- Beranda
- Berita dan Politik
Medsos Diharapkan Ramai dengan Toleransi
...
TS
brevbare
Medsos Diharapkan Ramai dengan Toleransi
Quote:
ALIH-ALIH menangkap dan memblokir penebar intoleransi di media sosial, pemerintah diminta serius menggarap dunia maya dengan jalan persuasif. Tindakan keras hanya akan menurunkan legitimasi negara. Warga pun didorong untuk mengawal lewat parlemen siber.
Pengajar politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, menyebut, medsos membuat suara alternatif menjadi arus utama tanpa menggunakan institusi riil, seperti pemerintah atau DPR. Tak terkecuali suara kebencian dan intoleransi. Di saat saluran itu dibendung, yang muncul ialah perlawanan.
"Bukan diantisipasi dengan cara lama, represi, pemblokiran, tapi dengan cara rasional. Karena kekuatan rezim dipengaruhi dari cara membangun komunikasi dan persuasi. Kalau menggunakan kekerasan justru makin lemah," ujarnya, dalam acara diskusi Perspektif Indonesia bertajuk Politik dan Media Sosial, di Jakarta, Sabtu (10/12).
Pendekatan persuasif yang disarankannya ialah model kampanye pendidikan cara ber-medsos yang ramah. Ini penting lantaran kecenderungan warga dunia maya (netizen) lebih memilih informasi yang sifatnya provokatif atau kontroversial. Faktor kedalaman da verifikasi terabaikan. Maka tak heran jika ujaran kebencian merajalela, sementara hal-hal positif makin terpinggirkan.
"Namun, medsos juga membuat politik inklusi, tidak satu arah. Itu kenapa oligarki politik merasa tidak nyaman lagi. Karena mau tidak mau masyarakat harus dilibatkan akibat medsos. Makanya perlu ada edukasi," imbuh Airlangga.
Ahli Pemasaran Politik Firmanzah menambahkan, perlunya edukasi ini juga terkait faktor sentimen atau emosi yang mengambil berperan krusial dalam membuat suatu isu jadi pusat perhatian atau viral. Artinya, suatu isu, seperti demo 212 (2 Desember), dapat jadi meluas saat isu itu membuat simpatik dan mengeksploitasi perasaan. Dan ini harus dikendalikan.
"Jadi bukan lagi sisi rasional. Siapa yang bisa mengemas isu dari sisi emosional, afektif, perasaan, itu yang berpeluang mendapat perhatian massa besar. Dia bisa mendapat kekuatan politik di digital space," jelas dia, yang juga Rektor Universitas Paramadina itu.
Pengajar politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, menyebut, medsos membuat suara alternatif menjadi arus utama tanpa menggunakan institusi riil, seperti pemerintah atau DPR. Tak terkecuali suara kebencian dan intoleransi. Di saat saluran itu dibendung, yang muncul ialah perlawanan.
"Bukan diantisipasi dengan cara lama, represi, pemblokiran, tapi dengan cara rasional. Karena kekuatan rezim dipengaruhi dari cara membangun komunikasi dan persuasi. Kalau menggunakan kekerasan justru makin lemah," ujarnya, dalam acara diskusi Perspektif Indonesia bertajuk Politik dan Media Sosial, di Jakarta, Sabtu (10/12).
Pendekatan persuasif yang disarankannya ialah model kampanye pendidikan cara ber-medsos yang ramah. Ini penting lantaran kecenderungan warga dunia maya (netizen) lebih memilih informasi yang sifatnya provokatif atau kontroversial. Faktor kedalaman da verifikasi terabaikan. Maka tak heran jika ujaran kebencian merajalela, sementara hal-hal positif makin terpinggirkan.
"Namun, medsos juga membuat politik inklusi, tidak satu arah. Itu kenapa oligarki politik merasa tidak nyaman lagi. Karena mau tidak mau masyarakat harus dilibatkan akibat medsos. Makanya perlu ada edukasi," imbuh Airlangga.
Ahli Pemasaran Politik Firmanzah menambahkan, perlunya edukasi ini juga terkait faktor sentimen atau emosi yang mengambil berperan krusial dalam membuat suatu isu jadi pusat perhatian atau viral. Artinya, suatu isu, seperti demo 212 (2 Desember), dapat jadi meluas saat isu itu membuat simpatik dan mengeksploitasi perasaan. Dan ini harus dikendalikan.
"Jadi bukan lagi sisi rasional. Siapa yang bisa mengemas isu dari sisi emosional, afektif, perasaan, itu yang berpeluang mendapat perhatian massa besar. Dia bisa mendapat kekuatan politik di digital space," jelas dia, yang juga Rektor Universitas Paramadina itu.
Quote:
Seharusnya sih begitu,tapi yah kan tau sendiri kebanyakan pengguna Internet di Indonesia gimana akhir-akhir ini Pemblokiran juga perlu dong,tapi ya jangan blokir sembarangan ntar ribet kalau mau buka harus pake vpn
0
1.7K
Kutip
25
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.2KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya