Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

utangcahyono86Avatar border
TS
utangcahyono86
Brutal, Belasan Polisi Mengamuk Pukul Siswa SMKN 2 Raha yang Sedang Belajar
FAJAR.CO.ID, RAHA — Aksi arogansi ditunjukan anggota Polri di Muna. Belasan personil dari Dalmas Polres Muna mendadak masuk kawasan SMKN 2 Raha, lalu mengamuk. Mereka menghajar para peserta didik di sekolah itu tanpa pandang bulu. Bahkan, beberapa diantara mereka nekad masuk ruang kelas, saat proses belajar berlangsung lalu menghajar para siswa. Anggota muda korps Bhayangkara itu rupanya “membalas”, karena salah satu rekan mereka terkena lemparan batu yang diduga berasal dari arah sekolah.

Peristiwa itu terjadi Kamis (24/11) pukul 11.30 Wita. Dengan gaya petantang-petenteng, mereka turun dari truk Dalmas yang kebetulan saat itu sedang berpatroli dan melintas di depan sekolah. Akibatnya, siswa ketakutan dan lari berhamburan mencari tempat persembunyian menghindari kemurkahan oknum polisi brutal.

Pemicu insiden tersebut, bermula dari lemparan orang tak dikenal dari luar pagar sekolah, mengenai salah satu atap sekolah. Tak terima dengan pelemparan, siswa SMKN kembali membalas lemparan batu dari dalam sekolah. Rupanya, lemparan balasan itu mengenai anggota kepolisian. Sehingga anggota dari institusi yang dinahkodai AKBP Yudith S Hananta itu mengklaim bahwa lemparan batu itu dilakukan siswa SMKN 2 Raha.

Dari banyak korban, hanya dua siswa yakni Ahmad Bone kelas XII dan Jaya, kelas XI yang melapor. Keduanya mengalami muntah-muntah karena terkena bogem dan hadiah sepatu laras. “Mereka (polisi) masuk, dan memukuli siswa tanpa pandang bulu. Saat itu saya sedang mengajar, tiba-tiba pintu kelas ditendang, para polisi itu masuk dan mencari siswa,” kata guru SMKN 2 Raha, Nursida Sima dalam kesaksiannya.

Ia bercerita, siswanya bernama Ahmad Bone hendak mengamankan dirinya dengan bersembunyi dibawa meja, namun ia ditarik dan dihakimi. “Kalau jaya ditendang satu kali sementara makan di kantin. Kami beritahu polisi, Pak tolong jangan dipukuli. Nanti kami yang atasi. Malah polisi menggertak. Siswa yang lari bersembunyi di bawah meja, masih sempat ditarik bajunya. Guru-guru gemetar semua,” ujar Nursida Sima saat ditemui di Polres Muna.

Sementara Wakasek Kesiswaan, La Enda S.Pd menyayangkan sikap polisi bertindak arogan dalam lingkungan sekolah. Apalagi, masih dalam suasana belajar berlangsung. Ia berharap kejadian itu tidak terulang kedua kalinya. Ia juga mengharapkan, oknum polisi yang terlibat, ditindak tegas secara hukum. “Proses sesuai hukum seadil-adilnya,” tegasnya.

Setelah puas melakukan aksi arogansinya, para polisi yang rata-rata masih berusia muda itu langsung pergi meninggalkan sekolah. Para guru pun kemudian menenangkan siswanya, dan menggelar rapat mendadak. Mereka kemudian memutuskan melaporkan masalah itu ke Polres Muna.

Guru SMKN pun mengadukan hal tersebut ke Mapolres Muna, mendampingi Ahmad Bone dan Jaya. Sekira pukul 12.45 Wita, dua siswa tersebut langsung dimintai keterangannya secara tertutup diruang seksi Propam yang dipimpin Ipda La Hadia. Pasca pemeriksaan, mereka langsung diarahkan ke RSUD untuk keperluan Visum. Terlihat orang tua Ahmad Bone, hadir. Ia tak kuasa menahan tangis mengetahui anaknya dihajar oknum polisi.

Sementara ini, belum ada sikap resmi dari pihak kepolisian terkait dengan insiden tersebut. Saat wartawan Kendari Pos menemui Kapolres Muna, AKBP Yudith S Hananta, untuk mengkonfirmasi terkait dengan peristiwa itu, ia hanya mengatakan bahwa pihaknya baru akan menanggapi hari ini. “Nanti besok (hari ini) saja,” katanya, sembari berlalu.

Sementara itu, Kabid Dikjar Diknas Muna, Mukhtar sangat menyayangkan sikap yang dilakukan aparat kepolisian. Padahal, menurutnya polisi hanya berwewenang melakukan pengamanan. Jika melakukan tindakan demikian, ada mekanisme yang dilalui. Dirinya belum bisa berbicara banyak terkait denga kecamannya terhadap pihak kepolisian. Sebab, dianggap terlalu premature untuk berkomentar. “Yang jelas dilakukan itu inprosedural. Sebagai lembaga pengayom jangan melakukan tindakan-tindakan anarkis,” katanya (Fajar/KP)

http://fajar.co.id/2016/11/25/brutal-belasan-polisi-mengamuk-pukul-siswa-smkn-2-raha-yang-sedang-belajar/


lagi-lagi oknum 86
benar2 kebrutalan 86
0
2.2K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.