Masih ingat kasus pembunuhan mahasiswi D3 UI? Atau kasus penculikkan mahasiswi UI yang notabene sering terjadi di dalam lingkungan kampus.

Ada apa dengan UI? Mengapa begitu rawan?? Tau nggak, kalo di UI itu pintu aksesnya sangat terbuka lebar. Mulai dari pintu Pondok Cina, Kukusan (Teknik dan Kelurahan), belum lagi pintu-pintu “ilegal” lainnya yang sengaja dibuat oleh warga sekitar untuk memudahkan akses mereka menuju kampus UI. Yang baru gue perhatiin sih baru pintu ilegal di dekat asrama, ada pagar kuning yang sengaja dijebol gitu deh~

Terbuka lebarnya akses masuk ke UI membuat siapapun dapat masuk ke lingkungan kampus ini. Nha, itulah masalahnya, banyak “mahasiswa jejadian” yang sengaja masuk ke kampus ini untuk bertindak aneh-aneh. Mulai dari mesum di pinggir danau (terutama di Balairung), mancing, maling, atau bahkan piknik sekeluarga sampai bawa-bawa tiker trus duduk n makan-makan dipinggir danau -_-; (cape banget khan??)

Sebenarnya sih yang jadi masalah utama “mahasiswa jejadian” yang jadi maling tentunya. Karena membuat mahasiswa merasa tidak aman. Apalagi kalau jalan sendirian. Hiiiiy..berasa ada yang ngikutin di belakang. Apalagi malem-malem..

Pernah baca di koran, kalau tidak salah UI pernah menutup akses daerah Pocin, Kukel, dan Kutek. Tapi entah mengapa banyak warga yang protes. 1001 alasan dilontarkan ke pihak rektorat UI hingga akhirnya akses tersebut kembali dibuka.

Dan belom lama ini ada lagi kasus di temukan mayat di danau ,Polisi belum bisa mengungkap identitas pria berbadan tegap yang ditemukan tewas di Danau Kompleks Universitas Indonesia (UI), Depok. Dugaan sementara, korban adalah mahasiswa UI.

Dugaan itu mengacu pada kaos dan sweater yang digunakan korban bergambar logo UI. Saat diangkat dari danau UI, tubuh korban diganduli pemberat. Tujuannya, agar jasad korban tenggelam.

“Kami sedang menelusuri beberapa titik rawan kriminal dan terminal Margonda untuk melacak identitas korban. Dapatkan identitas dulu, baru disasar pelaku pembunuhannya," kata Kanit Reskrim Polsek Beji, Syah Johan, Jumat (27/3/2015).

Kapolsek Beji, Komisaris Ni Gusti Ayu Supiati mengatakan pihaknya sudah memeriksa tiga saksi. "Dua orang saksi mahasiswa, dan seorang lagi satpam kampus," terangnya.

Dia melanjutkan, untuk mengetahui identitas korban, penyidik mencocokkan dengan data kemahasiswaan UI.

Ciri-ciri korban tinggi badan 165 hingga 170 sentimeter, rambut pendek warna hitam, bertubuh gempal, kulit sawo matang, hidung pesek, bibir tebal, tas ransel hitam, sepatu kets hitam, dan mengenakan celana dalam warna krem.

Jasad korban saat ini disimpan di Rumah Sakit Polri Soekamto, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Kalau ada yang kenali mayat ini harap, dapat ke Polsek Beji," sebutnya.

Humas UI, Egia Tarigan mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi identitas korban apakah mahasiswa UI atau bukan. "Kami juga berupaya melakukan pemeriksaan data-data dan ciri-cirinya," sebutnya.

Lokasi lain yang rawan adalah di belakang area kampus, yakni sekitar Kelurahan Kukusan. Minimnya lampu jalan dan jarangnya kendaraan yang lalu lalang membuat wilayah ini menyeramkan saat malam. Sementara itu, sejumlah jalan masuk warga luar belum ditutup pihak kampus. ada satu kejadian yang mengejutkan beberapa tahun yang lalu saat pihak keamanan melaporkan ada seseorang terjun dari menara air malam hari. Saat itu petugas keamanan melihat seperti sesosok tubuh tergeletak di bawah menara air berbaju putih.

"Saat kami cek ke lokasi katanya ada laporan orang jatuh dari menara air, pas dicek enggak ada. Katanya ada yang bunuh diri lalu jatuh pakai baju putih, anak - anak bilangnya mistis," jelasnya.

Begitulah cerita dari UI yg berhasil ane rangkum dari berbagai sumber gan .