Quote:
Rico Afrido Simanjuntak
Kamis, 3 November 2016 − 14:50 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (kanan). (SINDOphoto)
JAKARTA- Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada jumpa pers di Kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, kemarin dikritik
mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Cilacap Partai Demokrat Tri Dianto. Khususnya, yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak mengorbankan orang-orang demi tujuan politik.
"Sebaiknya Pak SBY ambil cermin, bagaimana selama ini memperlakukan sebagian kadernya sendiri," ujar Tri Dianto kepada Sindonews, Kamis (3/11/2016).
SBY dianggapnya telah mengorbankan beberapa kadernya selama ini untuk membangun dinasti politik. Beberapa mantan kader Partai Demokrat yang dimaksudnya adalah Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika, dan Marzuki Alie.
"Lihat itu Anas dikorbankan untuk tujuan membangun partai keluarga," tuturnya.
Adapun Gede Pasek dan Marzuki Alie, kata dia, digusur karena berani kritis terhadap SBY. Maka itu, pernyataan SBY terkait hal itu dianggapnya tidak objektif.
"Sebelum bicara ke publik, mestinya Pak SBY bicara dengan hati nuraninya sendiri, biar jujur dan obyektif," pungkasnya.
Sebelumnya, SBY menginginkan Pemerintahan Jokowi berjalan sukses. Akan tetapi, dirinya meminta pemerintah tak melakukan langkah-langkah yang tidak adil yang mencederai harkat martabat dan harga diri orang lain.
"Jangan lah mengorbankan orang-orang untuk mencapai kekuasaan dan tujuan politik, itu lah pandangan dan saran kami Partai Demokrat kepada pemerintah tentang penegak hukum, serta imbauan kepada masyarakat luas yang barangkali akan menggunakan haknya melakukan unjuk rasa pada tanggal 4 November mendatang," ujar SBY.
(kri)
sindonews
I USED TO RULE THE WORLD
SEAS WOULD RISE WHEN I GAVE THE WORD
NOW IN THE MORNING I SLEEP ALONE
SWEEP THE STREET THAT I USED TO OWN