Hampir semua orang menyukai mi berkuah yang disajikan panas-panas, apalagi jika disantap saat udara dingin. Tak hanya soal rasa, aromanya saja bisa menerbitkan air liur siapa pun yang ada di dekatnya.
Salah satu angkringan yang ada di Jalan Pandeyan, Yogyakarta, menjadikan mi instan sebagai satu-satunya menu yang dijual. Namun, mi instan yang mereka sajikan tak seperti mi instan yang disediakan di warung-warung mi pada umumnya.
Pernah melihat bungkus mi instan? Di sana tergambar mi yang telah matang dengan apiknya, ditambah dengan berbagai tambahan di atasnya yang terlihat nikmat. Ya, seperti itulah mi yang disajikan di angkringan yang bernama "Telap12" ini.
Tak heran, slogan angkringan ini pun berbunyi, "Disajikan persis bungkusnya". Hasilnya? Memang benar-benar mirip dengan mi yang terlihat pada gambar bungkus mi.
Rasanya tak usah ditanya. Aroma mi baru matang dengan uap yang masih mengepul serta paduan tambahan di atasnya saja sudah menerbitkan air liur. Namun, rasanya tak berbeda jika Anda memasak sendiri mi instan itu.
Meski demikian, Husni, pemilik angkringan, mengaku ada bumbu-bumbu yang ditambahkan, selain bumbu dari mi instan itu sendiri. Ada 8 rasa mi yang ditawarkan, mengikuti dari varian mi yang diproduksi oleh pabrikan.
Namun, menurut Husni, tak semua varian mi dari pabrikan disediakan di warungnya. Karena ada beberapa varian yang sulit untuk "dieksekusi" karena terbatasnya ketersediaan bahan pembuat tambahan di atas mi.
Rasa mi yang paling difavoritkan oleh pelanggan, ujar Husni, yaitu rasa kari ayam dan cakalang rebus. Sesuai dengan nama dan gambar yang terpampang di bungkus mi instan, Husni benar-benar menambahkan ikan cakalang suir di atas mi.
Kadang ada juga pelanggan yang meminta varian mi lainnya. Sebut saja seperti mi goreng cabe ijo. Ada juga yang meminta mi kocok bandung.
"Sekarang yang susah mi kocok bandung. Mi kocok bandung itu permintaan dari pelanggan, variannya yang susah, mi-nya juga beda, mi keritingnya beda," papar Husni.
Bermula dari kenangan masa kecil
Ide untuk menyajikan mi instan sesuai dengan gambar bungkusnya ini berawal dari kekecewaan Husni di masa kecil. Ia mengaku sewaktu kecil suka sekali makan mi, tetapi mi yang ia dapatkan saat disajikan tak sesuai dengan yang ia bayangkan.
Hanya mi biasa, berbeda jauh dari yang tergambar di bungkusnya. Saat dewasa, akhirnya ia teringat kembali dengan kenangan tersebut dan bertekad ingin menyajikan mi sesuai dengan yang tergambar pada bungkusnya.
Kenangan masa kecil pula yang membuat ia menamakan warungnya dengan nama Telap12. Jika dibaca akan berbunyi "telap-telep" yang artinya makan sangat lahap.
"Dulu kan waktu belajar bahasa Inggris, eleven twelve diajarin begitu sama guru. Nah, twelveitu kan bacanya kalau kita makan telap (seperti) twelve. Kalau makannya telap-telep makannya lahap banget," tuturnya saat menceritakan kenangan masa kecilnya sambil tertawa.
Jika Anda penasaran dengan mi instan persis bungkusnya, warung Telap12 di Jalan Pandeyan Nomor 10B bisa jadi salah satu alternatif kuliner Anda saat berada di Yogyakarta. Warung ini buka mulai pukul 15.00 WIB.
Ingat saja untuk jangan datang terlalu malam. Bisa-bisa Anda kehabisan varian mi yang tersedia karena warung ini sangat laris dikunjungi pelanggan setiap harinya.