JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Habiburokhman menilai, pelaporan dan tudingan menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh sejumlah pihak yang dialamatkan kepada musisi Ahmad Dhani adalah hal sangat keliru.

Sebab orasi Ahmad Dhani dalam aksi Bela Islam II yang dilakukan pada 4 November 2016 lalu di depan Istana Merdeka, disebut Habiburokhman, sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat.

"Bagaimana mungkin misalnya Ahmad Dhani bilang, 'Saya ingin bilang presiden A tapi gak boleh.' Itu kalau kita orang normal mengartikannya bahwa memang Ahmad Dhani mau memberikan edukasi politik kepada masyarakat, (bahwa) sejelek-jeleknya presiden walaupun kalian menganggap presiden jelek, walaupun kalian tidak puas dengan presiden, tapi tidak boleh ngomong A," kata Habiburokhman di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (25/11/2016).

Karena itu ia menganggap ada kejanggalan dalam pelaporan tersebut. Tak hanya Dhani, Habiburokhman menyebut kejanggalan juga terjadi pada kasus Buni Yani, serta pelaporan terhadap politisi Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa. Ia menyebut pelaporan tersebut seperti upaya untuk memangkas gerakan demokrasi.

"Ada kejanggalan yang dilakukan polisi saat ini terhadap kasus-kasus terkait demo aksi Bela Islam. Kita melihat adanya nuansa pemotongan dan pemangkasan gerakan demokrasi yang sekarang serempak dilakukan, yaitu kasus Buni Yani, Ahmad Dhani, dan jangan lupa ada juga kasus Pak Desmond," ungkapnya.

Bahkan yang melapor, disebut Habiburokhman, adalah pihak-pihak yang terafiliasi dengan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Semuanya dilaporkan oleh pihak-pihak yang saya anggap terafiliasi dengan Pak Basuki Tjahaja Purnama," tegas Habiburokhman.

Sebelumnya, Ahmad Dhani terseret perkara itu akibat ucapannya saat ikut demonstrasi 4 November 2016 di depan Istana Merdeka, dalam demonstrasi menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama diproses secara hukum dalam kasus dugaan penistaan agama. Dhani menggunakan kata kasar untuk mengkritik Jokowi.

Dalam rekaman video yang beredar, ia terekam menggunakan kata-kata an**** dan b*** yang ditujukan kepada presiden. Video tersebut telah diunggah ke YouTube dan beredar luas di media sosial.


http://www.netralnews.com/news/megap...dukasi.politik

semua yang ke arah kawan.. janggal.. semua yang ke arah lawan.. benar
hehehehehe