Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phd.in.hatredAvatar border
TS
phd.in.hatred
Proyek One Belt One Road China, Apa Untungnya bagi ASEAN?
JAKARTA, KOMPAS.com China sedang gencar merajut jalur sutera modern antar negara dengan semboyan One Belt One Road. Tentu saja, jalur sutera modern ini akan melintasi kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menurut Senior Economist United Overseas Bank Limited (UOB) Suan Teck Kin, China kini sedang mencari konektivitas dengan seluruh bagian di dunia.


Dengan jalur sutera modern tersebut, China menyusun rute-rute perdagangan baru, menghubungkan kawasan-kawasan yang terdekat dengan negara tersebut. One Belt One Road mencakup lebih dari 60 negara.

Tidak hanya itu, proyek raksasa China ini 60 persen populasi dunia, 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global, dan 75 persen sumber daya energi dunia.

China kini sedang mencari konektivitas dengan seluruh bagian di dunia. Ada enam koridor yang menghubungkan China, kata Suan pada acara media briefing ASEAN & Belt and Road: Connectivity di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Suan mengatakan, tentu saja China tidak menyusun jalur sutera modern tersebut secara cuma-cuma. Menurut dia, proyek One Belt One Road tersebut merupakan proyek strategis China, di mana Beijing ingin sumber daya dan produk-produk masuk ke China.

Laut China Selatan kini sedang rapuh dan memanas. Oleh karena itu, mereka ingin mencari alternatif lain, ujar Suan.

Di kawasan Asia Tenggara, China membangun proyek jalur laut.

Suan menjelaskan, China sudah melakukan pembicaraan dengan Malaysia untuk membangun pelabuhan di Malaka. Selain itu, dalam waktu dekat China akan membujuk Singapura dan bahkan mungkin Indonesia untuk membangun proyek serupa. Sebab, China sudah membangun pelabuhan di Srilanka dan Pakistan.

Untuk mendukung jalinan jalur sutera modern ini, China menyalurkan dananya dengan membentuk berbagai bank pembangunan. Dana tersebut pun disebar ke berbagai negara yang masuk dalam peta jalur tersebut.

Di Indonesia misalnya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dananya berasal dari China Development Bank (CDB). Proyek itu tidak masuk dalam jalur sutera maritime, tapi masuk ke One Belt One Road juga, ujar Suan.

Nah, apa dampak One Belt One Road tersebut bagi kawasan Asia Tenggara?

Dampak yang terlihat adalah terdorongnya pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut. Suan menjelaskan, ASEAN masih tertinggal dibandingkan banyak kawasan negara dalam hal cakupan infrastruktur.

Asia Tenggara masih kalah dibandingkan kawasan Amerika Latin dan Asia dalam aspek jalan raya, jalur kereta api, akses telekomunikasi, listrik, dan air bersih.

Asia Tenggara dapat memanfaatkan proyek besar China ini untuk mengembangkan infrastruktur mereka. Semakin meningkatnya perekonomian di kawasan tersebut, maka kebutuhan akan infrastruktur pun akan semakin meningkat pula.



Proyek One Belt One Road China, Apa Untungnya bagi ASEAN?

Dengan jalur sutera modern tersebut, China menyusun rute-rute perdagangan baru, menghubungkan kawasan-kawasan yang terdekat dengan negara tersebut. http://kom.ps/AFvmmx



yang jelas nguntungin chinese
yg diincar kan lalu lintas malaka
sumatera jawa bakal banyak proyek kontraktor chinese

indo tanpa bantuan chinese bisa aja mandiri wong lokasi di khatulistiwa banyak sumber pangan

cuma klo pemimpinya bodoh y gitu gampang dimanfaatin
yang ada bangsanya sendiri tergusur pendatang

kek di pluit atau PIK itu emoticon-Leh Uga
0
4.7K
29
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.