Kaskus

Entertainment

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dodydrogbaAvatar border
TS
dodydrogba
Kenapa orang begitu mudah menyebarkan dan mempercayai hoax?
Kenapa orang begitu mudah menyebarkan dan mempercayai hoax?

Kita mungkin tahu bahwa beberapa gambar hoax dan tulisan hoax biasanya disertai dengan unsur tragedi dan amarah. Misal gambar hoax mayat bergelimpangan yang dalan tulisan yang menyertainya menyebutkan bahwa itu merupakan gambar mayat akibat serangan kelompok tertentu dimana membuat banyak orang tua dan anak yang tidak bersalah kehilangan nyawanya. Padahal aslinya ternyata gambar orang yang kena bencana alam. Orang yang terlanjur sedih dan marah akan langsung menelan mentah - mentah dan menyebarkannya dengan tambahan kata yang sama dengan tulisan yang dibuat oleh pembuat hoax yaitu kesedihan dan kebencian terhadap suatu kelompok. Secara langsung pemikiran dari sang pembuat hoax menusuk ke pemikiran targetnya sehingga mereka pun juga terpengaruh dan akhirnya punya pikiran yang sama dengan pembuat hoax.

Para pembuat dan penyebar hoax pada dasarnya emang mencari duit dan juga menyebarkan baik sekedar informasi atau gagasan atau ide mereka terkait politik, ekonomi, sosial, teknologi, budaya atau kesehatan. Biasanya mereka akan menyisipkan gagasan mereka terhadap berita hoax yang akan disebarkan, misal ada berita dua tokoh penting sedang minum air mineral berbotol hijau, oleh para pembuat hoax akan dimanipulasi menjadi meminum bir, dan oleh mereka akan ditambahkan tulisan bahwa mereka para tokoh penting adalah orang yang tak patut ditiru karena melakukan perbuatan yang dilarang agama. Dalam hal ini tentu saja upaya mereka bener salah kaprah, informasi palsu, kemasan provokatif, bahasa kasar selalu menyertai hal itu. Namun kenapa para target mereka bisa begitu saja terperdaya akan berita hoax?? Berikut penjelasannya, ada 4 hal yang menyertai itu yaitu mengedepankan emosi, menurunkan logika dan sikap kritis, kesamaan pandangan, berpikir satu sudut pandang dan fanatisme.

Kenapa orang begitu mudah menyebarkan dan mempercayai hoax?

1. Mengdepankan emosi, menurunkan logika dan sikap kritis.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, dimana hoax selalu berunsur gambar tragedi atau tulisan yang menyentuh, ya ini adalah yang dimaksud dengan mengedepankan emosi. Kunci dari persuasi ialah emosi atau perasaan. Pembuat hoax sengaja membuat ini karena tau bahwa targetnya banyak yang mudah ditipu karena mudah tersentuh perasaannya misal sedih, nyaman, senang, marah, jengkel, was - was atau takut. Dengan mengedepankan perasaan, maka sikap kritis dan logis akan menurun. Contoh mudahnya ketika ada seorang ibu yang berpakaian rapi tiba - tiba meminta duit pada seseorang dengan raut muka yang sedih dan memprihatinkan, dengan alasan bahwa anaknya sedang sakit. Padahal ternyata ibu tersebut tidak punya anak dan emang bermaksud menipu, lalu seseorang tadi memberikan duitnya pada ibu itu. Dalam hal ini emosi orang tadi dikedepankan sedangkan berpikir logis dan kritis diabaikan. Terkadang hal - hal yang emosional bisa menghilangkan sikap kritis. Dalam penyebaran hoax ini terjadi pada gambar tragedi dengan tulisan yang menyentuh dimana orang merasa bersedih lalu setelah itu ikut menyebarkannya, padahal kejadian aslinya belum tentu seperti itu, bisa saja itu adalah pengambilan gambar sebuah film.

Kenapa orang begitu mudah menyebarkan dan mempercayai hoax?

