The Title that you have entered is too long ( characters). Please shorten it to 85 characters long.
Pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang menyatakan ada kelompok garis keras yang tergabung dalam jaringan teror ingin mengambil keuntungan dari aksi 4 November 2016 lalu di Jakarta ternyata benar.
Jenderal bintang empat itu berujar demikian karena sudah memiliki laporan dari intelijen Polri yang selalu bekerja dengan baik serta akurat.
Masih menurut Tito Karnavian, keuntungan bagi kelompok garis keras tersebut masih pada batas mengambil momen untuk menyampaikan misinya.
Pembuktian itu dilakukan melalui tertangkapnya sembilan teroris kelompok Abu Nusaibah oleh Densus 88 beberapa waktu lalu di Jakarta dan Bekasi.
"Awalnya yang ditangkap ada tujuh lalu berkembang menjadi sembilan orang. Mereka ini terdeteksi pemuda yang membaiat langsung ke pimpinan ISIS. Selain itu mereka juga bertekat memberikan dukungan bantuan bagi WNI yang hendak gabung ISIS ke Suriah," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, Sabtu (26/11/2016) di Mabes Polri.
Diungkapkan Boy Rafli Amar, kelompok ini juga terbukti mendompleng dan menyusup di aksi damai 4 November lalu.
Dimana mereka berencana melakukan pemufakatan jahat untuk melakukan kegiatan teror.
"Jadi omongan Kapolri yang bilang aksi 4 November disusupi kelompok radikal itu benar. Buktinya dilakukan penangkapan pada 9 orang ini," ucap Boy Rafli Amar.
Lebih lanjut, jenderal bintang dua itu juga membeberkan peran dari sembilan teroris tersebut.
Pertama Saulihun alias Abu Nusaibah alias Abu Hilyah alias Abu Husnia alias Abu Faqih alias Abu Islam alias Abu Hasan alias Abu Iksan alias Pak Slamet.
Keterlibatannya yaitu secara aktif melakukan motivasi ke orang-orang untuk mendukung ISIS dan membaiat mereka.
"Saulihun juga memanfaatkan kericuhan pada aksi damai 4 November untuk berhadapan dengan aparat hukum dan mengambil senjata mereka bila terjatuh," ucap Boy Rafli Amar.
Teroris kedua yakni Alwandi Supandi alias Abu Usama alias Aseng alias Sabeni berperan melakukan baiat di masjid Jakarta Pusat dan membantu pemberangkatan WNI ke Suriah.
Teroris ketiga Reno Suharsono alias Kholid alias Jack alias Alex dan teroris keempat yakni Wahyu Widada membantu memberangkatkan WNI ke Suriah.
Teroris kelima, Dimas Adi Saputra alias Ali pernah juga ke Suriah pada akhir 2015 melalui jalur Abumusaf namun gagal karena masalah tiket saat di Srilangka.
Teroris Keenam yakni Ibnu Aji Maulana alias Ibnu alias Indra keterlibatannya berbaiat ke Syekh Abu Bakar Al-Baghdadi.
Selanjutnya teroris ketujuh dan kedelapan yaitu Fuad alias Abu Ibrohim dan Zubaidar yang juga aktif membantu pemberangkatan WNI ke Suriah.
Terakhir teroris ke sembilan yakni Agus Setyawan alias Agus alias Andi Syahputra berperan memalsukan Kartu Keluarga, KTP, Akta Kelahiran hingga buku nikah dari para WNI yang henda ke Suriah.
"Dari antara sembilan ini, ada beberapa teroris yang berencana ikut rusuh dalam demo 4 November lalu. Jadi kata-kata pendompleng di demo itu bukan omong kosong. Kelompok ini bermain keruh, mereka ikut kegiatan seolah sama tapi dia punya agenda terselubung rebut senjata petugas. Mereka lihat mometnya pas, sejauh ini kami belum lihat ada indikasi terkait dengan koordinator demo," kata mantan Kapolda Banten itu.
sumber