Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Meniti Asa Bersama Pasukan Muda Milan
“Milan adalah klub yang tepat untuk pemain muda,” ujar Max Allegri. Arsitek Juventus yang pernah menukangi Rossoneri selama empat musim ini mengatakan hal tersebut jelang laga krusial antara Juventus dan AC Milan satu bulan silam.

“Kini mereka memiliki pelatih hebat dan harus terus berkembang. Saya tidak iri, justru merasa senang karena sepakbola Italia kini memberi banyak kesempatan kepada pemain muda.” Ucapan Allegri akhirnya terbukti tepat. Milan memang telah berkembang. Penggawa mudanya berhasil menorehkan taji dengan menaklukan sang jawara bertahan di San Siro.

Kemenangan ini menjadi penutup kekalahan 9 kali beruntun Rossoneri dari Si Nyonya Tua. Kemenangan tipis di hadapan pendukungnya sendiri ini terasa bagai oase yang sungguh menyejukkan.



Kala menaklukan Juventus, Milan menurunkan lima penggawa muda nan impresif sebagai starter. Fenomena Italia yang diprediksi akan menjadi suksesor Buffon untuk Gli Azzurri, Gianluigi Donnarumma (18), jantung kokoh untuk tembok pertahanan Milan, Alessio Romagnoli (21), striker sayap yang kembali ke San Siro pasca bermain gemilang di Genoa, Suso (22), pemuda Prancis yang kini menjadi pilihan utama Montella sebagai ujung tombak, M’Baye Niang (21), dan pahlawan yang mencetak gol ke gawang Bianconeri, Manuel Locatelli (18).

Di bangku cadangan, Milan juga masih memiliki Davide Calabria (19), Rodrigo Ely (23), dan Gustavo Gomez (23). Secara rataan umur, Milan adalah tim termuda kedua di Serie-A (23,9), atau hanya memiliki selisih 3 bulan dengan Sassuolo yang berada di posisi pertama.

Kondisi inilah yang diharapkan Berlusconi empat musim silam. Ketika itu Milan melepas beberapa pemain veteran seperti Seedorf, Gattuso, Nesta, Inzaghi, Zambrotta secara bersamaan di akhir musim. Mereka mencanangkan program Milan Youth Project—yang sayangnya tidak bisa ia nikmati secara utuh karena klubnya sedang berada pada masa transisi kepemilikan oleh investor Tiongkok.



Cetak biru kesuksesan tim yang didasari oleh spirit penggawa muda ini diharapkan bisa mengulang apa yang dilakukan Milan pada era ’80. Ketika itu AC Milan mengenalkan Maldini, Costacurta, Baresi serta Donadoni kepada dunia. Dan seperti yang kita ketahui, sisa perjalanan mereka kemudian menjadi sejarah.

Namun kredit spesial justru pantas disematkan kepada Filippo Galli, mantan penggawa Milan yang 14 tahun mengabdi sebagai pemain—juga termasuk bagian tim legendaris milik Sacchi dan Capello itu—dan kini menjabat sebagai direktur Sektor Muda AC Milan. Ia bertanggungjawab membidani kelahiran bintang-bintang muda Rossoneri saat ini.

Perjalanan Galli ini dimulai atas keresahan Galliani yang mengakui kalau Milan memang tidak bisa lagi bersaing di bursa transfer. Ia mempertanyakan alasan kenapa Milan tidak bisa melahirkan talenta terbaik dari akademi seperti yang dilakukan oleh tim Eropa lainnya?

Sejak saat itu, Galli mulai melakukan observasi panjang di divisi Sektor Muda tim ternama Eropa; termasuk La Masia milik Barcelona, De Toekomst milik Ajax Amsterdam, La Fabrica milik Real Madrid, dan The Academy milik Manchester United. “Saya ingin mengetahui apa yang mereka lakukan, dan setelah observasi tersebut, kami (Sektor Muda Milan) memiliki bayangan tentang apa yang akan kami lakukan,” ujar Galli.



Awal 2013, Galli merilis dokumen yang didesain untuk merevolusi pendekatan tim guna pengembangan bakat pemain muda. Bagi dirinya, penting untuk mempertahankan identitas dan sejarah klub dari lapisan paling dasar. Hal ini memudahkan tim untuk membentuk karakter pemain sesuai yang mereka inginkan.

Galli bahkan sempat ‘mencuri’ intisari pelatih dengan rekam jejak pengembangan pemain muda yang brilian seperti Marcelo Bielsa, Pep Guardiola, Manuel Lillo, dan Luis Menotti untuk mendapatkan acuan terbaik. Metode pengembangan bakat Milan ini akhirnya mengintegrasikan semua aspek penting seperti teknikal, atletik, taktik, dan psikologi pemain. Harapannya, Sektor Muda Milan akan menciptakan lingkungan tepat untuk mengembangkan bakat pemain menuju jalan profesional, sekaligus hasrat mengenakan seragam Rossoneri di San Siro pada saat bersamaan.

