Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

romaniarAvatar border
TS
romaniar
[Cerpen] Kisah Noura
[Cerpen] Kisah Noura


OLEH : ROMANIAR RUDIAWATY

Di sebuah sekolah swasta di Mojokerto ada seorang siswi SMA yang memiliki paras
yang cantik dan hati yang baik. Dia adalah primadona sekolah. Namanya adalah Noura. Begitu
banyak prestasi yang dia dapat. Prestasi akademis maupun prestasi non akademis. Jadi tidak
heran kalau dia memiliki banyak penggemar. Bukan hanya dari siswa dan siswi melainkan juga
dari guru-guru. Dia lebih suka menyendiri sambil membaca buku di tempat yang sepi. Karena
dia kurang suka dengan suasana yang ramai dan riuh.

“Eh... coba deh kamu lihat cewek itu ! Belagu banget sih dia ? Mentang-mentang
primadona sekolah terus dia jadi seenaknya saja.” celetuk Neira. Neira adalah sepupu
primadona sekolah, yaitu sepupu Noura. Sejak kecil Neira tidak pernah menyukai Noura. Karena
apa pun yang dilakukan Neira pasti akan di banding-bandingkan dengan sepupunya. Bahkan
saat mereka berumur 6 tahun, Neira pernah mendorong Noura ke jurang di belakang rumah
Neira yang saat itu masih berada di Bandung. Walau apapun yang dilakukan Neira, Noura tidak
pernah marah apa lagi menyimpan dendam pada Neira. Karena Noura selalu beranggapan
kalau Neira adalah sepupu satu-satunya yang dia miliki dan yang paling dia sayang. Kedua
orang tua Noura meninggal dunia sejak Noura berumur 6 tahun karena kecelakaan. Jadi
sejak di tinggal kedua orang tuanya Noura harus bisa mandiri, walau kedua orang tua Noura
memberikan warisan yang tidak sedikit jumlahnya, yaitu 2 rumah mewah di Mojokerto dan
di Bandung, apartemen di Jakarta, perkebunan teh di Malang yang berhektar–hektar luasnya,
dan juga perusahaan yang sekarang sedang dipegang oleh ayah Neira setelah ayah Noura
meninggal.

“Memang kenapa sama Noura ? Seenaknya gimana ? Diakan cuma duduk dan membaca
buku saja.” jawab Raina heran. Raina adalah teman dekat Neira.

“Iya bener. Kenapa sih kamu kok enggak suka banget kalau liat Noura ? Padahal dia enggak
pernah nyakitin kamu.” timpal Raini. Raini adalah saudara kembar Raina yang juga teman dekat
Neira.

“Iya memang dia tidak pernah nyakitin aku dari luar. Tetapi dia selalu nyakitin aku dari
dalam.” jawab Neira dingin.

“Nyakitin dari dalam ? Maksud kamu apa sih ? Aku enggak ngerti.” tanya Raina bingung.

“Kamu enggak bakal tau apa yang aku rasain selama ini. Sudah aku mau ke sana, kalau
kalian enggak mau ikut, yasudah.” jawab Neira dingin sambil berjalan kearah Noura yang
sedang asyik membaca buku di belakan sekolah.

“Tunggu Neira. Kami ikut !” teriak Raina dan Raini serempak.

Sesampainya di depan Noura. Dengan kasar Neira mengambil buku yang dibaca Noura lalu
melemparkannya begitu saja.

“Dasar cupu ! Bisanya cuma membaca buku saja. Kenapa... enggak punya teman ?
Kasian !” ejek Neira.

“Ayo pergi !” sambung Neira mengajak kedua temannya pergi meninggalkan Noura
sendirian.

“Yang sabar ya Noura.” kata Raina ke Noura lalu bergegas berjalan di belakang Neira.

“Jangan dendam dengan Neira ya, Noura !” pinta Raini ke Noura lalu bergegas menyusul
Neira dan saudara kembarnya.

Noura hanya tersenyum dengan perkataan Raina dan pinta Raini. Noura tau kalau
sebenarnya Neira adalah anak yang baik. Hanya saja dia kurang mendapat perhatian dari
kedua orang tuanya dan keluarga mereka. Apapun yang dilakukan Neira pada Noura walaupun
sampai melukain Noura. Namun, Noura hanya tersenyum dan selalu memaafkan apapun yang
dilakukan sepupunya itu.

Setelah memperhatikan Neira berjalan pergi sampai tak terlihat lagi bayangannya baru dia
mencari bukunya yang tadi sempat di lempar Neira. Ternyata bukunya terlempar tidak jauh dari
tempat yang ia duduki. Saat ia hendak mengambil bukunya yang jatuh ada sebuah tangan yang
sudah memungut bukunya terlebih dahulu.

“Ini buku kamu kan ?” tanya Ardiansyah. Ardiansyah adalah siswa yang paling populer
di sekolah. Ardiansyah juga kapten tim basket di sekolah. Tubuhnya yang ideal dan wajahnya
yang tampan membuat banyak siswi yang suka. Bukan hanya itu Ardiansyah juga pintar dalam
bidang akademis dan memiliki keluarga yang kaya raya. Ayahnya adalah pemilik sekolah ini.
Hampir seluruh siswi di sekolah suka dengan Ardiansyah tidak terkecuali Noura. Sejak pertama
bertemu, Noura sudah jatuh hati pada Ardiansyah.

