Tidak ada yang menduga pria yang masuk ke halaman Sekolah Dasar Negeri 1 Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur itu akan tega berbuat keji terhadap murid-murid di sana. Ia masuk ke ruangan kelas V sekitar pukul delapan pagi sambil memegang sebilah pisau dapur. Lalu dengan tiba-tiba ia putar wajah murid yang duduk di bangku belakang dan menusuk lehernya.

Guru dan para siswa langsung berteriak histeris dan berlari ke luar ruang kelas. Pria itu mengejar dan mencari korban lain. Ia tusuk leher, tangan, dan kaki enam siswa lainnya. Mereka yang lolos dari penyerangan langsung mendatangi Kantor Koramil 1627/04-Sabu Raijua, yang letaknya di samping sekolah, untuk meminta bantuan.

"Anggota TNI segera datang mengamankan pelaku," ujar Wakil Kepala Kepolisian Resor Kupang Komisaris Polisi Sriyati kemarin, Selasa (13/12/2016), seperti ditulis oleh Liputan6.com.

Polisi kemudian menahan pria yang diketahui bernama Irwansyah (32) dan berprofesi sebagai pedagang keliling itu. Tapi polisi tidak dapat menahan amuk ribuan masyarakat yang datang berbondong-bondong datang ke Kepolisian Sektor Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur. Mereka meminta pelaku keluar dari penjara untuk dihakimi massa.

Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke langsung datang ke Polsek Sabu Barat untuk membantu polisi menenangkan massa. Tapi mereka malah melempar batu ke sel Irwansyah. Setelah tembok berhasil dijebol, masyarakat langsung mengamuk dan menganiaya Irwansyah sampai tewas.

Pasca tindakan anarkistis warga, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur telah mengirimkan 100 personel gabungan TNI-Polri untuk mengamankan situasi di kabupaten itu yang masih panas.

"Akan kami usut siapa penggeraknya, provokatornya," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, seperti dilansir Tempo.co. Sampai sekarang belum ditemukan motif pelaku. Dugaan sementara, pelaku sedang stress sehingga melakukan tindakan keji tersebut.

Ketujuh siswa yang terkena luka tusuk sampai sekarang masih dirawat di Puskesmas Seba. Kondisi mereka stabil, tidak ada korban yang meninggal, namun secara psikis ada siswa yang mengalami trauma.