Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Bandung tak toleran?
Bandung tak toleran?
Ilustrasi ritual keagamaan di gereja.
Dua organisasi massa di Kota Bandung, Jawa Barat, menolak upaya jemaat Kristiani di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), untuk menuntaskan ritual keagamaannya, Selasa (6/12) malam.

Kelompok yang menamakan diri"Pembela Ahlus Sunnah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI)", sebagaimana disebutkan juru bicara Kepolisian Resor Kota Besar Bandung, Komisaris Reny Marthaliana, beberapa kali datang ke lokasi untuk "membereskan lokasi acara" Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).

Dalam pernyataan yang dilansir Tempo.co itu, Reny menyatakan ketibaan terakhir kelompok dimaksud di lokasi untuk meminta kegiatan dihentikan adalah pukul 20.00 WIB. Setelah itu, menurut Reny, Kapolres Kota Bandung mengambil alih situasi dan menghentikan kegiatan.

"Kami berupaya melakukan mediasi, agar diperoleh solusi yang baik dan tak menimbulkan kerugian di semua pihak," ujarnya.

Dalam pemberitaan lain yang dimuat detikcom, pangkal perkara adalah kelompok PAS menuntut kegiatan KKR dilangsungkan di rumah ibadah. Namun, setelah polisi menengahi, muncul kesepakatan agar KKR sesi kedua--yakni pukul 18.30 WIB--ditiadakan.

"Ini kan acara keagamaan, kita enggak masalah. Enggak ada pelarangan. Nah untuk melaksanakan Natal sesuai keyakinannya, kita menyarankan kegiatannya dilakukan di tempat semestinya sesuai Undang-undang. Ya acara Natal dilakukan di gereja, bukan di Gedung Sabuga," ujar Ketua PAS, Muhammad Roin, dilansir detikcom.

Menurut Roin, peribadatan umat Kristen sudah diatur di tempat tertentu, yaitu gereja, sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006.

Di sisi lain, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Yusri Yunus, mengatakan bahwa panitia KKR Natal tersebut tak punya izin lengkap untuk menggelar ibadah.

"Intinya, ormas-ormas itu bukan menolak. Mereka hanya menanyakan perizinan saja," ujarnya dikutip CNNIndonesia.com.

Selain itu, ia menyatakan "tidak ada kericuhan," cuma "ada kesalahpahaman".

Namun, khalayak luas berpandangan lain, seperti terlihat pada situs microblogging, Twitter. Dengan mengusung tanda pagar (tagar) #BandungIntoleran, banyak pemilik akun yang menyuarakan kegeraman atas peristiwa di sebelah tenggara Jakarta.
Ibadah kaum mayoritas dijalan raya kita fine aja tp knapa ibadah natal yg didalam gedung dibubarkan #BandungIntoleran
— cinta pluralisme (@gadeinternisti) December 6, 2016 Ini Indonesia, negara kesatuan, bukan negara "mayoritas" ataupun negara "minoritas". Kita semua mempunyai hak yang sama! #BandungIntoleran
— WILLY (@willyantoys) December 6, 2016 Hentikan mencoreng Islam yang damai dengan melakukan perbuatan melanggar hak asasi orang lain, proses hukum pelakunya #BandungIntoleran
— Rhoma Irama (@RhomaIrama_Haji) December 7, 2016 Umat Kristen mau Natalan di Fasilitas Umum dibubarin paksa sama ormas intoleran. Mgkn bolehnya di Monas. via @shitlicious #BandungIntoleran [URL="https://S E N S O R6pk6KP2A6K"]pic.twitter.com/6pk6KP2A6K[/URL]
— akhmad sahal (@sahaL_AS) December 7, 2016
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan bahwa situasi di Sabuga perkara kecil. "Itu kan kejadian kecil yang tidak mengganggu apa-apa saya kira," kata sosok yang karib dengan panggilan Aher, Rabu (7/12), dikutip CNNIndonesia.com.Dalam hematnya, pembubaran bisa dihindari apabila ada musyawarah sehingga semua pihak dapat menahan diri dan saling menghormati.

Reaksi berbeda disampaikan pengampu Kota Bandung, Ridwan Kamil. Melalui keterangan dengan jalur masuk akun Instagram @ridwankamil, pria yang secara profesional dikenal sebagai arsitek itu mengaku bahwa ia "sedang berada di Jakarta saat proses koordinasi kegiatan" KKR di Sabuga.

Dengan mengatasnamakan Pemerintah Kota Bandung, Ridwan pun meminta maaf "atas ketidaknyamanan" yang dialami warganya, selain pula menuliskan beberapa hal lain.
Bandung tak toleran?
Tangkapan layar akun Instagram Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Bandung tak toleran?


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ng-tak-toleran

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Bandung tak toleran? Siapa penyandang dana upaya makar?

- Bandung tak toleran? Sari Roti di tengah hiruk pikuk aksi 212

- Bandung tak toleran? Tiga aksi, menggerus Rp78 miliar, mendulang 211 ton sampah

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.1K
22
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread739Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.