“I... i... iya.” jawab Noura gugup. Mimpi apa dia semalam ? Ardiansyah berada sangat
dekat dengan dirinya. Noura jadi bisa melihat Ardiansyah dari dekat dengan matanya sendiri.
Padahal dari dulu Noura hanya memperhatikan Ardiansyah dari jauh.

“Kamu kenapa ? Kenapa kamu diam saja saat di ganggu Neira ?” tanya Ardiansyah prihatin
sambil mengembalikan buku Noura yang dia pungut tadi.

“Neira tidak mengganggu kok. Dia hanya menyapaku saja.” jawab Noura pelan sambil
menerima bukunya. “Terimakasih ya.” ucap Noura malu-malu. Membuat Ardiansyah
tersenyum.

“Hanya menyapa ? Dia sudah melempar buku kamu begitu saja sambil memaki kamu. Apa
kamu hanya diam saja ?” tanya Ardiansyah heran setelah sempat tersenyum melihat tingkah
Noura.

“Apapun yang dia lakukan padaku, aku tidak keberatan. Karena dia adalah sepupuku yang
aku sayang.” jawab Noura sambil tersenyum.

‘Krinnnnggggg... krinnnngggg...’ bel berbunyi. Itu tandanya jam istirahat telah usai dan
pelajaran ke 5 sampai ke 8 akan segera di mulai.

“Sudah bel. Masuk kelas yuk !” ajak Ardiansyah. Ardiansyah juga satu kelas dengan Noura
yaitu di kelas XI-1. Yaitu kelas yang isinya siswa-siswi yang cerdas dan memberikan banyak
prestasi untuk sekolah.

“Iya” jawab Noura malu-malu sambil mengikuti Ardiansyah berjalan menuju kelas XI-1.

Neira yang melihat kedekatan Noura dengan Ardiansyah menjadi marah. Sebenarnya
Ardiansyah adalah kekasih Neira. Sejak kelas X awal masuk sekolah Neira telah resmi menjadi
kekasih Ardiansyah. Bukan Ardiansyah yang menyatakan perasaannya ke Neira. Namun
Neiralah yang dengan berani dan tidak tahu malu menyatakan perasaannya pada Ardiansyah di
depan teman–teman Ardiansyah saat Ardiansyah latihan basket. Sebenarnya Ardiansyah tidak
ingin menerima Neira namun saat itu dia dipaksa oleh kakak–kakak seniornya. Sehingga dengan
berat hati dia menerima Neira sebagai pacarnya. Yang ada di hati Ardiansyah bukanlah Neira
melainkan sepupunya, yaitu Noura.

Sepulang sekolah Neira bergegas ke kelas XI-1. Seperti biasa dia pergi menemui
Ardiansyah. Setelah mendapati Ardiansya sedang merapikan buku pelajaran dan memasukkan
ke tasnya Neira seperti tidak tau malu berlari menuju Ardiansyah dan memeluk Ardiansyah
dari belakang. Sikap Neira tersebut seketika membuat kelas XI-1 ramai dan riuh. Noura yang
melihat Neira memeluk Ardiansyah menjadi salah tingkah dan dia bergegas keluar kelas dan
pulang. Ardiansyah yang melihat Noura pergi begitu saja langsung melepaskan pelukan Neira
dan berlari mengejar Noura. Sebelum mengejar Noura Ardiansyah dengan marah berkata “Apa
yang kamu lakukan ? Kita putus.” Kepada Neira. Neira yang ditinggalkan oleh kekasih yang
amat dia cinta begitu saja menjadi marah dan jengkel, bukan kepada Ardiansyah namun pada
sepupunya, yaitu Noura.

“Noura tunggu !” teriak Ardiansyah sambil berlari mengejar Noura yang sedang berjalan
cepat seolah–olah dia sedang dibakar oleh rasa cemburu.

“Noura... tunggu... !” teriak Ardiansyah lagi. Karena seakan–akan Noura tidak
mendengarkan teriakkannya padahal siswa–siswi yang ada di dekat Noura langsung menoleh ke
arah Ardiansyah.

“Aku bilang tunggu !” kata Ardiansyah sambil memegang tangan kanan Noura setelah dia
berhasil mengejar Noura di tengah-tengah lapangan basket.

“Ada apa ? Kenapa kamu mengejarku ? Berani sekali kamu meninggalkan Neira begitu
saja ? Apa yang mau kamu...” belum sampai selesai Noura mengomel tiba–tiba Ardiansya
mencium pipi kanannya. Membuat siswa–siswi di sekitarnya ramai dan riuh seperti di kelas XI-1
tadi.

“Aku bilang tunggu ! Aku sudah putus dengan Neira. Aku tidak peduli dengannya. Aku
hanya peduli denganmu.” kata Ardiansyah setelah membuat Noura salah tingkah dengan
sikapnya tadi.

Setelah berkata begitu Ardiansyah menekuk lutut kirinya seperti sedang memberi
hormat pada tuan putri dan memegang kedua tangan Noura. Lalu dia berkata “Noura, aku
mencintaimu. Maukah kamu menjadi kekasihku ?”

Noura tidak berkata apapun namun dia tersenyum dan menganggukkan kepala. Itu
tandanya Noura menerima Ardiansyah menjadi kekasihnya. Dengan reflek Ardiansyah memeluk
Noura dengan wajah berseri karena bahagia. Sekolah menjadi lebih ramai dan riuh karena
tingkah Ardiansyah yang dengan berani menyatakan cintanya ke primadona sekolah di tengah-
tengah lapangan basket.
Lanjut Di Bawah emoticon-Malu (S)
0
1.8K
19
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.