Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/11). Pertemuan tersebut guna membahas penanganan rencana aksi 25 November dan 2 Desember yang kemungkinan adanya upaya tersembunyi dari kelompok yang ingin masuk ke DPR dan berusaha untuk menguasai DPR.
Paling tidak sepekan terakhir berembus kabar ihwal upaya makar yang menunggangi unjuk rasa 25 November dan 2 Desember.

Kabar itu dikonfirmasi oleh Kepala Polri, Jenderal Tito Karnavian, Senin (21/11). "Ada agenda-agenda gelap, terkait yang lain, dalam rangka untuk menjatuhkan pemerintah," kata Tito, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta.

Selasa (22/11), Tito kembali menyinggung hasil deteksi kepolisian perihal upaya makar di balik unjuk rasa bertajuk "Aksi Bela Islam III". Namun, saat ditanya soal dalang makar, Tito balik menyarankan untuk mencari informasi melalui mesin pencari Google.

"Isu makar baca saja Google, siapa yang ingin menjatuhkan pemerintah, jatuhkan Pak Jokowi, nah itulah dia. Enggak usah ngomongin ini lagi, baca saja di media, itu ada beberapa pihak yang katakan 'kita akan duduki DPR'," kata Tito, dikutip Republika.co.id.

Pernyataan Tito itu bersambut riuh di media sosial. Rabu (23/11), tagar #TanyaGoogle bertengger di pucuk Tren Twitter Indonesia. Tagar itu terpantau digemakan akun-akun pendukung "Aksi Bela Islam".

Mereka riuh mengirim sindiran untuk Tito. Misal kicauan @andi_takdir, "Kalau ada masalah cukup #TanyaGoogle saja, enggak perlu ke pihak berwajib".
ok google, apa ada makar 212?? kapolri butuh info???????????? #tanyagoogle
— Rachel (@bbmrachel) November 23, 2016 Nyari aktor makar gampang sekali ya, hanya mengandalkan medsos Googling #tanyagoogle
— Yugi Budiana Malik (@yugibm) November 23, 2016 Saat ini kalau ada masalah cukup #TanyaGoogle saja gak perlu ke pihak berwajib
— andi takdir (@andi_takdir) November 23, 2016 Pak Tito ngibul nih.. .. ???? ..#TanyaGoogle [URL="https://S E N S O RXvsBRpIQU9"]pic.twitter.com/XvsBRpIQU9[/URL]
— Ahmad zidan (@Ahmadzidan99) November 23, 2016 #tanyagoogle [URL="https://S E N S O R87Dg7lMKdm"]pic.twitter.com/87Dg7lMKdm[/URL]
— Asyikun N.Room (@Asyikun) November 22, 2016 Sri Bintang Pamungkas jadi tren Google
Menariknya, entah berkaitan atau tidak dengan cetusan Tito, tren pencarian Google menunjukkan lonjakan pencarian kata kunci "Sri Bintang Pamungkas".

Nama politisi gaek itu masuk lima besar tren pencarian Google Indonesia, Rabu (23/11). Lonjakan pencarian "Sri Bintang Pamungkas" terjadi dalam dua hari terakhir (22 - 23 November 2016).

Tangkapan layar tren pencarian Google terhadap kata kunci "Sri Bintang Pamungkas", selama sepekan terakhir. Lonjakan terjadi dua hari belakangan (22 - 23 November), Rabu (23/11) pukul 16.30 WIB.
Beberapa pekan terakhir, Bintang memang acap kali melempar pernyataan pedas kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga getol menyoroti kasus dugaan penistaan agama yang membelit Gubernur DKI Jakarta (nonaktif), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)--kasus inilah yang memicu "Aksi Bela Islam".

Sebagai misal, kala Bintang berbicara dalam acara "Malam Keprihatinan Anak Negeri" di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat (11/11). Klaimnya, acara itu dihadiri para aktivis lintas generasi dari berbagai kelompok.

Dalam acara itu, Bintang berkata bahwa lontaran Ahok--soal surat Al Maidah ayat 51--telah menistakan agama. "Tujuannya jelas, ayatnya jelas, motivasinya jelas: pemenangan pilkada," kata Bintang, dikutip Viva.co.id.

Bintang bahkan tak percaya bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyelesaikan kasus dugaan penistaan agama ini. Dia beranggapan, instruksi Jokowi kepada kepolisian untuk mengusut kasus ini sekadar sandiwara.

Bintang pun melempar gagasan untuk menggulingkan pemerintahan Jokowi, yang disebutnya sebagai tirani. "Tirani ini jangan cuma dilawan, tetapi harus dijatuhkan," ujarnya. "Masa Jokowi tidak bisa jatuh, Sukarno dan Suharto saja jatuh."

Tak cuman sekali Bintang melontarkan pernyataan macam itu. Bintang juga pernah menyasar kedua tokoh tersebut dalam pidatonya di Kolong Tol Kalijodo (27 Agustus). Tendensi rasial juga termaktub dalam pelbagai cetusannya.

Atas pernyataan-pernyataan macam itu, Bintang dilaporkan Laskar Relawan Jokowi (LRJ) ke Polda Metro Jaya, Senin (21/11).

"Untuk penghasutan dan penjatuhan pemerintahan itu bisa kita 'garis bawahi' dalam ucapan beliau (Bintang) di YouTube. Itu menyatakan bahwa 'pemerintahan Orde Baru yang didukung TNI-Polri saja kita jatuhkan, apalagi pemerintahan Presiden Jokowi," kata Ketua LRJ, Ridwan Hanafi, soal laporan mereka itu, dikutip detikcom.

Saat ini, Bintang berusia 71. Doktor ekonomi dari Iowa University itu mencuat namanya pada pengujung kekuasaan Orde Baru. Dia dikenal sebagai pengkritik penguasa Orde Baru, Suharto.

Atas aktivitasnya pada masa Orde Baru, Bintang pernah menjadi tahanan politik. Dia bebas saat B.J. Habibie berkuasa.

Bintang juga sempat mendirikan dan menjabat Ketua Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI). Partai itu sempat ikut pemilu 1999, tetapi hasilnya buruk, lantaran hanya mendapat 0,13 persen suara pemilih nasional (sekitar 140 ribu).

Setelah itu, nama Bintang jarang terdengar. Baru hari-hari terakhir, profil dan sosoknya ingin diketahui publik--merujuk tren Google.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...tang-pamungkas

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Ada rencana makar di balik demo 2 Desember

- Plt Gubernur Jakarta Soni Sumarsono: Pejabat-pejabat dinas akan saya ganti

- Pengakuan Ahok