JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Habiburokhman menganggap pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, tentang adanya rencana makar di balik ‎aksi demonstrasi 25 November telah menimbulkan kebingunan di tengah masyarakat.

Menurut dia, Pasal 104 KUHP tentang Kejahatan Terhadap Keamanan Negara yang disampaikan oleh orang nomor satu di Korps Bhayangkara malah menimbulkan keresahan di masyarakat. "Kalau seperti itu kita masyarakat akan bingung karena tanpa sumber yang jelas dan datanya itu dari mana? Padahal Wakapolri sendiri menyatakan aksi makar itu belum ‎jelas," kata Habiburokhman di Kantor ACTA, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Pria yang biasa disapa Habib ini percaya masyarakat sudah cerdas dan menganggap kecurigaan dari Kapolri sengaja disampaikan. "Karena Pak Menhan Ryamizard Ryacudu juga belum mengetahui adanya aksi‎ makar itu. Intinya kita tidak mau negara kita mundur karena tatanan yang sudah kita buat ini akan menjadi mundur apabila orang takut demo," ujarnya.

Menurut Habib, Tito harusnya mengenang jasa demonstrasi 1998 yang akhirya membuat Polri sejajar dengan TNI. "Saat ini Polri bisa gagah dan berdiri seperti TNI itu karena masyarakat. Kalau enggak demo itu mana bisa Polri dipisahkan dari TNI," tandasnya.
(qlh)

http://news.okezone.com/read/2016/11...ung-masyarakat

masyarakat cerdas, situ gak cerdas