Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tanjung.pinarAvatar border
TS
tanjung.pinar
WhatsApp ke Nokia: Seperti Kacang Lupa Kulitnya
Pengembang layanan pesan instan WhatsApp membuat keputusan yang lumayan berat. Mereka dalam waktu dekat akan segera menghentikan dukungan untuk sejumlah platform, termasuk Nokia dan BlackBerry 10.

Bila melihat kondisi sekarang, tak bisa dipungkiri bahwa kedua sistem operasi tersebut tak lagi banyak digunakan. Akan terlalu banyak memakan waktu dan tenaga bila  masih terus membagi fokus ke kedua mantan raksasa tersebut.

Namun, dalam pandangan pribadi saya, seharusnya tak melupakan sejarah. Setidaknya perlakuan berbeda dilakukan terhadap Nokia.

Kenapa Nokia? Karena setuju atau tidak, Nokia-lah yang sejatinya mendorong popularitas layanan pesan instan, khususnya di Indonesia.

Mari kita mundur  ke belakang atau tepatnya di sekitar tahun 2010-2011. Saat itu Nokia posisinya sedang terdesak. Kehadiran BlackBerry Messenger membuat pengguna seperti Yahoo Messenger atau bahkan eBuddy teralihkan.Belum lagi ponsel murah meriah mirip BlackBerry semakin tak terbendung.

Nokia memutar akal, mereka mencoba melawan BlackBerry Messenger dengan layanan pesan instan ‘eksklusif’ sendiri bernama Ovi Chat. Seingat saya layanan itu berbasis pada email @ovi dan dibenamkan pula di ponsel Nokia seri Asha yang berbasis sistem operasi Series 40.


(foto: Quantrimang.com)

Nokia Asha saat itu memang dikhususkan untuk menyasar segmen menengah ke bawah yang menginginkan ponsel berbentuk qwerty.

Sayangnya usia Ovi Chat hanya seumur jagung. Namun, Asha lumayan mendapat sambutan.

Di saat Ovi Chat tak terlalu dilirik, Nokia mengalihkan dukungannya ke WhatsApp. Sekitar enam tahun yang lalu, nama WhatsApp belum sepopuler sekarang. Sehingga Nokia jor-joran mempromosikan layanan ini.

WhatsApp belum terlalu populer di Indonesia karena layanan ini fokus ke pengguna ponsel pintar yang tersedia melalui toko app store.

Saya ingat, pada program yang bertajuk Nokia Break Free diharapkan kedepannya banyak orang yang memakai aplikasi ini sebagai pengganti SMS, karena memang jika dibandingkan dengan BlackBerry Messenger segmen WhatsApp Messenger lebih luas dikarenakan dapat berjalannya aplikasi ini di berbagai ponsel plattform tersebut.

Saat itu Bilboard Nokia Asha dengan WhatsApp terpampang jelas untuk memikat pengguna. Iklannya pun sangat jor-joran.

Gimmick Marketing yang dilakukan Nokia untuk mempromosikan WhatsApp ada beberapa poin:

1. Berbasis nomor ponsel, bukan PIN seperti BlackBerry
2. Hemat Bandwith

Waktu pun berlalu, harapan Nokia agar pengguna ponsel di Indonesia menggunakan WhatsApp menggantikan SMS terwujud. Sayangnya, saat Nokia terpuruk, WhatsApp seolah melupakannya seperti kacang lupa kulitnya.


(foto: The Next Web)

WhatsApp mengakui "Ketika dimulai pada tahun 2009, pengguna perangkat mobile jelas berbeda jika dibandingkan dengan sekarang. App Store (toko aplikasi iOS), kala itu, usianya masih beberapa bulan. Saat itu 70 persen smartphone yang terjual masih didominasi oleh BlackBerry dan Nokia.

"Sedangkan untuk sistem operasi Android, iOS dan Windows Phone masih mencakup kurang dari 25 persen. Kalau sekarang beda cerita, sudah 99,5 persen. Keputusan kami ke depan akan lebih berfokus ke perangkat mobile yang digunakan banyak orang."

sumber: setyoprihadi

Ane fans berat Nokia dan sampai sekarang tetap setia pakai dan bini ane juga pakai

nih buktinya


emoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berduka
0
5.7K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.