masih kecil dan tak tahu apa-apa.
4. Risiko yang Sangat Besar Menanti dan Berefek Selamanya
Pemotongan atau pun mutilasi memang sangat berisiko tinggi. Sunat pada perempuan risikonya lebih tinggi karena metode pemotongannya beragam. Risiko yang dialami sangat beragam tergantung dengan prosedur yang digunakan. Namun secara umum, risiko yang bisa dialami oleh perempuan adalah infeksi yang cukup parah, mengganggu perempuan saat akan buang air kecil, merusak siklus menstruasi, rasa sakit yang kronis, hingga gangguan pendarahan saat akan melahirkan bayi.
5. Gangguan Secara Seksual dan Mental
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, metode sunat ini membuat perempuan lebih slow dalam hal seksualitas. Organ yang dipotong adalah organ sensitif yang akan membantu perempuan memenuhi kebutuhan batin. Saat organ itu dipotong, perempuan akan kesusahan merasakan nikmatnya berhubungan badan dengan pasangan hingga sampai kapan pun akan susah terpuaskan
1. Selayang Pandang Sunat Perempuan
Sunat perempuan atau dalam bahasa medik disebut dengan female genital mutilation adalah sebuah metode memotong bagian eksternal pada organ reproduksi perempuan. Yang paling mengerikan, ada perempuan yang dipotong hampir semua organ luar reproduksinya hingga hanya menyisakan saluran reproduksi saja.
2. Salah Kaprah tentang Fungsi Sunat Perempuan
Salah satu pemicu munculnya sunat perempuan adalah pemenuhan ritual kebudayaan atau pun agama. Perempuan dipandang sebagai makhluk yang lemah hingga tak berhak mendapatkan apa-apa saja termasuk dalam urusan ranjang. Dengan memotong beberapa bagian organ vital eksternal, perempuan akan mampu dikendalikan gairah seksualnya. Seorang perempuan dianggap harus patuh dan mengikuti apa-apa saja yang diinginkan oleh pasangannya.
3. Tidak Semua Perempuan Tahu Telah Disunat
UNICEF pernah melakukan penelitian di Indonesia pada tahun 2013 silam. Data dari penelitian itu mengungkap maraknya praktik sunat perempuan yang ada di Indonesia. Dari sampel di 497 kota di Indonesia, didapat fakta jika nyaris separuh anak perempuan di bawah 12 tahun sudah disunat sejak mereka masih kecil dan tak tahu apa-apa.
4. Risiko yang Sangat Besar Menanti dan Berefek Selamanya
Pemotongan atau pun mutilasi memang sangat berisiko tinggi. Sunat pada perempuan risikonya lebih tinggi karena metode pemotongannya beragam. Risiko yang dialami sangat beragam tergantung dengan prosedur yang digunakan. Namun secara umum, risiko yang bisa dialami oleh perempuan adalah infeksi yang cukup parah, mengganggu perempuan saat akan buang air kecil, merusak siklus menstruasi, rasa sakit yang kronis, hingga gangguan pendarahan saat akan melahirkan bayi.
5. Gangguan Secara Seksual dan Mental
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, metode sunat ini membuat perempuan lebih slow dalam hal seksualitas. Organ yang dipotong adalah organ sensitif yang akan membantu perempuan memenuhi kebutuhan batin. Saat organ itu dipotong, perempuan akan kesusahan merasakan nikmatnya berhubungan badan dengan pasangan hingga sampai kapan pun akan susah terpuaskan
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
Spoiler for Thx:
Terimakasih Agan Sudah Mampir Di Thread Ane ![Shakehand2 emoticon-Shakehand2](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeqyos6i5nk.gif)
Silahkan Tinggalkan Jejak
![Shakehand2 emoticon-Shakehand2](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbeqyos6i5nk.gif)
Silahkan Tinggalkan Jejak
![Toast emoticon-Toast](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ly1iothbu.gif)
0
15.8K
Kutip
39
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.5KThread•84.7KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya