Donald Trump baru saja terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 setelah menaklukkan Hillary Clinton dalam pemilihan yang berlangsung Selasa (8/11/2016) waktu setempat. Trump bakal dilantik menjadi presiden AS pada 20 Januari 2017. Namun bukan soal kemenangan Trump yang akan dibahas di sini, melainkan teknologi apa saja yang digunakan oleh pemerintah AS, yang terkenal sebagai produsen banyak gawai canggih, dalam pemungutan suara tersebut.
Tidak seperti negara demokrasi pada umumnya, AS tidak merujuk pada satu sistem pemungutan suara. Secara garis besar sekarang ini ada dua tipe teknologi pemungutan suara yang diusung oleh AS.
Pertama adalah memindai kartu pemungutan suara dan gawai perekam elektronik langsung (direct-recording electronic/DRE). Pemindaian kartu pemungutan suara merupakan cara yang familier bagi yang pernah melakukan ujian nasional sekolah di Indonesia. Metode pemindaian ini mengharuskan pemilih suara untuk menghitamkan sebuah area pada kartu, seperti bentuk lingkaran. Kemudian kartu tersebut akan ditabulasikan secara manual ke mesin pemindai, baik menggunakan peralatan optik atau teknologi pemindaian digital.
Quote:
![Apa-apa saja teknologi yang digunakan dalam pemungutan suara di AS?](https://s.kaskus.id/images/2016/11/28/5418722_20161128022628.jpg)
Seorang warga lansia AS sedang memasukkan kartu suaranya ke mesin pemindai.
Sumber Gambar: © Lynne Sladky /AP Photo
Dilansir dari CBC News (23/10), selain itu ada juga penggunaan gawai penanda kartu pemungutan suara. Gawai ini mengkombinasikan sistem elektronik dengan kartu pemungutan suara. Pemilih menentukan suaranya pada masukkan (input) elektronik seperti layar sentuh, tetapi gawai ini akan melakukan pencetakan pada kartu pemungutan suara.
Quote:
![Apa-apa saja teknologi yang digunakan dalam pemungutan suara di AS?](https://s.kaskus.id/images/2016/11/28/5418722_20161128020448.jpg)
AutoMARK, salah satu gawai penanda kartu suara
Sumber Gambar: © Douglas W. Jones /Wikimedia Commons
Meskipun dimasukkan secara digital, perhitungan suara tetap direkam secara manual dengan tangan atau mesin pemindai. Cara ini dimaksudkan untuk mempermudah pemilih dalam menghitamkan area pilihan saja.
Selain DRE adalah sistem elektronik berupa sebuah gawai dengan model masukan suara seperti layar sentuh, tombol, atau cakra angka. Mesin ini akan menabulasi suara secara otomatis, sehingga mempercepat proses penghitungan. Fleksibilitas sistem elektronik ini sangat membantu di daerah-daerah pemilih yang menggunakan beragam bahasa, juga dapat membantu pemilih dengan keterbatasan fisik.
Yang paling canggih adalah menggunakan pemungutan suara daring (online). Negara bagian AS yang telah menggunakan sistem ini adalah Alaska. Penduduk di sana diizinkan untuk meminta permohonan kartu suara elektronik, dan mengisi sebuah fail berformat PDF dengan pilihan suara mereka. Kemudian mereka menandatangani sertifikat identifikasi di depan mata saksi yang hadir. Terakhir, pemilih akan mengembalikan dokumen tersebut secara daring melalui sistem pengantaran yang diklaim aman. Namun, Alaska memperingatkan para pemilih bahwa pemungutan suara daring akan melepaskan hak mereka untuk melakukannya secara rahasia. Selain itu terbuka kemungkinan bahwa hasil pemungutan suara tidak dapat ditransmisikan dengan baik. Meskipun pemungutan suara daring ini mungkin menjadi jalan keluar yang lebih cepat dan praktis di masa yang akan datang, para ahli masih setuju bahwa akan mustahil untuk membuat prosesnya berjalan dengan aman.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan PewResearch Center, hampir setengah dari pemilih (47 persen) yang tinggal di wilayah yurisdiksi hanya menggunakan cara pemindaian kartu suara. Sedangkan sekitar 28 persen hanya menggunakan cara DRE. Ada 19 persen lagi menggunakan keduanya. Sisanya ada sekitar 5 persen pemilih yang di antaranya tinggal di daerah seperti Colorado, Oregon, dan Washington masih menggunakan cara pemungutan suara menggunakan kartu yang kemudian dihitung menggunakan tangan.
Quote:
Cara yang sudah ditinggalkan
Dalam beberapa dekade ke belakang, sebenarnya ada dua cara lagi yang pernah digunakan AS dalam melakukan pemungutan suara. Pada 1980, ketika Ronald Reagan mengalahkan Jimmy Carter, dua cara yang paling umum digunakan adalah kartu pons (punch card) dan mesin tuas.
Mesin tuas pertama kali diciptakan pada 1890an. Pemilih diharuskan menarik tuas untuk mengindikasikan suara mereka. Total jumlah suara direkam secara otomatis menggunakan sistem pendaftaran mekanik yang tertanam.
Quote:
![Apa-apa saja teknologi yang digunakan dalam pemungutan suara di AS?](https://s.kaskus.id/images/2016/11/28/5418722_20161128020520.jpg)
Tuas pada mesin tuas yang masih digunakan di New York, AS, hingga 2008
Sumber Gambar: © Pauljoffe /Wikimedia Commons
Namun karena bentuk yang besar, biaya perawatan serta perbaikan yang mahal, mesin ini pada akhirnya ditinggalkan secara resmi pada 2010. Sedangkan untuk cara kartu pons masih populer hingga tahun 90an tapi semakin hilang, kalah pamor dengan pemindaian kartu suara.Dua wilayah yurisdiksi terakhir pengguna cara tersebut di Idaho, AS, yakni Franklin dan Shoshone resmi meninggalkan cara ini pada pemungutan suara 2014.