Ketika kita sibuk mikirin pelayanan rumah makan yang kurang oke meskipun kita udah ngeluarin duit banyak, atau ketika kita ngabisin waktu berjam-jam buat ngecek harga-harga baju terbaru di online shop, dan ketika kita bela-belain nyari uang tambahan demi beli sepatu dengan model terbaru yang harganya bisa bikin Pak Haji istigfar, kita perlu inget juga kalo masih banyak banget orang yang boro-boro kepikiran buat beli sepatu, buat bertahan hidup rada lamaan aja udah cukup kayaknya bagi mereka. Sebenernya di negara kita sendiri masih banyak banget orang yang pemenuhan kebutuhan kesehariannya aja udah jadi semacam taruhan, tapi berhubung di negara kita kesenjangan ekonomi antar penduduknya emang cukup tinggi, jadi wajar aja kalo sebagian warga negara kita udah bisa menikmati hidup yang lebih berkualitas secara kasatmata dibanding warga lainnya. Di setiap tahun, Bank Dunia selalu memonitori pertumbuhan ekonomi setiap negaranya melalui PDB (Produk Domestik Bruto) yang memperlihatkan daya beli masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Dan untuk mengetahui kualitas daya beli dari setiap warganya, jumlah PDB dibagi dengan jumlah penduduk dalam wilayah negara sehingga kita akan memperoleh pendapatan per kapita yang menjadi indikator kesejahteraan penduduk. Dan ternyata, jumlah PDB per kapita dari setiap negara yang tergabung di PBB dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global memang sedang berjalan dengan lambat. Daftar bangsa termiskin di dunia di bawah ini diperoleh dari data Bank Dunia di tahun 2015, dan kemungkinan terbesarnya urutan ini tidak akan berubah di akhir tahun 2016 mengingat pertumbuhan ekonomi yang sedang kurang baik saat ini.