2. Kesamaan Pandangan

Salah satu yang membuat orang nyaman dan saling percaya ialah adanya kesamaan. Misal ketika dalam ruang linkup tertentu mahasiswa asal wilayah b, kuliah ditempat jauh di wilayah z. Disitu tentunya dia agak sulit untuk berhubungan satu sama lain karena faktor budaya, bahasa dan lain - lain. Namun ketika dia bercengkrama dengan komunitas dari wilayah b, tentu dia lebih terbuka karena sama - sama dari wilayah b, sama budaya, sama bahasa, kebiasaan dan lain - lain yang memudahkan dia berinteraksi dan percaya satu sama lain karena sama berasal dari wilayah b yang kuliahnya jauh. Terkadang adanya homogenitas ini membuat orang menjadi nyaman ketimbang harus heterogen, karena lebih sulit untuk akrab. Dalam hal ini orang juga mudah percaya karena kesamaan pandangan, misalnya ada orang yang mendukung partai x. Ketika ada media yang memberitakan partai x suka korup, orang ini tidak percaya karena berlawanan pandangannya. Namun ketika ada media yang memberitakan partai x itu hebat bahkan ketika kabar itu hoax sekalipun, maka orang itu akan mempercayainya karena pandangannya sama dengan media dan isi berita tadi, dan hal ini membuat dia lebih nyaman. Ini juga masih berhubungan dengan unsur no. 1 .

Kenapa orang begitu mudah menyebarkan dan mempercayai hoax?

3. Berpikir satu sudut pandang

Disini orang berpikir bahwa berpikir secara objektif merupakan hal yang buruk karena terkait sikap nyaman mereka. Dalam otak mereka, pemikiran mereka yang benar dan yang lain salah. Misal ada orang mendukung capres x, dia beranggapan bahwa, capres itu hebar baik dan sejenisnya, sedangkan lawan - lawannya buruk semua. Ketika ada berita cagub x pernah kena kasus tertentu, orang ini tidak percaya bahkan fakta sekalipun atau bahkan menuduh itu hoax. Itu dilakukan karena hal tersebut menganggu titik nyaman dia. Ia lebih mempercayai info bahwa cagub nya baik bahkan hoax sekalipun karena itu membuatnya senang dan nyaman. Masih terkait unsur no.1. Berpikir dengan satu sudut pandang akan sulit membuat berpikir kritis atau lebih dari dua sudut pandang sehingga kita bisa melihat berbagai sisi dan mendapatkan banyak opsi. Hal ini tentunya membuka jalan bagi pembuat hoax untuk menjalankan kepentingannya.

Kenapa orang begitu mudah menyebarkan dan mempercayai hoax?

4. Yang terakhir adalah fanatisme

Fanatisme disini bisa berarti mendukung, menyukai, atau mungkin membenci secara berlebihan. Dalam hal ini fanatisme jelas menghancurkan sikap kritis. Masih terkait dengan unsur sebelumnya 1,2 dan 3, ketika ada individu atau kelompok sudah fanatik, maka apa yang diliat mereka hanyalah berdasarkan pandangan tanpa sikap kritis. Misal kelompok x fanatik suka terhadap partai x, dan benci dengan partai y. Dalam hal ini beberapa hal baik yang dilakukan partai y akan selalu dinilai buruk oleh mereka karena mengganggu rasa nyaman mereka, sedangkan ada berita baik tentang partai x bahkan hoax sekalipun tentu semakin dipuji dan diterima dan ditelan mentah - mentah karena membuat mereka lebih nyaman.

Setelah melihat hal - hal tadi, pembuat hoax dalam sosial media akan menyebarkan ke group dimana terdapat orang tadi misal terkait politik, agama, abg labil, curhat dan lain - lain, selama ada unsur - unsur tadi.

Selain itu kita bisa mengantisipasi informasi hoax yang ada dengan menggunakan logika dan sikap kritis, berpikir kritis dan lebih dari satu sudut pandang, dan mengecek kebenaran informasi sebelum menelannya dan menyebarkannya.

Sekian tulisan saya. Mohon maaf apabila masih banyak terjadi kesalahan. Salam damai selalu. emoticon-Shakehand2

Sumber refrensi gambar:
https://m.kaskus.co.id/thread/53bfb2...ra-mengeceknya
Diubah oleh dodydrogba 04-12-2016 09:04
0
2.1K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.4KThread88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.