Dalam hal ini, Galli berkaca pada La Masia yang menurutnya menyuguhkan konsistensi pengembangan bakat pada berbagai jenjang usia. Pelatih, psikologis, dan staf medis selalu mengadakan pertemuann setiap pekan untuk menentukan aktivitas grup dalam lima hari ke depan. Fokus yang mereka lakukan adalah untuk membentuk karakter pemain, dibandingkan ‘hanya’ memenangi setiap laga di kompetisi muda yang mereka ikuti. Tujuan akhirnya tentu saja tetap mencetak pemain muda yang akan menjadi tumpuan klub di masa depan, tapi perlu proses panjang untuk bisa mendapatkan kesuksesan dari misi seambisius itu.

Menilik ke belakang, Milan juga pernah berada pada fase sulit ketika memberikan banyak kesempatan kepada pemain muda untuk tampil. Nama-nama legendaris yang sudah disebutkan sebelumnya bisa menembus skuat utama pada usia belia, karena kala itu Rossoneri tak punya banyak pilihan pemain. Namun seiring berjalannya waktu—dengan ditunjang kemampuan finansial dan komposisi pemain berpengalaman yang tepat guna—akhirnya trofi menjadi kawan karib Milan pada akhir ’80 sampai pertengahan ’90, dengan bibit muda yang telah beranjak matang sebagai fondasi utamanya.

Kini Milan berada di posisi ketiga klasemen dengan selisih 7 angka dari Juventus. Masih terlalu dini jika menyebut skuat besutan Vincenzo Montella ini memiliki kans untuk angkat trofi scudetto di akhir musim. Bagaimanapun juga, dalam format kompetisi yang terpenting adalah laju konsistensi untuk tetap berada pada jalur kemenangan. Dan penggawa muda seringkali gagal ketika harus melewati hal ini.



Sebagai contoh, pasca menaklukan Juventus dengan skor tipis 1-0, sepekan kemudian pasukan muda Milan justru digilas Genoa dengan skor tiga gol tanpa balas. Begitu pula dengan performa apik mereka ketika mendominasi Derby della Madonnina hampir selama 90 menit, namun harus buyar juga hanya satu menit jelang laga usai karena keteledoran lini belakang kala menghadapi tendangan sudut.

Montella juga berujar bahwa menaruh ekspektasi membukit, atau bahkan membandingkan skuatnya dengan generasi terdahulu adalah sesuatu yang harus dihindari karena hanya akan memberikan beban kepada para pemain. Tapi L'Aeroplanino mengaku bisa memahami itu, karena trofi dan kemenangan adalah siklus yang sangat wajar untuk raksasa sekaliber AC Milan.

Yang pasti, skuat muda Milan nan enerjik ini memainkan sepakbola persis seperti yang diinginkan Montella—dan menyisakan masih banyak ruang untuk berkembang seiring berjalannya waktu. Mereka memainkan sepakbola dengan baik sekaligus bertengger di papan atas liga. Manajemen klub tidak sedang dalam posisi tergesagesa untuk menyabet gelar juara musim ini.

Dengan tidak disibukkan oleh kompetisi Eropa dan badai cedera—sebagaimana yang kerap membelit mereka di muism-musim sebelumnya, yang perlu dilakukan Milan hanyalah berkonsentrasi untuk tetap menampilkan gaya permainan serupa sekaligus menciptakan atmosfer yang baik di ruang ganti.

Apalagi gelontoran dana dalam jumlah fantastis dari pemilik anyar sudah menanti mereka pasca pergantian tahun, sehingga ada banyak alasan untuk menaruh optimisme pada skuat Milan saat ini. Setidaknya mereka sudah bisa beranjak dari kebiasaan membanggakan prestasi era terdahulu sebagaimana yang sering dilakukan saudara mudanya itu; kini mereka sudah bersiap menatap masa muda menjanjikan dengan penggawa muda sebagai panji utamanya.

Pekan ini, skuat muda AC Milan akan mendapat ujian dari klub papan bawah, Empoli. Di atas kertas AC Milan harusnya tidak menghadapi masalah saat melawan Empoli. Namun pertandingan ini juga bisa menguji mental para pemain muda, saat menghadapi lawan yang lebih lemah dari mereka.

Saksikan pertandingan AC Milan melawan Empoli pada hari minggu, 27 November 2016 pukul 02.45 hanya di Supersoccer TV.

0
4.1K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Liga Italia
Liga ItaliaKASKUS Official
1.5KThread8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.