Para petugas penyelamat di lokasi jatuhnya pesawat sewaan klub Brasil di Kolombia, Selasa (29/11).
Sebuah pesawat sewaan yang melayani penerbangan jarak pendek jatuh di kawasan pegunungan Kolombia, Selasa (29/11). Diterbangkan oleh perusahaan carter pesawat Bolivia, LaMia, pesawat British Aerospace Avro RJ85 itu mengangkut 72 penumpang dan sembilan awak.

Operator Bandar Udara Internasional Jose Maria Cordova, Kolombia, menyatakan bahwa pesawat dimaksud dilaporkan mengalami "masalah daya" sebelum menghilang dari radar, demikian lansiran laman FlightGlobal.

Lebih dari 70 orang tewas, dan sebagian besar adalah anggota regu sepak bola dari Serie A, Brasil, Chapecoense. Sekitar duapuluhan lain korban meninggal adalah para jurnalis yang bakal meliput pertandingan final Piala Sudamericana di Medellin, Kolombia.

Penyisiran lokasi kecelakaan sebelumnya berujung pada penemuan tujuh korban selamat. Mereka adalah empat pemain Chapecoense, dua awak pesawat, dan seorang wartawan.

Namun, Marcos Danilo Padilha, salah satu pemain--berposisi penjaga gawang--akhirnya wafat setelah menelepon ayahnya.

Keenam korban selamat berada dalam kondisi beragam. Dilansir ABC News, pramugari Ximena Suarez diwartakan dalam keadaan stabil. Begitu pula Erwin Tumiri, teknisi pesawat.

Alan Luciano Ruschel, pemain bertahan, masih menginap di ruang ICU, sementara Jackson Ragnar Follmann (kiper) masih ditangani oleh tim penanganan trauma dan sejumlah spesialis.

Helio Zampier--bek tengah--telah melalui masa kritis di ICU setelah melewati empat prosedur penanganan medis.

Satu-satunya jurnalis selamat, Rafael Valmorbida, juga masih terbaring di ranjang ICU setelah menjalani operasi.

Pesawat yang bertolak dari Bandar Udara Internasional Viru Viru, Bolivia, mengabarkan keadaan darurat ketika terbang di atas La Ceja dan La Union. Lokasi jatuh adalah sebuah area bernama Cerro El Gordo, yang terletak dekat Medellin.

Seorang petugas penyelamat bernama Camilo Tobon, dilansir The New York Times, mengaku tidak menyimpan harapan apa pun saat tiba di lokasi. "Hal pertama yang saya lihat adalah ekor pesawat yang sudah hancur sama sekali," ujarnya. "Tas penumpang berserakan".

Petugas lain mengisahkan kesaksiannya saat mendengar suara-suara.

"Ada yang berteriak minta tolong; suaranya jelas terdengar," ujar Jenifer Cardona, seorang pemadam api, yang ikut menolong seorang kiper dan awak pesawat. Menurutnya, dua penyintas dimaksud terjepit puing dan cabang pepohonan.

Selain keduanya, ujar Jenifer, "tak tersisa lagi korban cedera, hanya tinggal orang-orang mati".

Pihak berwenang Kolombia yang mengurusi penerbangan sipil menolak berkomentar ihwal perincian teknis kecelakaan.

Namun, dilansir CNN--mengutip pendapat Pemimpin Redaksi Airlineratings.com--pesawat kemungkinan tidak memantik ledakan ketika terbanting. Itu dalih yang menguatkan fakta mengenai adanya korban selamat.

Penyebab kecelakaan dapat ditelusuri lewat kotak hitam pesawat yang kabarnya telah ditemukan dalam "keadaan baik".

Data dari Flightradar 24 menunjukkan bahwa pesawat terekam berputar-putar sebelum terempas ke bumi.

Ini bukan kali pertama insiden penerbangan memakan korban sebuah tim olahraga. Sejarah mencatat pada 1958, kecelakaan pesawat menewaskan delapan pemain klub Inggris, Manchester United, ketika berlanglang ke Muenchen, Jerman.

Lalu pada Oktober 1972, sekelompok pemain klub rugby Uruguay masuk daftar 29 korban jiwa dalam kecelakaan pesawat di Pegunungan Andes, Amerika Selatan.

Pada April 1993, sebuah pesawat jatuh di Libreville (Gabon) dan menewaskan 18 pemain nasional kesebelasan Zambia. Dan pada September 2011, 36 orang --para pemain, pelatih, dan para pengurus tim hoki es Lokomotiv Moskow-- meninggal setelah pesawat yang ditumpangi jatuh di kawasan timur laut ibu kota Rusia.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...h-enam-selamat

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Mengapa semifinal Piala AFF di Stadion Pakansari

- Jaringan Bahrun Naim racik bom tiga kali lebih dahsyat dari bom Bali

- Pamer rush money, ternyata uang SPP