Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian tentang upaya ‘penguasaan’ DPR oleh sekelompok orang, karena dapat menimbulkan kegentingan baru.
Pada hari ini, Kapolri menyatakan sekelompok orang ingin ‘menguasai’ Gedung DPR RI dalam satu aksi pada 25 November nanti. Diketahui, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI membatalkan aksi pada 25 November dan menggantinya pada 2 Desember nanti.
"Menurut saya, pernyataan-pernyataan perlu terukur. Jangan membuat satu spekulasi yang membuat kegentingan-kegentingan baru," kata Fadli kepada pers di Jakarta, Senin (21/11).
Dia menuturkan seharusnya informasi intelijen harus didalami dan diklarifikasi lebih dahulu, serta tak mengeluarkan informasi mentah. Tindakan itu, kata Fadli, merupakan tindakan amatiran.
Fadli menuturkan sebaiknya dari informasi yang masih mentah itu, ada pula ada tindakan pencegahan. Terkait dengan pernyataan Kapolri itu, dia menilai sampai saat ini Gedung DPR belum perlu penambahan personel pengamanan.
"Jadi jangan nanti justru dibikin ada semacam kegentingan. Itu bisa justru, jangan-jangan ada yang menginginkan kegentingan, saya tidak melihat ada kegentingan," kata Fadli
Dialog untuk Pencegahan
Terpisah, anggota Asian Muslim Action Network (AMAN) Dwi Rubiyanti Kholifah mengatakan, dialog dapat menjadi cara untuk mencegah paham-paham radikal di Indonesia.
Pasalnya, dialog yang ada selama ini masih didominasi kelompok agama tertentu, sehingga nilai kebinekaan yang ingin disampaikan justru tak sampai ke masyarakat.
"Misalnya soal mengucapkan selamat natal. Banyak yang bilang kalau itu haram. Pemahaman seperti ini bahaya," ujar Rubiyanti dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Senin.
Lembaga agama seperti Nadhlatul Ulama atau Muhammadiyah mestinya dapat memberikan pemahaman dengan membuka ruang dialog terkait kebhinekaan di masyarakat. Terlebih paham mengenai radikalisasi ini telah menyasar ke institusi pendidikan tinggi, misalnya melalui organisasi keagamaan di kampus. (asa)
http://www.cnnindonesia.com/kursipan...emo-makar-dpr/
hmm ada apakah gerangan..